(Kali ini ceritanya agak pendek ya kakak/abang, maaf banget ya 🙏, oke silakan lanjut ke cerita 📖)
Gerhana, ia adalah kembaran dari Nebula, mereka berpisah semenjak Wiyata mengambil Nebula dan menjadikan nya sebagai penulis kerajaan, mereka berdua bagaikan sebuah ledakan yang saling bertabrakan satu sama lain dan berpisah membentuk galaksi-galaksi yang terpisah satu sama lain.
Gerhana adalah seorang lelaki yang bisa dikatakan..., ia memiliki sifat sama seperti namanya, ia suka menutup-nutupi rahasia kerajaan dan Ratu Wiyata, ia adalah seorang penyair di kerajaan milik Ratu Wiyata, semenjak Wiyata mengambil Nebula, Gerhana mulai merasakan hal yang tak biasa, pikiran nya seperti mulai dikendalikan oleh alam di Kepulauan Pancarona, semenjak saat itu, ia mulai terhipnotis oleh alam disana, ia menjadi penyair kerajaan juga karena alam seperti memerintahkan nya, tidak masuk akal bukan?
Semenjak saat itu, keberadaan mereka berdua menjadi misteri, mereka berdua hanya muncul ke permukaan 12 tahun sekali,setiap terjadi Ledakan Nebula di Kepulauan Pancarona.
Mereka berdua berasal dari Ras Ambara, ras terbanyak setelah Ras Tirtha, Ras Ambara di pimpin oleh Raja Jenggala, namun ia dibunuh oleh Dirgantara juga, ya!, setiap ras di Kepulauan Batu Bintang memiliki pemimpin mereka masing-masing, namun seluruh pemimpin mereka dibunuh oleh Dirgantara, kecuali pemimpin Ras Dikara, mengapa?, masih menjadi rahasia.
Amerta, ia adalah seorang wanita berketurunan Ras Tirtha, namun meskipun ia adalah seorang keturunan Ras Tirtha, ia sangat menentang pemerintahan Wiyata, meskipun Wiyata berjuang untuk melindungi Desa Asmaraloka dan Kepulauan Batu Bintang dari Baswara, namun ia selalu meneror para penduduk Pulau Batu Bintang utara dengan dunia lainnya, sebenarnya, alasan Wiyata melakukan itu adalah ia terkadang membutuhkan sebagian orang untuk membantu kerajaan nya tetap berdiri, dan hanya untuk melindungi orang-orang dari hal yang tak diinginkan.
Amerta sudah hidup di dunia misterius itu sejak usianya 12 tahun, ia berjuang, bertahan sendirian, terkadang ia bertemu oleh beberapa orang yang juga terjebak di dunia itu, namun, mereka hilang tanpa jejak, entah bagaimana..., Amerta tumbuh dengan menyusaikan diri di dunia misterius itu, saat usia nya 14 tahun, ia pernah ditawari menjadi penyair kerajaan, ia bersedia pada saat itu, semenjak saat itu, ia mulai membongkar seluruh rahasia dari dunia misterius itu dan tentang kehidupan Wiyata juga, ia berhenti menjadi penyair kerajaan saat usia nya 15 tahun, dikarenakan perlakuan Wiyata yang sangat buruk padanya.
______
Kesedihan menimpa perasaan Nebula, ia merasa seperti dipenjara di sebuah dunia kosong yang dipimpin oleh sang penguasa kejam, ia tak dapat percaya apa yang telah menimpa pada dirinya.
Secara tiba-tiba, Nebula menarik tangan Bulan dan pergi dari tempat persembunyian mereka, ia membawanya ke gua tempat Bulan dan teman-temannya bersembunyi, ia melepaskan genggaman nya dan meninggalkan nya sendirian tepat di depan gua, Bulan sungguh heran dengan perilaku Nebula, apa yang terjadi padanya?, apa yang membuat nya berperilaku seperti itu?, ia mengejar nya balik dan bertanya kepadanya.
"Ada apa dengan kamu?, apa yang terjadi sebenarnya?, kamu tak apakan?"
Nebula berbalik, ia memberikan sebuah surat, Bulan sungguh kebingungan, sedari tadi, ia terus mendapatkan banyak surat, dan membaca nya, namun dengan terpaksa, ia menerima surat itu.
Bulan masuk kedalam gua itu kembali, kali ini, ia mendapatkan teman-teman nya sudah tertidur, ia pun segera membangunkan teman-teman nya.
"Ada apa ini lan?, apa yang terjadi dengan kau?..."
"Hey!, aku mendapatkan kembali surat dari Nebula, kalian harus segera membacanya! "
Mereka sangat kebingungan, siapa Nebula?, hingga secara tiba-tiba Arunika berbicara dengan raut wajahnya pucat nya ke semua orang.
"Apa jangan-jangan..., dia adalah orang yang menulis surat tentang ledakan itu?, jangan bilang dialah orang nya! "
Bulan mengangguk pelan, semua orang bingung termasuk Adi, ia membalas perkataan Arunika dengan nada yang cukup tinggi.
"Arunika?, apa yang kau katakan?, siapa Nebula? , apa surat yang kau maksud itu? "
"Aah!, sudahlah!, kalian hanya buang-buang waktu ku saja!, cepetan ayo baca! "
Bulan membuka isi surat dan mereka semua membacanya.
"Rahasia"
"Wahai Bulan...,,ini aku Nebula..., tolong selamatkanlah kami..., Malam ini adalah Ledakan Nebula, ledakan ini hanya terjadi 12 tahun sekali, carilah Batu Bintang Putih, mereka akan muncul dan bisa dilihat dengan mata telanjang setiap 10 tahun sekali, awan akan turun saat terjadi ledakan, tolonglah kami Bulan... "Mereka sungguh terkejut mendapati itu, akhirnya mereka segera keluar dari persembunyian mereka, mereka melihat sebuah ledakan dahsyat kembali terjadi , kali ini ledakan itu meledakkan bulan, secara tiba-tiba, mereka hal yang sangat mengejutkan, mereka melihat Amerta dan Wiyata menyerang satu sama lain, akhirnya mereka pun segera berlari ke arah Pulau Jumantara untuk mendapatkan Batu Bintang, namun tidak dengan Adi, ia justru berlari ke arah Tanjung Eunoia, Nirwana yang melihatnya menarik tangan nya dan menegur nya.
"Adi!, jangan bikin hal aneh-aneh lagi deh!, kau mau ngapain!, kita harus segera mendapatkan Batu Bintang Putih!, ini hanya satu kali kesempatan! "
Adi melepaskan genggaman Nirwana dan membalas nya balik.
"Nirwana, aku harus membantu Amerta!, kau pergi saja sama yang lain!, aku tak apa kok! "
Nirwana terpaksa meninggalkan nya dan kembali menyusul teman-teman nya yang lain.
Adi segera berlari ke Tanjung Eunoia, entah apa yang ada dalam pikiran nya, ia berlari begitu kencang bahkan ia sempat tersandung oleh batu, sesampainya ia di Tanjung Eunoia, ledakan kembali terjadi, ia sempat terpental karena ledakan itu, namun ia tetap berjuang untuk melewati seluruh Tanjung Eunoia yang penuh dengan ledakan, setelah ia berlari melewati ledakan-ledakan kecil itu, ia akhirnya sampai di Pulau Karang, tempat Amerta dan Wiyata bertarung.
"Heyy!!, kalian berdua berhentilah bertarung!"
Seru Adi kepada mereka berdua.
"Diamlah anak muda!, apa yang kau lakukan disini!, ini urusan orang dewasa! "
Adi mengambil seluruh ranting pohon yang ia dapatkan di Tanjung Eunoia,yang sebelum nya sudah ia rakit sendiri, ia segera menyerang Wiyata dengan rakitan pedang dari ranting pohon yang ia buat sendiri, namun, tebasan Adi berhasil di tangkis oleh Wiyata.
"Adi!, pergilah dari sini!, aku tak perlu bantuan kau!, kau bisa terluka disini! "
"Tak apa!, aku hanya ingin melindungi kau!, percayalah padaku, semuanya akan berhasil!"
Adi dan Wiyata kembali melanjutkan pertarungan dengan sengit, Amerta hanya bisa melihat mereka berdua bertarung dan saling menyerang satu sama lain.
_______
Sesampainya Bulan dan teman-temannya di Pulau Jumantara, mereka tidak melihat Batu Bintang Putih, secara tiba-tiba, terjadi ledakan yang menghantam bulan, membuat mereka bisa melihat Batu Bintang Putih dengan mata telanjang mereka, namun mereka masih memikirkan cara untuk segera mendapatkan Batu Bintang Putih itu.
Secara tiba-tiba, awan turun dari langit, awan itu bertebaran dimana-mana, Bulan yang melihat itu segera mengajak teman-teman nya untuk menaiki awan itu seperti yang diperintahkan oleh Nebula.
***
Lalu, apa yang terjadi selanjutnya?, bagaiman keadaan mereka semua?
Yang sudah baca cerita nya makasih banyak ya (◍•ᴗ•◍)
Maaf kalau kependekan/gak jelas/terlalu biasa 😞
Adek lagi gak enak badan soal nya 😔
Makasih banyak ya kakak/abang yang sudah baca 💗Kalau bagus tolong divote ya kak ✨

KAMU SEDANG MEMBACA
Dermaga
FantasiMungkin itulah yang dipikirkan Bulan, kebingungan adalah hal yang sekarang melekat pada isi pikiran Bulan, dimana dirinya??, dia terbangun di sebuah dermaga tanpa ada orang-orang. bagaimana kelanjutan nya? ayo dibaca kakak/abang 😁 [!TAHAP REVISI!]