Hai semuanya, namaku Rania. Aku anak pertama dari 4 bersaudara, aku mempunyai satu adik perempuan dan dua laki laki. Mereka bernama Alzea, Nino dan Putra. Adik pertamaku lahir tepat saat usiaku masih 2 tahun, adik ke duaku lahir saat umurku 4 tahun, dan adik ke tigaku lahir saat umurku 6 tahun. Rania lahir di Jakarta, 17 November 2002. Ia memiliki zodiak scorpio. Rania memiliki ciri tubuh sedikit gempal dan warna kulit yang tanskin. Untuk saat ini usia Rania sudah memasuki 17 tahun.
Ia menyukai warna berwarna pink dan light purple. Ia juga menyukai makanan yang berkuah seperti mie, bakso, dan seblak. Tetapi makanan yang sangat Rania sukai mie karena menurut Rania kuah mie sangat segar.
Rania adalah anak yang sangat extrovert, ia memiliki kepribadian yang sangat mudah bergaul, mudah beradaptasi dengan hal baru, dan memiliki banyak teman baik itu teman sekolah, teman luar sekolah, teman rumah. Hampir satu kotanya mengenal Rania. Menurut teman teman Rania adalah pribadi yang menyenangkan, ia adalah anak yang lucu, cerewet, dan aktif. Rania hanya bercerita kepada teman dekatnya saja, ia bernama Gwenda. Gwenda sangat memahami keadaan Rania, mengerti yang Rania rasakkan.
Ia bercita cita agar bisa kuliah di Universitas Gadjah Mada, dengan mengambil Prodi Hukum agar bisa menyuarakan hak hak perempuan yang mengalami ketidakadilan. Sewaktu sekolah Rania menyukai mata pelajaran sejarah, ia menyukai apapun yang berbau sejarah. Hobi Rania adalah menulis dan membaca buku.
Menjadi Rania bukanlah hal yang mudah karena ia anak pertama yang menggendong semua masalah dirumahnya, ia harus selalu mengalah kepada Adik Adiknya walaupun kadang Adiknya yang salah, ia selalu merasa bahwa ibunya pilih kasih.
Suatu hari Rania dan Adiknya bertengkar, karena adiknya merebut mainan milik Rania, kemudian adiknya langsung menggigit Rania. Rania pun membalas mencubit Adiknya, Adiknya menangis sangat kencang sampai terdengar oleh Ibu. Ibu memarahi Rania sampai Rania menangis, Rania menjelaskan apa yang telah terjadi tetapi Ibu tidak percaya.
"kamu sebagai Kakak harus bisa menjaga Adiknya bukan malah bikin adik nangis!" ucap Ibu sambil marah.
Kadang ia merasa tidak memiliki siapa siapa, tidak ada tempat untuk rania bercerita, berkeluh kesah. Rania selalu menceritakan kesahariannya dibuku dairynya, kadang ia menangis saat menulis ceritanya.
"sial! kenapa kehidupanku berjalan seperti ini" ucap Rania ngedumel.
Keesokan paginya Rania dan Teman Teman akan bermain dilapangan seperti biasanya, Ibu menyuruh Rania agar mengajak sang Adik, Rania patuh dan mengajak Adiknya pergi ke tanah lapang untuk bermain. Rania bermain bersama Gwenda, Radit, Nafis, dan Nana Kita bermain petak umpet sebagai permainan.
"HAHAHAHA Gwenda kamu jadi ya, kita yang ngumpet" ucap Radit dengan nada mengejek.
"Oke! ngumpetnya jangan jauh jauh ya" ucap Gwenda.
Semuanya berlari mencari tempat untuk bersembunyi, ada yang bersembunyi dibelakang pohon, di belakang gerobak, belakang pintu dan banyak lagi. Saat berlari untuk bersembunyi Alzea jatuh, ia terluka dan menangis. Rania pun mengajak Alzea untuk pulang, sesampai dirumah Ibu menghampiri Rania dan Alzea, menanyakan apa yang terjadi.
Rania menceritakan dari awal apa yang sebenarnya terjadi, Ibu menyalahkan Rania karena tidak bisa menjaga Alzea.
"kamu gimana si jadi Kakak jaga Adiknya saja tidak bisa" ucap Ibu sambil mengobati luka Alzea.
Rania menangis sambil berlari menuju kamarnya.
"Ngapain nangis, semua ini gara gara kamu!" kata Ibu dengan membentak.
Rania menangis didalam kamarnya, sambil menyalahkan dirinya.
"lagi lagi aku lagi lagi aku, kenapa aku terus!" sambil memukul kepalanya.
sejak saat itu Rania kesal dengan Alzea, karena gara gara Adiknya Rania selalu disalahkan oleh Ibunya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Untuk aku, maaf
Teen FictionRania Hanindya Putri adalah seorang anak perempuan yang sering merasa tidak diperlakukan adil oleh orang tuanya. Dia merasa orang tuanya lebih memberikan perhatian, kasih sayang, dan penghargaan kepada saudaranya, sementara dirinya sering diabaikan...