BAB 5

14 9 1
                                    

di siang hari ini, arlino , ia telah rapi dengan kaos dan jaket jeans. kini ia akan pergi kumpul bersama tongkrongannya. arlino tidak datang ke kantor hari ini , sebab ia mengatakan ada urusan pribadinya.

kali ini ia tidak berkendara menggunakan mobil, melainkan dengan motor sportnya. melihat motor sportnya ia jadi merindukan masa" SMA dan kuliah, sebab selalu menggunakan motor saat berkendara.

"udah lama ya gua ga pake lu" ucapnya kepada motornya itu

setelahnya arlino melajukan motor menuju tempat ia berjanji dengan teman"nya.

kini ia telah sampai di sebuah cafe, yaitu CAFE HARMONY , sesampai disana ia langsung menuju ke tempat temannya berada

"halo bro, udah lama gak ketemu, masih ada lu rupanya" ucap maven salah satu teman arlino

"jadi maksud lu gua udah mati gitu" ucap arlino dengan tatapan sinisnya

"hahaha , santai aja tu mata gausah sinis sinis. serem amat" ucap vion

"tau nih si lino, santai dong bro. kalo gua liat liat gua tebak lu lagi punya masalah sih kayak nya" ucap maven

"emang, punya masalah dia sama orang tua nya" ucap dergan

"masalah ap tuh cerita lahh"

"gua risih akhir akhir ini , gua diteror mulu sama orang tua gua" ucapny

arlino pikirannya memang tidak karuan sekarang , selalu saja ia ditanya soal pernikahan. benar benar membeban kan arlino, apalagi ia sambil bekerja dan akhir" ini ia sangat sibuk. baginya tidak ada waktu untuk sekarang berkenalan dengan seorang perempuan.

arlino bercerita semua tentangnya yang selalu saja diteror oleh kedua orang tuanya. dan temannya bilang akan membantunya mencari pasangan , tetapi arlino menolak itu. arlino pernah bilang , ia tak bisa mencintai jika bukan dari hatinya yang datang sendiri , arlino bukan lelaki yang semena mena yang suka memainkan perasaan ataupun cinta karena fisik. jika ia jatuh cinta maka itu benar benar dari hatinya bukan dari fisik seseorang.

"jadi lu maunya gimana anjir" tanya vion

"gatau juga gua" ucapnya

"aelahh no perasaan jawaban lu itu itu mulu , disuruh ini gak mau , disuruh itu gak mau , mau lu kayak apa sih" ucap dergan

"mau guaa kayak...." qucap arlino terhenti ketika ia melihat keberadaan ayhesa disana

●●●

"iss bener bener ya gue kesel bangett del" ucap ayhesa

"yaudah kali sa , gitu gitu dia juga bos lo kan" ucap adeline sahabat ayhesa sejak mereka menduduki bangku SMP

"iya sih tapi ngeselin banget, enak bener dia nyuruh gue ini itu" gerutu kesal ayhesa

"lohh itu bukannya bos lo ya sa" tanya adeline ketika melihat arlino

"ehh iya kok dia disini sih"

"pulang aja yuk del , gue males ketemu dia" ajak ayhesa

ayhesa pun langsung menarik tangan adeline dengan terburu buru keluar dari cafe tersebut.

"ehh ehh sa sabar dong sa jangan tarik tarik" ucap adeline

"AYHESA" teriak seseorang memanggil dari kejauhan

mendengar namanya dipanggil sang pemilik nama langsung menghentikan langkahnya yang hendak keluar dari cafe tersebut , dan sudah ia duga itu adalah arlino.

merasa terpanggil sekarang, ayhesa menyuruh adeline untuk pergi duluan.

"apa" ketus ayhesa

"duduk" suruh lino

ayhesa merasa kesal dengan arlino, karna memanggilnya tiba tiba dan menyuruhnya ikut duduk bersama tongkrongan laki laki.

"ada apa sih , harusnya lo pura pura ga liat aja tadi , iss" kesal ayhesa

"kenapa lu bisa disini" tanya lino

"lah terserah gue lah mau kemana, ngapain lo sewot, emang ini punya bapak lo" ucap ayhesa menaikan nada bicara nya

"widihh siapa nihh no , gebetan lu ya" ucap dergan

"apasih nih orang, mulut tuh dijaga ya, jangan asal ceplas ceplos aja. enak aja tuh mulut gebetan gebetan, gak sopan tau gak lo" ucap ayhesa

"salah banget gua ngomong tadi" gumam dergan

maven dan vion hanya tertawa melihat tingkah laku dergan.

"dia sekretaris gua dikantor" ucap arlino kepada temannya

maven, dergan , dan vion hanya mengangguk paham ketika mendengar arlino memberitahu bahwa ayhesa adalah sekretaris arlino dikantor.

mereka menghabiskan waktu mereka di cafe tersebut kurang lebih sudah 2 jam sejak kedatangan ayhesa.

dan ayhesa yang terpaksa harus menunggu arlino sampai ia selesai. sebenarnya ia malas untuk ikut duduk disini , tetapi karena arlino memaksanya untuk menunggu nya ia terpaksa harus menunggu.

"lu pulang sama gua aja" ajak arlino

"gak perlu gue pulang pakek ojek aja" tolak ayhesa

"gak , lu harus pulang sama gue" paksa arlino lalu segera menyuruh memakai ayhesa untuk segera memakai helm dan duduk di jok belakang motor

dengan terpaksa akhirnya ayhesa menuruti kemauan bos nya itu. jika bukan karna bos nya , ayhesa pasti menolak dengan tegas ajakan arlino.

selang berapa menit kemudian saat diperjalanan ayhesa membuka suara untuk berbicara kepada arlino

"pak , kok lu bisa si kayak anak muda nongkrong nongkrong gitu" tanya ayhesa

"jadi lo liat gua ini udah tua gitu"

"bukan gitu maksudnya. secara lo kan ceo ya , biasa nya ceo itu lebih ke formal gitu" jelas ayhesa

"gatau lah gua emang gini dasarnya" ucap lino

"lo keren banget pak" puji ayhesa

"emang" pede nya

●●●

sesampainya mereka di apartemen ayhesa, ayhesa turun dari motor dan segera masuk ke dalam apartementnya, sambil tersenyum dan mengucapkan terima kasih kepada arlino.

deg...

seketika arlino merasa hatinya tersentuh ketika melihat ayhesa tersenyum padanya.

"sialan lo lino , ada apa sih sebenarnya" gumamnya ketika masih belum mengerti dengan apa yang dirasakannya sekarang


TERIMA KASIH









ARLINOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang