“Needless to perfect, simply find people who always make you happy and that means more than anyone else.”
- Bacharuddin Jusuf Habibie -
***
Happy readingOrang yang terlihat ceria dan selalu happy, terkesan tidak pernah ada masalah, kadang dia yang paling sempurna menutupi segala kesakitan yang dideritanya.
Tersamarkan oleh senyuman, tawa, dan tingkah laku.
Dan itu berlaku untuk Arsyila. Si gadis periang dan mudah tersenyum. Dia mampu menutupi kesakitan yang amat menyiksa di waktu-waktu yang tidak bisa dia prediksi sebelumnya.
"Dek, ngapain disitu?" tanya Rico begitu keluar dari kamarnya melihat Syila yang duduk di lantai menyandar ke tembok dengan menekuk lututnya.
Syila menampilkan cengiran khasnya yang sangat lucu. "Tadi kaki Syila kesemutan." bohongnya.
"Sekarang masih kesemutan nggak? Perlu kakak gandong?" tanya Rico yang khawatir melihat adiknya.
Syila terkekeh geli melihat kakaknya.
"Nggak. Kan Syila bilangnya tadi, jadi sekarang udah enggak."
"Ya udah ayo. Nanti bunda ngomel loh nunggu kamu lama."
"Iya iya ih!"
Rico berjalan terlebih dahulu meninggalkan Syila yang tengah berusaha berdiri.
Berjalan dengan sedikit tertatih menuruni anak tangga dan mencoba untuk menahan apa yang kakinya rasa.
"Dek, lama banget sih dari tadi di tungguin juga." protes Devi
"Syila nggak minta di tunggu kok. Kalau bunda mau makan, makan aja. Jangan nunggu Syila. Nanti yang ada maag bunda kambuh." ujar Syila saat sudah sampai di meja makan.
Syila duduk di samping kanan sang Bunda.
"Bun, Syila mau udangnya banyakan," pinta Syila saat Bunda Devi mengambilkan makan untuk si bungsu manja satu ini.
"Ngambil sendiri napa dek!" sahut Rico.
"Yeee! Sendirinya juga di ambilin bunda kok!" Syila menjulurkan lidah ke arah Rico yang di balas tatapan tajam kakaknya.
"Al, cepat dimakan," ujar Bunda Devi memerintah Alden agar segera memakan makananan dihadapnnya.
"Iya Bun, ini Al makan."
Semuanya hening dan tampak menikmati hidangan masing-masing sebelum suara Syila memecah keheningan. Syila tidak bisa untuk berdiam diri tanpa mengeluarkan suara barang sebentar.
"Oh iya Bun, Syila mau izin besok pulang sekolah agak sore___"
"Apaan sore! Nggak. Nggak boleh. Pulang sekolah jangan keluyuran kemanapun. Langsung pulang!" suara Rico menyela ucapan Syila yang belum selesai bicara.
Syila mencebik kesal mendengar larangan sang kakak. Jika dipikir Rico lebih mirip orang tua yang overprotective terhadap anak gadisnya. Berbanding dengan Ayah dan Bunda yang tidak melarang Syila melakukan hal yang masih wajar untuk anak gadis mereka lakukan.
Bukan tidak perduli, akan tetapi Bunda dan Ayah, tidak ingin membatasi pergaulan anak bungsunya. Sudah cukup kedua kakak laki-laki nya yang sangat overprotective. Kalau ditambah Ayah dan Bunda entah bagaimana psikis Syila yang dibawah aturan dan tekanan keluarga.
"Apa sih kak! Orang Syila minta ijinnya sama Bunda kok."
"Sama aja. Jawaban Bunda juga nggak beda jauh. Tetap nggak boleh. Ya kan, Bun?" Tanya Rico mencari pembelaan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Because Of You
Teen FictionSpinocerebellar Degeneration atau biasa di sebut Ataxia. Jenis penyakit mematikan yang menyerang otak kecil dan tulang belakang. Senyuman yang selalu tersungging nyatanya hanya topeng untuk menutupi parasit yang perlahan menggerogoti tubuh. Dia perc...