bab 1

5.4K 16 0
                                    

"Apa? Mama akan menikah lagi?" tanya seorang gadis cantik dengan raut wajah terkejut

Dia adalah Freya Rivera, 20 tahun, putri tunggal dari Samuel dan juga Mariana.

Baru satu Minggu papanya meninggal akibat sebuah kecelakaan, dan kini sang mama, Mariana Flores sudah ingin mengisi posisi itu dengan lelaki baru.

"Papa baru saja meninggal, Ma. Bahkan, kuburannya pun belum kering." seru Freya tidak mengerti apa yang ada di pikiran mamanya

"Apa kamu tidak suka mama bahagia, Fre?" teriak Mariana dengan suara bergetar

Freya terdiam dengan perasaan berkecamuk. "Bukan begitu, Ma. Freya tidak melarang mama menikah, tapi apa tidak bisa mama menunggu sedikit lebih lama?"

Mariana tetap pada keinginannya, tanpa peduli dengan perasaan Freya.

"Percayalah Fre. Laki-laki itu baik, kamu juga sudah mengenalnya." seru Mariana, mencoba meyakinkan Freya

Freya hanya terdiam, bergulat dengan perasaannya sendiri. Seberapa keras pun ia melarang, tapi dengan sifat mama nya yang seperti itu, jelas dia akan kalah.

"Siapa dia Ma?" tanya Freya lagi

"Om Ridwan, teman bisnis papamu dulu."

Jawaban Mariana membuat Freya semakin terkejut. Dia tau betul bahwa om Ridwan bukan hanya sekedar teman bisnis papanya, melainkan selingkuhan Mamanya juga sewaktu papanya masih hidup.

"Apakah dia laki-laki yang menjadi selingkuhan mama dulu?" tanya Freya dengan sinis

Namun, bukan jawaban yang Freya dapat, melainkan sebuah tamparan keras.

"Jaga mulutmu, Freya! Dia bukan selingkuhan mama!" bantah Mariana

Freya hanya tersenyum sinis, merasakan sakit akibat pukulan itu.

"Baiklah, terserah mama saja," ucap Freya sambil berjalan meninggalkan Mariana dengan penuh kekecewaan

***

"Mas, Freya sudah menyetujui pernikahan kita," kata Mariana

Mariana segera memberikan kabar gembira kepada simpanannya itu. Saat suaminya masih hidup, bahkan dia tidak segan untuk bermain gila dengan Ridwan.

"Bagus, sayang. Aku juga akan membujuk Hugo demi pernikahan kita," jawab Ridwan

Hugo Delgado, 25 tahun, yang merupakan putra tunggal dari Ridwan.

"Besok, kau ajak Freya ke rumahku, untuk makan malam, sayang. Sekalian memperkenalkan mereka berdua, karena sebentar lagi akan menjadi saudara," kata Ridwan

Mariana mengangguk, mengiyakan permintaan Ridwan.

****

"Cepat sedikit, Fre! Mas Ridwan dan kakakmu pasti sudah menunggu." desak Mariana

Freya berjalan cepat keluar dari kamarnya sambil menggerutu.

"Iya, iya, ma, sebentar." gerutu Freya

Freya berjalan dengan anggun menghampiri mama nya. Dress berwarna putih yang ia kenakan menambahkan kesan elegan di tubuhnya.

Mariana segera menarik tangan Freya menuju ke mobil Porsche yang terparkir di depan pintu.

"Kenapa sih mama buru-buru sekali? Bukannya kalian sudah sering ketemu, ya?" tanya Freya sedikit kesal

Mariana hanya tersenyum, seolah-olah merasa seperti ABG yang akan berkencan.

"Kamu tidak mengerti, Fre. Sebentar lagi kita akan berkumpul menjadi satu keluarga," jawab Mariana dengan senyuman sumringah di wajahnya

Freya juga ikut tersenyum. Meskipun dalam hati kecilnya ia menolak pernikahan itu, tapi demi kebahagiaan sang mama dia rela mengabaikannya.

"Iya deh iya, calon pengantin baru," goda Freya

Mereka tertawa bahagia. Setelah itu, tidak menunggu lama, mereka berhenti di depan sebuah rumah.

Rumah yang sangat besar dan juga mewah. Bahkan banyak mobil sport berjejer di garasinya.

"Sayang, kamu sudah sampai?" tanya Ridwan menghampirinya, setelah tau kedatangan mereka.

Mariana terus tersenyum. "Iya mas. Tadi sedikit macet di jalan."

Mereka ngobrol sambil Ridwan menuntunnya masuk ke dalam rumah.

"Ini pasti Freya, kan?" tanya Ridwan sambil menatap ke arah Freya

Freya mengangguk lalu tersenyum manis.

"Salim dong, sama Om," bisik mama nya sambil menyenggol lengan Freya

Freya segera mengulurkan tangannya, lalu perlahan di raih oleh Ridwan.

"Halo, om. Saya Freya." ucap Freya memperkenalkan diri

Ridwan mengernyitkan keningnya, lalu menatap Mariana.

"Sayang, kenapa masih manggil om? Panggil papa dong. Kan sebentar lagi kita satu keluarga," pinta Ridwan

Freya hanya mengangguk.

Mereka berjalan ke arah meja makan yang tampaknya telah di siapkan sejak tadi.

"Oh, iya mas. Dimana Hugo?" tanya Mariana sambil menatap calon suaminya itu

"Dia lagi di jalan. Mungkin sebentar lagi sampai," jawab Ridwan dengan lembut

Freya menatap mereka berdua. Pantas saja mama nya tergila-gila pada om Ridwan, karena laki-laki itu begitu lembut dan penuh kasih sayang. Berbeda dengan papa nya dulu yang selalu suka marah-marah, bahkan kerap bersikap kasar kepada sang mama.

Saat mereka asyik ngobrol, suara pintu terbuka mengejutkan mereka. Di ambang pintu tampak seorang pria yang tinggi tengah berdiri.

"Hugo! Kemarilah, nak," teriak Ridwan memanggil putranya

Tampak jelas ketidaksenangan di wajah Hugo. Dia memang menentang pernikahan mereka.

"Hugo, perkenalkan ini Freya, calon adikmu," ucap Ridwan memperkenalkan mereka

Freya tersenyum sambil menatap wajah tampan Hugo. Sementara Hugo, dia tak henti menatap Freya dari ujung kaki hingga ke ujung rambut. Tampak senyuman licik di wajahnya.

"Kapan kalian akan menikah?" tanya Hugo tiba-tiba, sambil duduk di samping Freya

Ridwan sedikit terkejut dengan pertanyaan itu. Dia ingat jelas bagaimana penolakan Hugo saat itu. Tapi kini dia malah menanyakan hari pernikahan mereka.

"Kamu serius nak? Kamu menyetujui kami?" tanah Ridwan dengansuara bergetar

Hugo mengangguk, sambil terus menatap ke arah Freya. Jelas terlihat ada niat terselubung di matanya.

"Iya, aku menyetujui pernikahan kalian." jawab Hugo singkat

Ridwan dan Mariana tersenyum bahagia mendengar perkataan tersebut. Bagi mereka hal itu seperti mimpi yang menjadi kenyataan.

My FreyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang