🔞

3.7K 14 0
                                    

"Freya!" sapa salah satu temannya, Meta

Meta berlari menghampiri sahabatnya itu.

"Fre, ada apa denganmu? Kenapa matamu sembab?" tanya Meta sedikit cemas

Freya sontak menyentuh matanya, lalu segera menggeleng.

"Tidak ada apa-apa, Ta. Mungkin karena kebanyakan tidur semalam." jawab Freya sedikit gugup

Saat mereka berjalan sambil berbincang, terlihat pria tertampan di kampus itu tengah lewat. Dia adalah David. Dengan tubuh maskulinnya dan wajahnya yang tampan, David dijuluki pria tertampan di kampus itu.

"Fre, lihatlah..." ucap Meta sambil menunjuk ke arah David. "Dadanya sangat menggoda, Fre."

Saat Meta mengatakan itu, Freya sontak teringat dengan tubuh Hugo. Mengingat saat ia menyentuh dan meremas dada bidang kakaknya.

Seketika wajah Freya merona. Meta yang memperhatikan itu, segera mengernyitkan dahinya.

"Fre, jangan bilang kau membayangkan menyentuh dadanya." goda Meta sambil menyenggol lengan Freya

"Ngaco deh kamu. Mana berani aku membayangkan hal seperti itu!" bantah Freya sambil bergidik

Saat mereka saling menggoda, tiba-tiba David berjalan ke arah mereka, lalu berhenti tepat di depan Freya.

"Fre, aku ingin bicara denganmu." ucap David dengan nada dingin

Tanpa menunggu jawaban dari Freya, David sudah menarik tangannya. Menariknya ke sebuah gudang yang tidak terpakai.

"Ngapain kamu membawaku kesini, Vid?" tanya Freya sambil celingak-celinguk menatap sekeliling

Namun, David dengan gerakan cepat menghimpit tubuh Freya ke dinding. Lalu sebuah ciuman tiba-tiba mendarat di bibir manisnya.

Freya terkejut, sontak mendorong tubuh David. Tapi kekuatan David lebih kuat di bandingkan dengan Freya. David dengan mudahnya menahan tubuh kecil itu.

Tanpa memikirkan perasaan Freya, David mengulum bibirnya dengan penuh gairah. Bibir Freya yang masih menutup ia buka menggunakan lidah dengan paksa, hingga akhirnya Freya terbuai dalam ciuman itu.

"Umm!" lenguhan terdengar saat David meremas payudara Freya dengan lembut.

Freya menggeliat saat kedua tangan David tidak berhenti meremas payudaranya.

Ciuman itu beralih ke leher. Davit menciumi setiap inci leher Freya hingga Freya mendengus tidak karuan.

"Ahh! Kakak..."

Namun, siapa sangka, yang keluar dari mulut Freya malah kata 'kakak' yang membuat David menghentikan aksinya.

"Freya, tatap aku!" gertak David dengan tajam

Saat mendengar suara itu, Freya seketika membuka mata. Ia tersadar jika pria di hadapannya adalah David, bukan Hugo.

"Vid... Kenapa kau lakukan itu?" tanya Freya gemetar

David terdiam, tidak menjawab pertanyaan Freya. Tangannya mulai melepas kancing baju Freya.

"Vid, jangan!" Freya menghalangi tangan David, tapi tetap saja ia singkirkan.

"Kakak siapa, Fre?" tanya David

Freya menggeleng. Melihat itu, David semakin kesal. Dia membuka paksa baju Freya, dan seketika terkejut saat melihat semua tanda di tubuhnya.

"Fre... Kau..." David tampak terkejut. Ternyata gadis yang selama ini ia sukai telah di sentuh oleh orang lain.

"Siapa yang menyentuhmu, Fre? Siapa?" tampak wajah David memerah karena marah

Freya tidak berani menjawab. Baru kali ini dia melihat David semarah itu, dan itu membuatnya takut.

"Ada apa denganmu, Vid? Kenapa kau marah? Apa yang aku lakukan bukan urusanmu!" sergah Freya memberanikan diri

David semakin murka. Dia mengunci kedua tangan Freya di atas kepalanya. "Aku menyukaimu, Fre! Dan kau membiarkan tubuhmu di jamah oleh orang lain!"

Mata Freya berkaca-kaca. Dia ingin memberontak, tapi tangannya yang di pegang David membuatnya tidak bisa bergerak.

"Atau... Mungkin orang itu telah mengambil kesucianmu? Jawab aku Fre!"

David terus melontarkan pertanyaan-pertanyaan itu kepada Freya. Namun, Freya tidak menjawabnya sedikitpun.

Karena kesal dengan Freya yang terus membisu, David menyelipkan tangannya di sela-sela paha Freya. Dia berniat untuk mengeceknya sendiri, apakah Freya masih perawan, atau sudah ternoda.

"Vid, aku mohon, jangan." pinta Freya dengan air mata mulai mengalir

Namun, David tidak peduli dengan air mata itu. Ia menyelipkan tangannya ke dalam CD Freya, kemudian memasukkan jari tengahnya ke vagina Freya.

"Ahh! Cukup, David!"

David menggeleng, kecewa dengan apa yang ia rasakan. Senyuman sinis muncul di bibirnya.

"Ternyata kau sudah ternoda, Fre." ucap David

Wajah David memerah, tampak kekecewaan yang mendalam. "Ini hukuman untukmu karena telah memberikan keperawananmu kepada orang lain,"

David memasukkan satu jarinya lagi, terus menggerakkan keluar masuk. Mengocok vagina Freya hingga membuat gadis itu kelimpungan.

"Ahh! Cukup, bajingan!" racau Freya di iringi dengan sebuah umpatan

Freya merasa jijik dengan sentuhan itu, berbeda dengan saat Hugo yang menyentuhnya. Ia mencoba menjernihkan pikirannya, tidak ingin terbuai dengan kenikmatan itu.

Namun, jari-jari David yang keluar masuk di vaginanya sulit untuk ia abaikan.

"Ahh! Umm!" Freya menggigit bibirnya, berharap lenguhan itu tidak keluar lebih banyak.

"Cukup, Vid... Uhh! Tolong, hentikan!" racau Freya dengan tubuh terus menggeliat

Saat dia mulai kehilangan kendali, Freya memberanikan diri menendang selangkangan David hingga membuatnya terjatuh.

"Argh!!" David seketika tersungkur saat penisnya di tendang oleh Freya

"Sialan kau Freya!" desis David sambil terus memegangi penisnya.

Freya yang melihat David tidak berdaya segera memanfaatkan kesempatan itu untuk melarikan diri.

Dia merapikan pakaiannya, lalu berlari secepat kilat tanpa peduli dengan David yang kesakitan.

Freya berlari ke kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya. Dia tidak ingin bekas David menempel di tubuhnya.

Perasaan takut mulai merambat. Freya takut, jika Hugo mengetahui hal itu, dia akan membencinya.



My FreyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang