Vol. 1 Chapter 80

55 6 0
                                    

~Happy Reading~


“Apakah kamu sudah bangun?”

Inseop berkedip mendengar suara Manajer Cha. Matanya berkedut karena obat biusnya belum hilang.

“Tidak apa-apa. Keluargamu akan datang.”

“… ...”

Keluarga??Apa yang dia bicarakan?

“Wooyeon menghubungi mereka, jadi keluargamu akan datang sekarang. Jangan khawatir, Inseop-ssi.”

Inseop melihat sekelilingnya. Menatap dinding-dinding ruang rumah sakit yang berwarna putih, dia kini berpikir bahwa dirinya masih hidup.

“Kamu pasti mengantuk karena efek biusnya belum hilang, jadi tidurlah lebih lama lagi.”

“Wooyeon…?.”

“Wooyeon pergi ke kantor polisi bersama CEO.”

“…..”

“Karena orang yang menusukmu sudah tertangkap, jangan khawatir. Itu tidak akan menjadi masalah besar karena Wooyeon melihat bahwa kamu baik-baik saja dan pergi. ……mungkin.”

“Kapan….?”

“Dia akan segera datang. Kamu sebaiknya tidur.”

Manajer Cha berkata dengan hangat dan meletakkan kain itu di bahu Inseop. Inseop memejamkan matanya. Sudah berapa lama? Dia mendengar suara yang dikenalnya.

Ketika dia membuka matanya, ada wajah-wajah yang sangat ingin dilihatnya.

<Peter!?Apa-apaan ini?Siapa yang melakukan ini pada anak kita…? Ini ibu. Kau tahu siapa aku?>

<Ibu…?>

<Ayah juga ada di sini. Bisakah kamu melihat Ayah?>

<Ya? Apa...?>

<Ibu tidak datang ke sini dengan pesawat untuk mendengar kata-kata itu. Jangan berkata seperti itu, pikirkan saja bagaimana menjadi lebih baik sekarang.>

(Tl/n : tanda'<’ pada percakapan itu mereka ngomong dalam bahasa Inggris)

Air mata mengalir di mata Inseop saat tangan ibunya membelai keningnya. Itu benar-benar ibunya, keluarga tercintanya ada di sisinya.

Ibunya dan ayahnya pun bergantian mencium keningnya. Ayahnya berbicara dengan dokter, dan orang-orang pun keluar dari ruangan lagi.

Ibunya tetap di sisinya dan memegang tangannya. Sudah lama sejak dia merasa hangat dan nyaman hanya dengan berpegangan tangan.

Inseop memejamkan matanya dan segera menghela napas pelan. Saat dia menyadari ada tangan yang mengusap rambutnya dengan hati-hati, ruangan itu sudah dipenuhi kegelapan.

Siapa itu? Lebih besar dan lebih hangat dari tangan ibu…? Siapa yang menyentuhnya dengan begitu lembut?

Dia mencoba membuka matanya, tetapi itu pun tidak mudah karena dia masih sangat lemah dan rasa kantuknya. Tangan yang sedari tadi menyisir rambut Inseop membelai lembut pipi dan keningnya.

Kehangatan tangan itu membuat jantung Inseop berdebar dan sakit. Itu dia. Orang itu sedang menyentuhnya saat ini.

Dia seharusnya membuka matanya dan mengatakan dia baik-baik saja.

Love History Caused by Willful Negligence [ TERJEMAHAN ] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang