Pagi pun tiba, ayam berkokok seperti biasanya. Rania bangun pagi untuk berangkat ke sekolah, ia bergegas mandi agar tidak telat. Selesai mandi Rania dan Adiknya mencari jilbabnya, Rania menemukan jilbab ditumpukkan pakaian, tetapi Alzea belum menemukan jilbabnya.
"ini jilbab untukku saja, Kakak cari jilbab yang lain" ucap Alzea sambil memegang jilbab tersebut.
"kenapa tidak kamu yang mencari? kenapa harus merebut milikku? ini aku yang menemukannya dulu" kata Rania.
"aku akan telat untuk berangkat sekolah jika mencari jilbab yang lain" Jawab Alzea
Ibu mendengar percakapan Rania dan Alzea yang sedang berebutan jilbab, Ibu menanyakan apa yang sedang terjadi.
"ada apa? kenapa pagi pagi sudah ribut" tanya Ibu.
"Alzea merebut jilbabku, ia tidak mau mencari jilbab yang lain, padahal aku dulu yang menemukannya" jawab Rania sedikit kesal.
"berikan saja jilbab itu ke Adikmu! kamu cari jilbab yang lain"
"aku dulu yang menemukan jilbab ini, kenapa aku harus memberikan kepada Alzea?" tanya Rania.
Alzea menangis tetapi Rania berlari menuju cermin, untuk memakai jilbab tersebut. Ibu datang menemui Rania yang sedang bercermin.
"Sudah kasihkan jilbab itu ke Adikmu" ucap Ibu sambil menarik jilbab yang sudah dipakai Rania.
Rania dengan mata berkaca kaca, mengasihkan jilbab itu. Setelah itu Rania mencari jilbab yang lain, Rania buru buru untuk berangkat ke sekolah. Rania berangkat sekolah dengan berjalan kaki karena sekolahnya sangat dekat, ia berjalan sambil menangis.
Sesampai digerbang Rania membersihkan air mata dengan baju sekolahnya, tetapi pertanyaan tidak bisa dihindari.
"Ran kamu habis nangis ya?" tanya Kayla.
"engga kel, tadi aku kelilipan soalnya ada truck lewat" jawab Rania sambil tersenyum.
"oh okay ran aku ke kelas dulu ya, bye" sembari melambaikan tangan ke Rania.
Bel sekolah berbunyi.
"tengg tongg, tengg tongg"
Anak anak berlarian untuk masuk ke dalam kelas masing masing, jam pertama adalah bahasa Indonesia. Pelajaran berjalan seperti biasanya, tiba tiba jam istirahat tiba. Rania dan Gwenda keluar dari kelas bersama.
"kata Kayla kamu tadi berangkat sekolah nangis ya" tanya Gwenda.
"engga nda, tadi kelilipan" jawab Rania dengan wajah meyakinkan.
"aku tau kamu bohong, coba sekarang cerita ada apa kamu tadi pagi"
Rania menceritakan apa yang terjadi dari awal sampai akhir.
"wah gila si, yang sabar ya ran" jawab Gwenda.
"hahaha udah biasa, buat biasa aja" ucap Rania tertawa.
Jam pulang sekolah tiba, Rania dan Gwenda pulang berjalan kaki bersama. Sebelum pulang ia membeli jajan terlebih dahulu, Rania membeli es krim dan jajan yang lain untuk dimakan dirumah. Sesampai dirumah Rania mengambil mangkok untuk makan, Alzea melihat bahwa Kakaknya akan makan.
"Kakak makan apa?" tanya Alzea.
"kamu lihatnya apa?" jawab Rania kesal.
"aku minta dong"
Rania tidak menggubris omongan Adeknya, karena masih kesal dengan kejadian tadi pagi.
"minta dong kak plis aku mohon, aku pengen"
Rania memakan bakso tersebut tanpa menggubris Adiknya. Adiknya berlari menuju ke Ibunya.
"Ibu, Kakak ga mau ngasih aku makanannya" berlari menuju Ibu.
Ibu dan Alzea menghampiri Rania yang sedang makan di depan tv.
"bagi dengan Adiknya Kak, jangan pelit" tegas Ibu.
"kak! kakak mendengar Ibu tidak!"
"kakak!"
"duduk sini, kita makan bersama" jawab Rania.
Rania merasa hari itu sangat menyebalkan, belum selesai kesalnya dipagi hari, sudah ditambahin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Untuk aku, maaf
Teen FictionRania Hanindya Putri adalah seorang anak perempuan yang sering merasa tidak diperlakukan adil oleh orang tuanya. Dia merasa orang tuanya lebih memberikan perhatian, kasih sayang, dan penghargaan kepada saudaranya, sementara dirinya sering diabaikan...