EPILOG

9 1 3
                                    

Jika atma mati bersama daksa. Apakah nestapa akan pergi juga? Apakah kesedihan benar-benar akan melepaskannya? Apakah semuanya telah berakhir?

-Park Jongseong (Jay)

🍑

Jay memegangi buket bunga lili. Ia berdiri dengan jas hitam seraya mendengarkan beragam tangis yang menyayat hati. Air mata sudah kering rasanya. Seakan tak ada yang harus ia tangisi. Namun, hatinya terus berteriak, menjerit pada Tuhan kenapa ia harus pergi tanpa berpamitan.

Jay meletakkan buket bunganya di bawah bunga lainnya. Ia melengos dari tempatnya berdiri. Aku … padahal aku ingin mengatakan kalau aku … aku tak ingin kembali ke Amerika.

Jemarinya tiba-tiba saja digenggam dengan erat. Seolah ada yang berbisik. Aku selalu bersamamu.

Jay menitikan air matanya ketika pria yang selalu ditemuinya di toko musik hadir dengan stelan serba hitam lengkap dengan setangkai bunga mawar putih di tangannya. Pria itu turut menyimpan bunga di antara bunga lainnya.

Suara tangis dari pria bermata belo di sudut ruang membuat Jay merasa tak betah. Rasanya seperti dikurung di neraka. Kepala Jay dan sekujur tubuhnya sakit.

Jika saja hari itu aku tau siapa yang kau temui di kampusku. Aku pasti akan mengejarnya, aku akan menghajarnya tanpa ampun. Kini, semuanya terkubur bersamamu. Kenapa kau menutup mulutmu? Membiarkan bajingan biadab itu tetap hidup? Kenapa kau membiarkan aku hidup sendirian lagi? Kenapa …?

Jay meninggalkan keramaian orang-orang yang menangis. Kata mereka, orang terakhir yang bersamanya adalah pria itu. Ia juga membawanya ke rumah sakit, ia bahkan di sana sampai pagi. Terjaga sepanjang malam sebelum siangnya kabar gantung diri menyebar ke semua telinga.

Kenapa? Kenapa harus berakhir begitu? Kenapa kau tak membagi mimpi burukmu padaku? Kenapa kau memilih menggantung akhir dari cerita tentang kita? Kenapa? Apa aku tak cukup kau percaya?

Jay hendak memasuki mobilnya. Namun, lagi-lagi tangannya terasa digenggam dengan erat. Seolah angin kembali berkata, aku tak sanggup lagi jika harus pura-pura bahagia. Mimpi buruk, ruang konsultasi, ataupun canda tawa di antara aroma kopi. Aku lelah. Semuanya benar-benar melelahkan.

“Emm, tidurlah dengan tenang.” Air mata membasahi pipinya. Pria itu menyandarkan keningnya di kaca mobil. “Tidurlah dengan tenang, aku akan senantiasa menyanyikan nina bobo untukmu, Persik-ku.”

🍑

MISSION COMPLETED.
TAMAT

Untuk penutupan aku pengin lagu ini aja. Kayak enggak tau kenapa, cerita ini aku banget atau mungkin kita banget. Tanpa sadar ada aja orang  yang nguatin atau kita yang dikuatin tapi malah ninggalin dan nyerah duluan.

Kita nggak pernah tau, sesakit apa mereka nahan diri. Pasti capek dan pasti ingin nyerah. Dunia kadang abai, ya?

Untuk kita mari ucapkan terima kasih dan selamat pada diri kita.

Engene, Engina!
Makasih karena kalian udah dukung SunJay di universe kali ini.

Untuk Enhypen juga, kalian hebat kalian istimewa kalian adalah harta karun kita para Engene yang kadang beneran kesepian walau isi kepala ramai.

Aku bersyukur bisa dengar semua lagu kalian. Terima kasih Jay, terima kasih Sunoo. Dan terima kasih Heeseung, Jungwon, Sunghoon, Jake juga adik kecil kita Riki. Kerja keras kalian adalah kebahagiaan kecil yang hangat untuk kita.

Salam sayang.

I Need The Light.
ENHYPEN dari

Austorie.


Publikasi 5 Oktober 2024

MOONSTUCKS | SunJay FF [END✔] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang