Caine melangkah masuk ke kasino di pinggir kota, mengenakan jaket kulit hitam dan celana bahan senada. Dengan rambut merahnya yang mencolok, dia dengan mudah dikenali oleh para pengunjung lain di dalam ruangan. Suasana kasino dipenuhi suara tawa dan ketegangan.
"Oh shit, si muda berambut merah telah datang!" seru seorang lelaki bertubuh besar dari meja roulette, matanya bersinar melihat kedatangan Caine dari arah lorong kasino.
"Hei! Apa kabar?" Caine menjawab sambil melambai. Ia menuju ke arah meja dengan langkah yang mantap dan percaya diri.
"Berharap kamu membawa sedikit keberuntungan untuk kita semua malam ini." lanjut Jourgan, tertawa. "Tapi hati-hati, banyak yang sudah menunggu untuk menantang kamu."
Caine mengangguk, merasa nyaman dengan perhatian yang diterimanya. "Aku hanya ingin bermain, bukan menjadi target."
Saat ia melangkah lebih jauh ke dalam kasino, dia menyapa beberapa pemain lain. "Apa kabar, semua? siap untuk taruhan besar malam ini?"
Salah satu wanita yang lebih muda darinya di meja blackjack, Mia, tersenyum dan berkata. "Kamu selalu siap untuk bertaruh, Sir Caine. Apa yang kamu bawa malam ini?"
Caine mengeluarkan chip dari dalam saku, gerakannya menyita perhatian dari banyak pengunjung kasino "Sedikit lebih dari malam biasanya, mari kita lihat seberapa berani aku malam ini."
Ketika dia duduk di meja blackjack. Dealer, seorang wanita berambut pirang, tersenyum. "Selamat datang kembali, Caine. Berapa banyak yang akan kamu pertaruhkan kali ini, hm?"
"Biarkan aku coba dengan seribu." jawab Caine, meletakkan chip di tengah meja.
Mia menatapnya, sedikit terkejut. "Wow, langsung melompat, rupanya? kamu tidak takut gagal?"
Caine tersenyum, memandangi kartu yang dibagikan. "Hidup ini terlalu pendek untuk ragu-ragu. Lagipula, aku tahu ada yang menungguku di akhir permainan."
Malam itu berlalu dengan cepat, dan meskipun kadang-kadang dia kalah, dia selalu kembali dengan percaya diri. Saat permainan berlanjut, Caine merasakan aura di sekitarnya—keberuntungan dan ketidakpastian, dua hal yang tak terpisahkan dalam dunia perjudian.
Ketika permainan selesai, dan dia berdiri dengan chip yang lebih banyak dari sebelumnya, dia merasa diakui. "Bisa dibilang, rambut merahku membawa keberuntungan." ujarnya menggoda.
Jourgan dan Mia tertawa. "Kami semua tahu, kamu bukan hanya membawa keberuntungan, tapi kamu adalah bagian dari permainan ini."
Caine tersenyum, merasakan kebanggaan menjadi bagian dari dunia yang penuh risiko dan imbalan. "Aku akan terus bermain, selama ada taruhan yang bisa menguntungkanku."
Setelah kegiatan perjudian selesai, Caine merasakan adrenalin mengalir dalam dirinya. Kemenangannya membuat banyak peserta judi merengut kesal, mengarahkan tatapan tajam ke arahnya. Namun, Caine tidak peduli akan hal itu. Dia melangkah dengan percaya diri menuju meja di pojok kasino, tempat favoritnya.
Begitu dia duduk dan menyandarkan punggungnya, dia menghela napas, menikmati momen ketenangan di tengah hingar-bingar kasino di pinggir kota.
Tiba-tiba, seseorang menghampirinya. Seorang pria bertubuh kekar dengan tatapan tajam berdiri di depan Caine, menyilangkan tangan di dada. "Siapa dirimu?" tanyanya, suaranya menggema di ruangan.
Caine menatapnya dengan santai, tidak terpengaruh oleh sikap menantang pria itu. "Caine. Siapa kamu?"
"Tidak penting siapa diriku." jawab pria itu, tatapannya menilai Caine dengan skeptis. "Aku hanya ingin tahu, apa yang membuatmu begitu berani bermain judi? kau tampak begitu muda, tempat ini beresiko."
KAMU SEDANG MEMBACA
Adored Heir. [RionCaine]
Teen FictionPertemuan yang tidak terduga di sebuah ruang hampa yang menyesakkan, menyatukan dua insan sama ke dalam titik euforia yang sulit dihentikan.