04

33 20 14
                                        

Tiga hari berlalu, Lucy dan Min-Ho telah sampai di depan gedung The Star Group. Keduanya disambut hangat oleh pimpinan perusahaan ketika memasuki lobby.

“Nona Lucy? Selamat datang. Bagaimana kabarmu?” sambut Mr. Kim Hyun Woo.

“Kabar saya baik. Bagaimana dengan Anda, Tuan?” jawab Lucy tersenyum ramah.

“Kabarku juga baik. Senang akhirnya bisa bertemu denganmu.”

“Saya pun merasa senang dan terhormat karena Tuan menyambut kami seperti ini. Saya juga minta maaf mengenai pertemuan sebelumnya karena berhalangan hadir. Saya menyesal akan hal itu.” Lucy sedikit menganggukkan kepalanya sebagai sikap permintaan maaf.

“Tidak, tidak. Aku tidak mempermasalahkan hal itu. Kalau begitu mari kita ke ruangan ku untuk membahas lebih lanjut mengenai projek kita.”

Keduanya dituntun memasuki ruang rapat. Dibelakangnya beberapa staff ikut masuk hingga mereka berjumlah 20 orang termasuk Lucy, Min-Ho dan Tuan Kim Hyun Woo.

Presentasi lanjutan mengenai projek ini pun dimulai. The Star Group mulai mengungkapkan tujuan dan target yang ingin dicapai melalui projek ini. Semua orang memperhatikan dengan saksama.

Ditengah diskusi, pintu ruang rapat diketuk dan lima orang muncul dari balik pintu. Lucy membelalakkan matanya ketika melihat salah satu dari mereka.

“Oh akhirnya kalian datang, kemarilah!” ucap Kim Hyun Woo menyambut mereka.

“Perkenalkan, mereka adalah The Force. Itu Jeong Jae Hwa, Kim Tae Moo, Min Kyung-soo dan sang leader—Kim Jae Sung.” Beliau memperkenalkan mereka berurutan dari kiri ke kanan.

“안녕하세요! [Halo!]” Mereka menyapa bersamaan.

“Dan ini Nona Lucy. Penulis sekaligus pengarah untuk project mini series kalian,” lanjutnya memperkenalkan Lucy.

Lucy tersenyum lalu menganggukkan kepala sebagai tanda hormat dan sapaan. Keempat pria tadi juga membalasnya.

“Oh iya, itu Jeon Minji. Dia akan bergabung dalam team keamanan untuk menjaga kalian,” ucap Hyun Woo memperkenalkan pria kelima yang berdiri dekat pintu masuk.

“Keamanan?” Lucy mengernyitkan dahi.

“Um. The Star sedang diserang oleh oknum-oknum pesaing. Entah menggunakan teror atau serangan berita kebohongan. Mereka melakukannya terus-menerus. Keamanan kalian baik fisik maupun nama baik akan benar-benar kami jaga. Bukan hanya untuk kelancaran projek ini tapi untuk karir kalian juga. Kau tidak keberatan bukan?”

Mr. Kim Hyun Woo tidak sungkan menjelaskan keadaan perusahaan pada Lucy. Menurutnya, semua orang juga pasti sudah tahu dari berbagai berita yang diangkat oleh media.

Maka dari itu, tujuannya menjelaskan ini agar Lucy semakin percaya pada mereka bahwa proyek ini akan berjalan baik-baik saja meski di tengah gempuran tidak mengenakan tersebut.

“Terimakasih atas perhatiannya, Pak. Kami mengerti dan sama sekali tidak keberatan,” jawab Lucy paham dan merasa tidak ada pilihan selain mengikuti keinginan pimpinan perusahaan itu.

“Itu artinya, akan banyak waktu untuk dia berkeliaran di sekitarku. Apa aku bisa menghadapinya?” gumam Lucy dalam hatinya.

“Bagus lah, aku merasa lega sekarang.” Mr. Kim Hyun Woo tersenyum lebar mendengar jawaban Lucy.

Beliau pun mempersilahkan The Force untuk duduk bergabung dengan mereka. Kemudian diskusi pun dilanjutkan dengan menampung ide untuk tema dan alur cerita yang akan dibuat. Mereka menyerahkan sepenuhnya pada member mengenai apa yang ingin disampaikan melalui series ini

Lucy-Renne [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang