Hai guys, selamat datang di wattpad Bawa Aku, Tuhan.
⚱Follow dulu sebelum membaca⚱
kuecubittampol♪♪♪
Sore hari sepulang sekolah, mereka berkumpul di apartemen Cakrawala untuk mengerjakan tugas kelompok yang di berikan oleh guru mereka.
Tanaya sedari tadi tak mengalihkan pandangannya dari wajah Askara. Tanaya melihat, pipi Askara sedikit memar. Askara yang menyadari bahwa dirinya sedang di perhatikan bertanya.
"Kenapa?" Tanya Askara.
Tanaya langsung menunjuk pipi bagian kanan Askara. "Ini kenapa?" Tanya Tanaya.
Askara hanya menggeleng. Dirinya, tak berniat menjawab. Tanpa di beri tau pun, mereka pasti sudah mengetahui apa penyebabnya.
Wiratama yang sedang berkutat dengan sebuah karton untuk membuat nama kelompok mereka langsung meletakkan karton tersebut di atas meja.
Wiratama melirik Bumantara seolah sedang bertanya tentang apa yang terjadi.
Bumantara yang menyadari langsung menjelaskan. "Di pukul sama Papanya."
Wiratama menggeleng-gelengkan kepalanya tak habis pikir dengan pola pikir orang tua Askara.
Seorang anak remaja yang dituntut untuk sempurna oleh kedua orang tuanya. Mana bisa lah, dia bukan robot!
"Di pukul lagi lo?" Tanya Cakrawala.
Askara mengangguk. "Untung tadi Tara datangnya cepet. Kalo Tara tadi datengnya terlambat, mungkin gue udah kehilangan kesadaran."
Bumantara mendekap dan mencium dahi Askara untuk menyalurkan kehangatan.
Sudah tak terhitung lagi berapa banyak pukulan yang Askara Terima dari Papa dan Mama nya hari ini. Beruntung, tadi Bumantara datang dan langsung menarik Askara ke dalam dekapannya, saat melihat perempuan itu di pukul habis habisan oleh Papanya.
Tentu saja, perilaku Bumantara membuat emosi Fander- Papa nya Askara semakin meledak.
"Kamu ini, lancang sekali masuk ke rumah saya tanpa izin!" Fander berkacak pinggang.
Bumantara tak menjawab, dirinya hanya tersenyum.
Fander sudah terlebih dahulu kesal kepada Bumantara karna masuk ke dalam rumahnya tanpa izin.
Alhasil, dirinya melayangkan satu bogeman ke wajah Bumantara.
Beruntunglah orang yang dekat dengan Bumantara. Karna, kesabaran laki-laki itu sangat luas. Bahkan, ketika di pukul berkali-kali oleh Fander, Bumantara masih bisa menahan dirinya agar tak membalas pukulan dari laki laki itu.
Fander mendorong-dorong tubuh Bumantara agar dirinya menjauh dari putrinya.
"Minggir kamu, kamu bukan siapa siapanya Ara! Cepat sana," Bentak Fander.
Saat Fander hendak menarik Askara dari belakang Bumantara, dengan sigap dirinya melindungi perempuan yang dirinya sayang keluar dari dalam rumah ber-hawa neraka itu.
Setelah mereka sampai di depan motor ninja milik Bumantara. Dirinya buru-buru memasangkan helm yang dirinya bawa untuk Askara tadi.
Setelah selesai, Bumantara dengan segera memegang tangan Askara, agar permpuan itu naik ke atas motornya.
"Cepat naik Ra Nanti keburu Bokap kamu keluar," Titah Bumantara.
Askara langsung naik ke motor Bumantara. "Sudah!" Askara memujuk bahu Bumantara. Tujuannya agar laki-laki itu dengan segera menarik pedal gas motornya.
♪♪♪
Tbc
.
.
.Jangan lupa follow akun Author
kuecubittampolVote sama komen nya jangan lupa ya.
Yang nggak ninggalin jejak, berarti tuyul!
KAMU SEDANG MEMBACA
Bawa Aku, Tuhan [Berhenti Sementara]
Teen Fiction"Tuhan, kumohon bawa aku kedalam pelukan mu. Aku lelah, Tuhan." Askara, berperan sebagai Anak Tunggal yang selalu di banding bandingkan dengan keluarga atau tetangga nya. "DASAR ANAK SIALAN, TIDAK ADA GUNA!" Fander- Ayah Askara menendang Askara se...