Prolog

3 1 0
                                    

Haiii semuanyaaa
Terimakasih buat yang udah mampir kesini. Ini merupakan cerita pertama saya, jadi mohon dimaklumi jika ada kesalahan penulisan. Semoga cerita ini bisa menghibur kalian karena konfliknya yang ringan.

Happy reading guys..

•••••

"Pagiku cerahku, matahari bersinar. Kugendong tas merahku di pundak. Selamat pagi semuaa..."

Seorang anak mengenakan seragam merah putih bersenandung dengan riang sambil berlari kecil, tak lupa tas merah yang ada di pundaknya.
Dia adalah Kenzie Daniswara anak pertama dari pasangan suami istri Ilham Daniswara dan Sekar Kinasih. Ken memiliki seorang adik laki-laki bernama Enzo Daniswara yang hanya berjarak 3 tahun. Ken kini berusia 9 tahun dan sudah kelas 3 SD.

Ken sedang menuju sekolahnya SD Pelita Bangsa, dia memang selalu bersemangat ketika berangkat ke sekolah.

"Pagiiii Pak Yantooo.."

"Pagi Ken, jangan lari-larii!!", sahut Pak Yanto tetangga Ken yang sedang menuju ke sawah.

"Pagiiii Pak Gunduull, pagi-pagi udah silau aja"

"Bocah kurang ajar, sini kamuu", Pak Beni berteriak marah-marah sambil memegang sapu.

"Pagiiii Bang Juned... Bang awas ada lubang di depan!"

Seketika Bang Juned mengerem gerobak motornya, alhasil beberapa buah apel jatuh menggelinding. Bang Juned merupakan tukang sayur keliling favorit ibu-ibu yang setiap hari menjajakan dagangannya di sekitar rumah Ken. Tentu saja karena semua serba ada. Dari mulai sayur, bumbu, buah, telur, minyak, beras, bahkan apabila di gerobaknya habis bisa pre order dan dibawa keesokan harinya.

Bang Juned yang kemudian turun dari gerobaknya mengecek jalan di depan gerobak yang ternyata tidak ada lubang. "Keeeennnnn, lubang manaa. Gundulmuuu lubaang!!"

"Kamu ngatain sayaa??!!", Pak Beni menimpali.

Bocah yang dipanggil hanya nyengir dan lari meninggalkan Bang Juned yang diceramahi oleh Pak Beni.

Begitulah Ken, anak yang baik dan ramah mengawali harinya.


•••••

Maaf kalo ada typo
Thankyou for reading 🖤

Little KenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang