Vol. 2 Chapter 9

12 2 0
                                    


~Happy Reading~



Suara dering yang nyaring memecah keheningan. Pria itu memejamkan mata dan menelan ludah. Dering yang seharusnya hanya berdering beberapa kali itu terus berlanjut dengan keras.

Akhirnya, Lee Wooyeon bangkit dan menemukan ponselnya di antara pakaian yang berserakan di lantai. Saat melihat nama CEO Kim di layar, ia langsung mematikan daya tanpa ragu dan melempar ponselnya ke lantai.

“Siapa…”

Inseop membuka matanya dan bertanya. Lee Wooyeon menjawab, “Hanya panggilan spam,” lalu memeluk Inseop lagi dan berbaring.

Tak lama kemudian, telepon genggam lainnya berdering. Inseop mengenali nada dering teleponnya dan mencoba untuk bangun.

“Itu panggilan spam, jangan diangkat.”

“Aku harus memeriksa siapa orang itu…”

“Tidak mungkin bajingan itu menelepon di saat seperti ini untuk urusan bisnis.”

Lee Wooyeon melirik jam dinding dan menjawab. Saat itu pukul 7 pagi. Deringnya terputus.

“Tidurlah lagi.

Mereka berhubungan seks hingga fajar menyingsing. Lee Wooyeon memeluk Inseop dan menepuk punggungnya. Napas Inseop kembali tenang. Namun ketenangan itu tidak berlangsung lama.

Telepon itu kembali berdering dengan kencang. Lee Wooyeon berkata, “Brengsek” dan bangkit berdiri. Ia bangkit dari tempat tidur dan mencari telepon yang berdering itu.

Choi Inseop nyaris tak membuka matanya yang mengantuk, dan ketika ia melihat Lee Wooyeon mengambil jaketnya, ia pun bangkit.

“A—aku—!”

Sebelum Lee Wooyeon sempat memasukkan tangannya ke dalam jaket, Inseop sudah melempar dirinya. Namun, karena apa yang di lakukan mereka kemarin, dia tidak bisa berjalan dengan baik dan akhirnya terjebak di bawah tempat tidur.

“Apakah kamu baik-baik saja?”

“Ya, aku baik-baik saja. Aku akan…”

Inseop segera melilitkan kain itu di tubuhnya dan berdiri, menyambar jaket dari tangan Lee Wooyeon. Saat ia merogoh sakunya, seperti yang diduga, ia merasakan catatan yang ia terima kemarin.

“Apakah kamu menyembunyikan emas?”

Lee Wooyeon tersenyum dan bertanya. Inseop dengan tenang menemukan ponselnya di saku di sisi lain dan mengeluarkannya.

“Ah, tidak… Itu hanya struk belanja”

Choi Inseop memeriksa nama di layar dan bergumam.

“Jangan diangkat.” Lee Wooyeon menjawab dengan tenang.

“Aku jadi sepuluh tahun lebih tua berkat dia. Sebelum aku bertemu dengannya, orang-orang mengira aku berusia awal tiga puluhan, tidak, akhir dua puluhan, apalagi empat puluhan.”

Seolah-olah dia bisa mendengar suara CEO Kim, yang dengan sungguh-sungguh mengungkapkan kebanggaannya dan berbicara tentang Lee Wooyeon. Dering yang telah terputus mulai berdering lagi.

“Kurasa aku harus mengangkatnya.”

Inseop menatap layar dengan ekspresi khawatir. Tidak ada panggilan telepon dari CEO Kim selama ini. Ia mengira panggilan pertama ke Lee Wooyeon mungkin dari CEO Kim. Sekarang dia tahu dengan jelas apa yang telah terjadi.

“Aku akan mengangkatnya.”

Saat Inseop mengatakan itu, Lee Wooyeon dengan seenaknya menjawab panggilan telepon melalui pengeras suara. Inseop yang malu-malu itu membeku.

Love History Caused by Willful Negligence [ TERJEMAHAN ] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang