Irreplaceable - 9

703 77 12
                                    

Mature for language content.

100 VOTE AKU LANJUT NEXT PART!



Sasuke menatap Sakura yang tengah menyiapkan sarapan untuk mereka. Setelah semalam Sakura tampaknya tidak berani lagi menatap matanya. Sakura menghindari kontak mata dengannya, dan kini Sasuke duduk bersama kedua anaknya di kursi makan. Wajahnya tampak berseri-seri setelah semalam memaksa Sakura bermain.

Mungkin yang membuat Sakura kesal padanya pagi ini adalah wanita itu sudah jatuh tertidur tetapi Sasuke masih terus bergerak diatas tubuhnya. Sasuke pasti sudah gila. Biarkan saja, intinya Sakura sudah mau menerimanya lagi. Baik itu paksaan maupun bukan.

Sasuke menyuapi kedua anaknya. Sebentar lagi Tenten akan datang, karena ada yang dipekerjakan, Sakura membuat keputusan kalau Sarada dan Sean perlu melakukan les tambahan. Dan hari ini mereka akan pergi berenang. Keduanya bahkan tidak mau diantar dan mengatakan kalau dengan Tenten saja sudah cukup.

Sakura berbalik dan ia membuang muka kala melihat Sasuke menatap kearahnya. Pandangannya mulai berubah mesum begitu melihat pakaian yang dikenakan olehnya. Apalagi Sasuke terang-terangan menatap kearah dadanya. 

Pria itu memberikan smirknya, Sakura menutup bekal anaknya dengan sedikit kesal. Bisa-bisa pria itu tidak kenal lelah. Sebelum ia tertidur atau pingsan Sakura sendiri tidak tahu, ia yakin sudah keluar sebanyak empat kali. Dan ia masih merasakan pergerakan Sasuke sebelum tidak sadarkan diri. Itulah yang ia rasakan dulu , sangat wajar sekali kalau ia sampai hamil karena Sasuke tidak tahu tempat.

Mereka sering kali melupakan kontrasepsi masing-masing. Dimanapun Sasuke terbiasa mengajaknya bermain apalagi kalau di akhir pekan.

" Dimana Tenten? " Tanya Sasuke pada Sakura. Karin sudah menceritakan perihal Tenten yang sekarang menemani anak-anak mereka alih-alih menjadi sekretaris Sakura.

" Oh sudah didepan apartemen ternyata. Kenapa tidak membunyikan bel ya? " Ucapnya begitu melihat pesan dari Tenten. Kedua anaknya langsung berteriak antusias, ini kali pertama mereka akan pergi ke ruang publik.

" Kalian jangan nakal ya~ Nanti Papa sama Mama jemput kalian " Kata Sasuke sambil bergantian menurunkan mereka dari kursi makan. Keduanya mengambil tas masing-masing dan menatap Sasuke lekat. Keduanya memang sangat menyayangi Sasuke.

" Yeayy! Pulangnya beli ice cream ya Pah? " Ucap Sarada. Sean memegang lengan Sasuke dan ikut menarik perhatiannya.

" Sean juga mau Burger King " Sasuke mengangguk dan tersenyum pada keduanya. Ia bahkan bisa membeli franchise tersebut untuk kedua anaknya. Sakura menatap Sasuke yang tengah memikirkan sesuatu. Pria itu pasti hendak melakukan hal yang tidak-tidak untuk anaknya.

" Kalian senang tidak kalau misalkan nanti punya adik " Mereka saling tatap dan memekik kegirangan. Sakura memukul bahu Sasuke kesal, itu kode agar ia mau digagahi lagi. Tetapi tidak sekarang, pinggulnya masih pegal.

" Oke sayang " Sasuke tidak melunturkan senyumannya dengan tatapan matanya yang terus tertuju pada Sakura.

Sakura menatap kedua anaknya yang tengah mencium pipi Sasuke. Senang rasanya melihat kedekatan mereka. Sakura membawakan kotak bekal mereka dan mengikutinya yang tengah berlari kearah pintu terlebih dahulu. Disana Tenten sudah berdiri dengan pakaian rapi dan menyambut keduanya dengan senyuman.


" Titip ya Ten, nanti aku jemput " 

" Siap Nyonya, ayo sayang " Keduanya memeluk Sakura dan mencium pipinya sebelum berteriak kegirangan. Ia hanya bisa geleng-geleng kepala melihat kelakuan mereka yang sangat menggemaskan.

Irreplaceable (revised)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang