“Senyum adalah lengkung yang bisa meluruskan banyak hal”
-Arsyila Farzana-
~oOo~
Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah telah selesai di minggu pertama dan hari senin ini semua siswa baru sedang mencari namanya yang di bagi perkelas pada sekolah elit yang satu ini. Itu artinya kalian harus mencari teman baru, ya minimal untuk di ajak satu meja bareng.
Tak terkecuali Arsyila si gadis cantik bertubuh mungil yang tengah berusaha melihat daftar nama yang di tempel di setiap jendela kelas.
Postur tubuhnya yang minimalis membuatnya sulit untuk sekadar melihat nama sendiri di tengah kumpulan orang berpostur lebih tinggi darinya, meloncat pun percuma kalau orang-orang di depannya ini tingginya overdosis. Menyalip? yang ada dia terlempar karena dorongan.
Seharusnya walaupun tingginya minimalis, seenggaknya tubuhnya sedikit berisi agar lebih bertenaga untuk menyalip di kerumunan seperti ini. Tapi fakta membuktikan tubuhnya juga kecil walaupun porsi makannya banyak.
Kata orang tubuhnya ideal, kecil ramping tapi tidak seperti penderita gizi buruk. Kata orang juga nanti kalau punya pacar enak di peluk kalau tubuhnya kecil seperti dirinya. Tapi tidak untuk keadaan seperti sekarang yang bahkan di satu kelaspun dia belum tau namanya ada atau nggak.
"Huft! Nih orang nggak pada mau bubar apa dari tadi mantengin kaca mulu!" gerutu Arsyila kesal dan duduk di kursi panjang depan kelas tersebut. Dia tidak akan melihat ke kelas lain sebelum kelas satu ini berhasil dia lihat daftar namanya.
"Lo ngapain duduk Arsyila Farzana?"
Tanya Abel teman duduk Arsyila semasa SMP.
"Tuh liat sama Abel gimana Syila bisa tau nama Syila ada atau nggak kalau para tiang listrik itu nggak mau bubar dari tadi." tunjuk Syila ke arah kumpulan orang-orang di depannya.
"Ck. Lo kan bisa naik ke kursi ngapain di dudukin ogeb?"
"Ih Abel Syila nggak bego buktinya waktu SMP Syila juara umum!" kesal Syila sembari menghentakan kakinya.
Abel di buat geleng-geleng kepala melihat tingkah Arsyila yang seperti anak kecil. Postur tubuh dan tingkahnya benar-benar seperti anak SD tidak menggambarkan bahwa dia sudah SMA. Bahkan waktu Arsyila main ke rumah Mamanya kira Arsyila temannya Dita adiknya yang masih kelas 5 SD.
"Ya udah cepet naik ke kursi liat nama lo sama nama gue ada nggak di kelas ini."
"Abel kan lebih tinggi dari Syila kenapa nggak Abel aja yang lihat?" tanya Syila heran namun tetap dia menuruti perkataan Abel yang memintanya berdiri di kursi.
"Ada nggak Syil?"
"Bentar belum keliatan." sahut Syila yang tengah memicingkan matanya ke arah jendela kelas yang terdapat daftar nama.
KAMU SEDANG MEMBACA
Because Of You
Teen FictionSpinocerebellar Degeneration atau biasa di sebut Ataxia. Jenis penyakit mematikan yang menyerang otak kecil dan tulang belakang. Senyuman yang selalu tersungging nyatanya hanya topeng untuk menutupi parasit yang perlahan menggerogoti tubuh. Dia perc...