"Air membasahi wajahku.., aku tak tau harus berbuat apa lagi..., Nebula.., maafkanlah diriku wahai kembaran ku, aku tau aku salah..., aku rindu kau Nebula..., alam sudah mengendalikan pikiranku, maukah kau memaafkan ku? "
Begitulah isi tulisan Gerhana, seorang penyair di kerajaan, entah mengapa dirinya mulai pulih dari kendali pikiran, ia mulai menyadari kondisi kembaran nya, Nebula. Ia ingin sekali mencari kembaran nya itu, namun itu seperti tak mungkin..., kembaran nya sudah menghilang entah mengapa, ia bahkan sudah lupa kapan terakhir kali ia bertemu dengan Nebula.
Ia hanya bisa menyesali perbuatannya itu. Mengapa ia sangat mudah dikendalikan? harus nya ia memberontak dari situ dan menyelamatkan kembaran nya, namun.., begitulah takdir, tak ada yang bisa mengubah nya lagi bukan?
_______
Bulan, Arunika, Nirwana dan Purnama pun akhirnya berhasil mendapatkan Batu Bintang Putih, mereka segera turun dari awan yang turun karena ledakan. Mereka segera berlari ke arah Tanjung Eunoia, secara tiba-tiba, Amerta menghampiri mereka dengan raut wajahnya panik, Bulan dan yang lainnya sangat bingung melihat Amerta panik, ada apa dengannya?
"Amerta, apa yang terjadi pada kau? apa kau tak apa?"
Amerta dengan nafas ngos-ngosan, ia menjawab pertanyaan Arunika.
"A-adi, dia bisa-bisanya bertarung melawan Wiyata tanpa bantuanku! aku tak tau bagaimana keadaan dia sekarang, kita harus segera keluar dari dunia ini!"
Mereka semua terkejut, bagaimana lelaki cengegesan seperti Adi melawan Wiyata yang bahkan jauh lebih kuat daripada dirinya? namun tak ada lagi yang bisa menghentikan ia.
"Sudahlah! ayo ikuti aku! kita harus segera meninggalkan dunia misterius ini!"
"Tetapi bagaimana dengan Adi dan Nebula? masa kita ninggalin dia? "
Amerta terdiam sesaat, hingga ia menyadari bahwa mereka telah bertemu dengan Nebula, bagaimana bisa mereka bertemu dengan Nebula? ia saja bahkan belum bertemu dengan Nebula, akhirnya mereka memutuskan untuk mencari Nebula sebelum mereka meninggalkan Tanjung Eunoia.
Namun meskipun mereka telah mendapatkan Batu Bintang Putih, mereka harus menunggu Ledakan Nebula selesai, karena setelah ledakan itu berhenti, akan terbuka sebuah gerbang yang membawa mereka kembali ke Desa Asmaraloka, dan juga mereka harus segera menghentikan pertarungan Adi dan Wiyata secepat mungkin.
"SUDAHLAH ANAK MUDA!! JANGAN IKUT CAMPUR URUSAN ORANG DEWASA!! URUSILAH URUSAN KAU!!"
Begitulah apa yang dikatakan oleh Wiyata kepada Adi, mereka bertarung sangatlah sengit, entah apa yang dipikirkan oleh Adi, ia sangatlah berani melawan Wiyata yang justru lebih kuat dari dirinya.
"Bagaimana ini Amerta? kita harus gimana lagi? Adi sama Wiyata tak bisa diberhentikan lagi? "
"Ah sudahlah! sebaiknya kita mencari Nebula dan kembarannya! daripada kita mengurusi si Adi itu! "
Akhirnya mereka semua segera pergi dari Tanjung Eunoia dan segera berlari menuju hutan yang sangatlah rindang, tempat dimana gua tempat Bulan dan teman-temannya bersembunyi, mereka benar-benar tak tau harus apalagi, mereka juga harus menyelamatkan Nebula dan Gerhana dari dunia misterius yang telah menyebabkan ketakutan diantara mereka semua.
Saat mereka sedang mencari Nebula dan kembarannya, Gerhana, secara tiba-tiba mereka bertemu dengan Nebula yang tergeletak pingsan di dekat sebuah sungai dan sebuah tebing yang cukup curam dan anehnya, baju yang ia kenakan telah berlumuran darah, dan disamping, terdapat kertas yang juga berlumuran darah, ada apa sebenarnya?
Saat mereka hanya bisa terdiam, bertanya-tanya dalam hati mereka, Bulan memberanikan dirinya untuk mengambil surat di sebelah tubuh Nebula yang tergeletak pingsan, saat Bulan membaca isi tulisan dari kertas tersebut, ia sungguh terkejut, ternyata selama ini, Gerhana, kembaran Nebula ingin sekali keluar dari dunia itu, entah apa yang terjadi dalam pikiran nya, alam di Kepulauan Pancarona telah mengendalikan pikiran, dan ia mencoba untuk melepaskan kendali atas pikiran nya, ia selalu menganggap Nebula sebagai sebuah hama bagi dirinya, karena itulah ia mencoba untuk membunuh Nebula.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dermaga
FantasyMungkin itulah yang dipikirkan Bulan, kebingungan adalah hal yang sekarang melekat pada isi pikiran Bulan, dimana dirinya??, dia terbangun di sebuah dermaga tanpa ada orang-orang. bagaimana kelanjutan nya? ayo dibaca kakak/abang 😁 [!TAHAP REVISI!]