Perasaan Baru!

39 11 1
                                    

Yoongi menatap Namjoon dengan penuh tanya. Lelaki yang sudah ia kenal seumur hidupnya itu tak pernah terlihat kembali tersenyum semenjak 5 tahun lalu. Setelah kehilangan separuh wajahnya...dan separuh jiwanya. Menyendiri ditengah hutan adalah cara Namjoon menyelamatkan diri dari rasa keinginan mengakhiri hidupnya. Kini, Yoongi melihat lelaki itu hanya diam mengaduk makanan yang disiapkannya dengan senyum tipis yang tak pernah pudar.

"Makanannya nggak enak ya?" tanya Yoongi pada akhirnya.

Namjoon tersadar namun senyumnya tak hilang. "Hyung," yang dipanggil menatapnya dengan serius. "Beberapa hari terakhir gue udah liat orang yang ambil bungan di kebun gue."

Pembahasan itu membuat lelaki berkulit pucat itu menjadi tertarik. "Siapa?" tanyanya penuh rasa penasaran. Terlebih Namjoon menceritakannya dengan penuh senyum.

"Cowok...gue belom tanya namanya sih." Namjoon diam sebentar, memberi jarak sembari berpikir. Kira-kira, apakah kaka tertuanya itu akan memukulnya? oh tidak, bisa aja dia akan disuruh pindah atau... "Gue...sering ngobrol sama dia." cicitnya.

"Kok bisa!!??" ah benar. Yoongi bangkit dari duduknya dengan cepat.

Senyum dibibir Namjoon memudar, menundukkan kepalanya karena merasakan intimidasi yang Yoongi tanpa sengaja lakukan. "Gue ngumpet dibalik pohon gede yang di deket rumah itu. Terus gue suruh dia duduk di taman deket bunga. Gue....dibalik pohon." jelasnya penuh hati-hati.

"Lo nggak apa-apa, kan?" Tanyanya dengan nada khawatir.

"Ah Hyung... gue nggak apa-apa."

"Ok...kalo lo nggak nyaman, butuh apapun, atau mungkin kalo lo mau pindah juga nggak apa-apa banget. Nanti gue cariin yang lebih nyaman dan biar nggak ada orang yang kesini lagi. Ya?"

"Hyung.." Namjoon menggenggam tangan yang lebih tua, menepuknya beberapa kali. "Makasih Hyung... makasih banget. Tapi gue masih nyaman. Lo nggk perlu khawatir, ya?" ucapnya menenangkan.

"Kalo ada apa-apa kabarin gue terus ya!"

Namjoon tersenyum dan mengangguk.

.                ,                       .

Lelaki dengan pakaian khas rumah sakit ini, untuk kesekian kalinya mengendus bunga yang mulai bermekaran dengan indah.

"Cantik..." ucapnya.

"Fix gue susulin ya!" ucap seseorang dari balik ponselnya.

"Mau ngapain sih?" tanyanya masih sibuk dengan bunga-bunga yang selalu menarik perhatiannya.

"Ah, harus berapa kali gue bilang ke lo sih, Seok. Disana tuh bahaya, tauu.. Lagian gue dateng lo malah nggak ada." Terdengar suara dengusan dari balik telepon, yang direspon tawa renyah oleh Hoseok, lelaki yang sudah 8 bulan ini selalu berpakaian baju pasien.

"Eh gue belom cerita, ya!"

"Apa!?"

"Kebun ini ada yang punya." Hoseok terdiam sejenak, tersenyum lalu kembali melanjutkan ucapannya. "Dia tinggal di rumah yang ada didepan kebun. Beberapa hari terakhir, gue udah ngobrol sama dia." Hoseok menghembuskan nafasnya berat, menelentangkan tubuhnya diatas rumput yang hijau. "Tapi dia nggak mau ngasih liat mukanya." Ucapnya dengan nada yang terdengar kecewa.

"Ih kok serem!? kriminal nggak sih itu, Seok!! Gue jemput, buruan lo dimana!?" Jimin, lelaki yang sudah menjadi sahabat bagi Hoseok itu terdengar sangat khawatir. Yang mungkin akan terbang saat itu juga kalau-kalau Hoseok memintanya.

"Ih enggak kok. Dia baik. Nanti gue pulang sebelum matahari terbenam. Gue ada janji mau bawain dia makanan soalnya. Juga belom kenalan." lirih Hoseok.

"Apaan sih lo, kaya orang kasmaran." Terdengar suara tawa dari  balik telepon. "Yah... pokoknya lo hati-hati deh. Kabarin kalo mau pulang. Ntar gue jemput!"

Hoseok menutup teleponnya tanpa mengatakan apapun. Matanya fokus pada lelaki yang berjalan menunduk, memakai hoodie untuk menutupi kepalanya. Senyum Hoseok kembali mengembang ketika lelaki itu terlihat sudah duduk dengan nyaman dibalik pohon.

"Hai!" sapa Hoseok lebih dulu.

Suara lembut itu menghangatkan dada Namjoon tanpa sadar. Perasaan baru yang sudah 5 tahun terakhir tak pernah ia rasakan, kini kembali muncul. Namjoon meremas dadanya yang terasa berdenyut. Ini bukan perasaan baru baginya, tapi...apa Namjoon masih berhak merasakan perasan ini lagi?

⛅🐨 See ya...

the truth untoldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang