Irreplaceable - 7

951 110 20
                                    

Anak-anak baru saja selesai melakukan videocall dengan Ino. Karena terjadi kecelakaan kerja, jadi pemotretan ditunda sampai keadaan para kru membaik. Sakura baru saja selesai mandi setelah pulang dari kantor. Wajah lelahnya memang terlihat, namun semua iti terbayarkan saat melihat anak-anak tampak makan dengan lahap.

Mereka juga sepertinya kelelahan setelah berlari kesana kesini sampai membuat Tenten kewalahan. Akhirnya Sakura putuskan untuk menyuruh Tenten menjaganya dirumah saja jadi Sakura punya banyak waktu untuk memeriksa berkasnya.

Sebenarnya ia menunggu Karin karena dirinya memesan cemilan dari toko langganannya tetapi Karin tidak bisa datang karena ada kencan buta dengan seorang pria kenalannya di aplikasi. Baguslah, setidaknya ada sedikit kemajuan darinya.

Sarada dan Sean turun dari kursi makan dan duduk disofa favorit mereka. Masih ada waktu setengah jam sebelum jam tidur mereka. Jadi Sakura membiarkan keduanya menonton televisi sampai mengantuk.



Suara bel apartemennya berbunyi. Sakura yang tengah mencuci piring meminta tolong pada kedua anaknya untuk membukakannya terlebih dahulu. Apa Karin sudah pulang? Jangan bilang kalau wanita itu gagal lagi?

Kemudian Sean mendekati Sakura dan memegang ujung dress rumahannya. Sakura yang telah selesai dengan piringnya mencuci tangan dengan cepat. Wanita cantik itu menggandeng lengan anaknya dan melihat siapa tamu yang datang.

Dan matanya tidak bisa untuk tidak membola. Sasuke, dengan kemeja yang dipakainya dikantor tadi juga beberapa belanjaan tengah menggendong Sarada kearahnya.



" Hai sayang! Baru selesai makan ya? " Tanyanya dan hal yang membuat Sakura semakin membisu adalah Sasuke mengecup bibirnya didepan anak-anaknya.

Sakura hendak memukulnya tetapi ekspresi anak-anaknya yang sangat menempel pada Sasuke membuatnya urung. Ia senang karena Sasuke maupun anaknya saling menerima tetapi.. Perasaan rindunya malah bertambah besar kalau ia terus berada didekat Sasuke. Pria itu milik istrinya.

" Mama, Papa bawa hadiah untuk kita semua " Kata Sean yang kini ikut merangkul bahu Sasuke yang tengah berjongkok. Pria itu benar-benar mencurahkan kasih sayangnya pada anak-anak.

" Kalau sama Mama beli mainannya hanya boleh satu minggu sekali " Cebik Sarada. Si bungsu itu memang kritis dan pandai mengkritik hal yang tidak ia sukai.

" Jangan dibiasakan, nanti anak-anak rewel kalau tidak dibelikan " Tegurnya pada Sasuke. Sasuke tetaplah Sasuke, pria sombong nan tampan.

" Tidak masalah selama Papanya Uchiha Sasuke " Bangganya. Kedua anaknya memeluk Sasuke sambil menepuk bahunya. Sasuke tersenyum dengan tatapan menusuk pada wanita yang tengah menatapnya juga.

Sasuke tidak akan membiarkan Sakura lolos kali ini.





" Ayo Papa bantu masukkan ke kamar. Oh, sudah hampir pukul sembilan. Bukankah sebaiknya kalian tidur? " Keduanya mengangguk. Sakura membawa tas kertas besar berisi mainan tersebut.

Memang sangat banyak dan tokonya sama dengan yang biasa nereka kunjungi. Ia hanya bisa pasrah kali ini. Anak-anaknya tampak bahagia apalagi saat Sasuke menggendong keduanya.

" Tapi kita mau main sebentar sama mainan dari Papa " Ucap Sarada dengan nada merajuk dan Sasuke mengangguk cepat.

" Iya, disini juga ada Dinosaurus yang akan Mama belikan minggu ini " Timpal Sean. Sakura hanya bisa menghela nafas, biarkan mereka malam ini bertiga. Sakura akan membagi waktunya.

" Main sebentar ya, karena besok hari sabtu jadi bisa main sepuasnya " Kata Sasuke. Keduanya langsung duduk disofa kecil dan membongkar salah satunya. Sasuke senang karena mereka menyukainya.

" Peluknya mana? " Tanya Sakura dan keduanya langsung berhambur kepelukan ibunya. Namanya anak-anak, kalau ada mainan baru pasti lupa dengan yang lain.

" Malam ini mau dibacain dongeng sama Papa ya Mah " Sakura menatap Sasuke karena ucapan Sarada. Sasuke mengeluarkan smirk tanpa kedua anaknya ketahui. Sedangkan Sakura merasakan jantungnya berdebar.

" Papa nginep kan? " Tanpa persetujuan Sakura pria itu mengangguk cepat atas pertanyaan Sean .

Anak-anak akan menjadi jembatan Sasuke untuk mendapatkan Sakura lagi. Sebenarnya ia bisa saja memaksanya tetapi Sasuke tidak mau gegabah. Sakura pasti punya segala cara untuk lepas darinya, dan sebelum itu terjadi Sasuke akan menghancurkan semua cara itu.

Sakura harus ingat kalau Sean dan Sarada adalah anaknya juga, mereka punya ikatan yang kuat dengannya. Jangan coba untuk menghentikan apapun yang sudah menjadi keinginannya. Melihat tatapan Sasuke yang berubah tajam Sakura memilih keluar.

Sejujurnya Sakura takut, karena Sasuke pasti akan terus mencari cara agar dirinya mau kembali padanya.


***



Pukul sepuluh Sasuke keluar dari kamar anaknya. Ia menutup pintu dengan sangat pelan karena takut membangunkan mereka. Apartemen Sakura sudah gelap, hanya menyisahkan lampu temaram di dapur.

Sasuke tahu dimana Sakura berada. Jadi ia putuskan untuk membuka pintu kamar nya yang ternyata tidak dikunci. Wanita itu merebahkan dirinya di ranjang Queensize miliknya. Sasuke mengunci pintu kemudian ikut berbaring sambil memeluk Sakura.

Wanita cantik itu tersentak. Ia sudah tahu kalau Sasuke akan kesini tapi tidak menyangka kalau mantan kekasihnya bertindak sejauh ini.



" Pulang, tolong jangan disini. Aku bukan perebut suami orang " Ucapnya sedikit keras. Sasuke tidak pernah menyebutnya demikian. Sakura terlihat sangat emosional hari ini.

" Siapa yang menyebutmu seperti itu, hm? Dengar Sakura, kamu adalah segala yang aku inginkan. Aku butuh kamu " Sahutnya lembut, Sasuke tidak mau membuat Sakura bicara seperti tadi.

" Jangan buat posisiku semakin sulit " Katanya. Kini Sakura berbalik, menatap Sasuke yang tengah memeluknya.

" Aku disini sayang. Apa gunanya punya aku kalau tidak bisa melindungi kamu? "

" Pergi Sas " Sakura berontak tetapi tidak membuat Sasuke pergi. Pria itu semakin memgencangkan pegangannya.

" Cium aku sayang. Aku sangat merindukanmu "

" Tolong jangan seperti ini " Sakura menolaknya lagi dan Sasuke tidak menyerah sama sekali.

" Perasaan rinduku ini sudah sangat mendesak. Aku tidak peduli dengan apapun Sakura. Kamu dan anak-anak adalah hartaku sekarang " Pukulan bertubi-tubi dilayangkan Sakura pada bahu dan dadanya. Pria itu tetap masa bodo.

" Aku tidak bisa " Sasuke tidak peduli. Bibir yang selalu menolaknya itu begitu menggoda dan ia tidak sabar untuk mencicipinya lagi.

" Emhhhpp.. Sas.. Tolong lepas! "

" Pilihannya dua, cara lembut atau kasar. Aku sudah cukup sabar dengan cara lembut. Diam atau anak-anak akan mendengar kita "




..to be continue..


Irreplaceable (revised)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang