Mariana tampak gelisah. Ia segera berdiri dari tempat duduknya.
"Mau kemana, ma?" tanya Ridwan
"Mama mau melihat Freya sebentar, pa," jawabnya lalu bergegas pergi
Ridwan menatap punggung istrinya yang sudah menaiki tangga menuju kamar Freya. Setelah memastikan Mariana tidak terlihat, pandangannya beralih ke Hugo, putranya.
"Apa yang kau lakukan semalam?" tanya Ridwan menyelidiki kepada Hugo
Hugo tampak cuek. Ia menikmati buah yang tersedia di atas meja.
"Apa maksud papa?" tanya Hugo, tidak menunjukkan rasa khawatir sedikit pun
Ridwan kembali menatap tangga, takut jika istrinya tiba-tiba turun.
"Papa mendengar suara kalian berdua tadi malam." jelasnya
Hugo melirik ke arah ayahnya. "Suara siapa yang papa maksud?"
Ridwan mendengus kesal dengan putranya yang tampak bertele-tele.
"Jangan berpura-pura, Hugo!" desis Ridwan. "Papa tau semalam kau melakukan hal tidak senonoh dengan Freya kan?"
Hugo hanya tersenyum, tanpa merasa takut sedikitpun saat kelakuannya terungkap oleh ayahnya.
"Sialan kau, Hugo!" decak Ridwan, merasa sedikit kecewa
Hugo memicingkan matanya, menatap ke arah Ridwan dengan wajah muram.
"Jangan bilang, papa juga menginginkan tubuh Freya?" desis Hugo
Ridwan tampak gelagapan. Dia berusaha menghindari tatapan putranya.
"Jangan ngaco, kamu, Go! Mana mungkin papa mempunyai niatan seperti itu!" jawabnya dengan gugup
Hugo tersenyum sinis sambil mencondongkan tubuhnya ke arah Ridwan.
"Jangan pernah papa berpikir untuk melakukan hal itu dengan Freya!" desis Hugo pelan. "Hanya aku yang boleh menikmatinya. Jika tidak, aku pastikan pernikahanmu dengan Mariana akan segera hancur!" ancamnya
Ridwan menelan ludah saat ancaman itu terlintas jelas di matanya. Meskipun dia sangat menginginkan tubuh anak tirinya, tapi dia juga tidak ingin pernikahannya hancur.
"Oke, baiklah. Papa nyerah." ucap Ridwan dengan hati yang berat
****
"Fre, ini mama sayang. Mama masuk ya," teriak Mariana di depan pintu kamar Freya
Freya tampak bingung. Jika dia berjalan membuka pintu untuk ibunya, dia pasti akan curiga. Apalagi saat ini vagina Freya masih terasa perih.
"Masuk aja, ma. Pintunya tidak di kunci," teriak Freya akhirnya
Mariana membuka pintu lalu berjalan masuk. Dia bergegas menghampiri Freya yang terbaring di ranjang.
"Sayang, kamu kenapa? Bukankah kemarin masih baik-baik saja?" tanya Mariana cemas
"Freya hanya pusing ma. Mungkin karena kecapekan."
Namun, pandangan Mariana tertuju ke tempat lain, tidak begitu memperhatikan ucapan Freya.
Dia menatap meja di samping tempat tidur Freya. Terdapat sebuah bungkus kondom yang di gunakan oleh Hugo semalam. Karena panik, Freya hingga lupa tidak menyimpannya.
"Mama tidak makan?" tanya Freya mencoba mengalihkan pandangan ibunya
Mariana tersentak, lalu kembali menatap Freya.
"Sebentar lagi, sayang. Kamu mau mama ambilkan?" tanyanya lagi
Freya mengangguk, mengiyakan tawaran Mariana.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Freya
Teen Fiction🔞Freya Rivera, 20 tahun, seorang gadis cantik dan seksi. Karena sang papa Samuel meninggal dalam sebuah kecelakaan, ia harus rela membiarkan mama nya menikah lagi. Di keluarga barunya, Freya di perlakukan dengan buruk oleh anak dari laki-laki itu...