Mama Anna tersenyum melihat banyak makanan di atas meja makan, itu di masak olehnya dengan di bantu oleh dua menantunya, Singto dan Weir.
Weir mengambil kursi bayi untuk dua anaknya, dia mendudukkan Aroon dan Airin di sana, sedangkan Korn, Krist, dan papanya sudah duduk di kursi meja makan. Singto duduk di samping Krist, dan Weir duduk di samping Korn sekarang.
"Apa kamu yakin sudah baik-baik saja?" Tanya papa Edward pada Krist.
"Papa menanyakan hal yang sama sudah 20 kali, apa papa tak bosan?" ucap Krist.
Ya, sejak semalam Krist pulang ke rumah, papanya terus menanyakan apa dia baik-baik saja, Krist sudah menceritakan semua yang terjadi pada papanya, Krist juga sudah mengatakan jika selama 1 tahun ini dia sangat baik, bahkan tak pernah demam walau hanya satu haripun, tapi sepertinya papanya masih belum puas dengan cerita Krist tadi malam.
"Aku baik-baik saja, pa. Buktinya aku sangat sehat sekarang" Ucap Krist.
"Ayo makan" Ucap mama Anna sambil tersenyum.
Kini semuanya memulai makan siang mereka dengan di temani oleh celotehan dari Aroon dan Airin.
"Jadi phi Korn dan phi Weir tinggal dimana sekarang?" Tanya Krist.
"Di kota X, Jalan Xxx" Ucap Korn.
"Kenapa jauh sekali, phi" Ucap Krist.
"Bukankah sejak dulu aku memang sangat ingin tinggal di kota itu? Jangan khawatir, mama dan papa tak kesepian karna ada Singto" Ucap Korn.
"Aku juga bahagia bisa menemani mama dan papa di rumah ini" Ucap Singto, mengingat jika dia hanya sebatang kara di dunia ini, ia sangat bahagia masih di perbolehkan tinggal bersama mertuanya, bahkan mertuanya selalu memperlakukannya dengan baik dari dulu hingga sekarang.
"Apa aku boleh meminjam Aroon dan Airin, aku ingin bermain dengan mereka di kamar?" Ucap Krist.
"Tentu, jika kamu ingin tidur bersama mereka juga boleh" Ucap Korn yang mendapatkan satu cubitan kecil dari Weir karna dia paham maksud suaminya itu.
Setelah makan siang, Krist menggendong Aroon, sedangkan Singto membawa Airin ke kamar mereka.
"Aku tak sabar ingin menimang anak ku sendiri" Ucap Krist sambil melihat Aroon dan Airin yang terbaring di atas ranjang mereka.
"Aku juga, aku sangat bahagia dengan hadirnya Aroon dan Airin" Ucpa Singto.
"Apa perlu kita membuatnya sekarang?" Ucap Krist dengan senyum mesumnya.
"Krist!"
"Ya, agar kita bisa segera menimang anak kita sendiri" Krist menggendong Aroon dan Airin membawanya keluar dari kamar mereka.
"Phi Korn" Ucap Krist sembari mengetuk pintu kamar Korn sehingga membuat Korn langsung beranjak dari atas tubuh Weir.
Weir menutup tubuh polosnya dengan selimut, Korn memakai celana pendeknya dan berjalan dengan perasaan kesal membuka pintu kamar.
"Ada apa Krist!?" Ucap Korn marah.
"Anak phi" Ucap Krist sembari memberikan bayi kembar itu, kemudian Krist berlari kecil ke kamarnya.
Korn mengunci pintu kamar dengan rasa bingung, mereka baru melakukan pemanasan, belum memulai permainan tapi sudah di ganggu.
"Sayang" Ucap Korn pada Weir.
Melihat Aroon dan Airin, Weir langsung beranjak dari ranjang, memungut pakaiannya dan memasangnya kembali.
"Aku akan menidurkan mereka dulu, phi" Ucap Weir.
"Bagaimana dengan ku?" Ucap Korn dengan wajah memelas.
"Tunggu sebentar" Ucap Weir.
"Tapi aku juga ingin di tidurkan" Korn menatap bagian bawahnya yang masih mengacung tegak.
Weir tak menghiraukan Korn, dia mengambil alih Aroon dan Airin dari gendongan suaminya.
"Waktunya tidur siang" Ucap Weir pada dua anaknya.
Weir merebahkan si kembar di atas ranjang, dia mengambil botol susu yang memang sudah di siapkannya tadi dan memberikannya pada kedua anaknya.
Hanya membutuhkan waktu beberapa menit, Aroon dan Airin langsung terlelap karna sekarang memang jam tidur siang mereka.
"Sayang" Ucap Korn saat melihat Weir juga sepertinya ingin tidur.
"Hmm" gumam Weir malas.
"Ayo"
"Ada Aroon dan Airin disini phi"
"Apa gunanya sofa dan kamar mandi" Bisik Korn sembari menggendong tubuh Weir, Korn membawa Weir ke sofa yang ada di kamarnya, dan mengukung tubuh Weir disana.
"Phi! Aku lelah" Ucap Weir sambil berusaha untuk mendorong dada Korn agar beranjak dari atas tubuhnya.
"Sebentar saja, sayang" Ucap Korn sembari melepas pakaian Weir dengan cepat, Weir mulai pasrah sekarang.
Tbc.
![](https://img.wattpad.com/cover/375969683-288-k733033.jpg)
YOU ARE READING
Closer To You
FanficKrist tahu betul dia sudah sangat keterlaluan, dan penyesalan memang selalu datang di akhir, dulu dia di cintai dengan hebat oleh Singto, sekarang Singto mati rasa karna ulahnya, di tambah dia harus bersaingan dengan saudaranya sendiri demi mendapat...