Bab dua

119 21 0
                                    

Awas typo...

Ding dong...

Seseorang membuka pintu, dan hal pertama kali yang ia lihat adalah sebuah senyuman cerah yang sampai membuatnya silau menn... "Ahk! mataku." Bahkan mentari pagi saja kalah terangnya dengan senyuman pemuda itu.

"Mau apa kau pagi-pagi di rumahku?" tanya Mark. "Sebelum bertanya alangkah baiknya kau mempersilahkan dulu adik iparmu ini Hyung." Mark berdecak, namun ia mempersilahkan Jeno dengan sopan, Mark ingin kembali bertanya, namun Jeno sudah memotongnya dengan menanyakan keberadaan sang adik tercinta.

"Dia di-"

"Jeno ayo pergi." Lagi-lagi ucapan Mark di potong dengan kedatangan Haechan yang tiba-tiba. Jeno menggenggam tangan Haechan lalu kedua pergi dari sana. "Yak! aku belum selesai bicara," teriak Mark, yang di anggap angin lalu oleh sejoli itu.

"Hyung." Mark terlonjak dengan sang adik bungsu yang tiba-tiba menepuk pundaknya. Ia menatap sang adik kesal. "Apa?" Riku tersenyum manis padanya. "Uang jajan," ucap Riku dengan mengulurkan tangannya. Meskipun wajahnya menunjukan ekspresi tak enak, namun Mark mengeluarkan dompetnya lalu memberikan beberapa lembar uang pada sang adik.

"Heheh... Makasih ya Hyung." Namun sebelum Riku keluar dari sana, ia kembali menatap Mark. "Hyung jangan lupa pake celanamu." Mark sontak melihat ke bawahnya, dan benar saja ia hanya memakai bokser. "Kenapa tak ada yang memberitahu sejak awal!" teriaknya.

****

Jaemin dan Renjun tiba di sekolah. Seperti pasangan pada umumnya, Jaemin akan membantu melepas helm untuk Renjun, dan tak lupa ia merapikan poni sang kekasih yang sedikit berantakan. Renjun tersenyum lalu berterima kasih pada Jaemin. "Sama-sama sayangku, cintaku, duniamu, semestaku, jagat-"

"Ssstttt... tidak usah menggombal, aku sudah kenyang dengan semua kata-kata manismu itu," ucap Renjun.

Saat keduanya akan berjalan menuju kelas, tak sengaja Renjun melihat Winter yang tak jauh dari sana. Dengan cepat ia berdiri di hadapan Jaemin untuk menutupi pandangannya. Jaemin bingung dengan Renjun yang tiba-tiba.

"Kita lewat jalan lain saja ya," ucap Renjun, dengan menarik tangan Jaemin, namun Jaemin menahannya dan bertanya apa yang baru saja Renjun lihat, mengapa ia seperti sedang mencoba menghindari sesuatu.

Renjun mengigit bibir takut. Ia melirik Winter yang belum menyadari keberadaan mereka di sana. Jaemin mengerut keningnya, ia menoleh mengikuti arah lirikan Renjun itu, namun dengan cepat Renjun menangkup wajah sang kekasih untuk tak melihat ke sana.

"Renjun ada apa?" tanya Jaemin, namun Renjun bukannya menjawab, ia justru menatap Jaemin dengan mata yang sudah berkaca-kaca. Dengan paksa Jaemin menoleh.

Jaemin tersenyum melihat Winter yang sudah terdiam kaku di sana, setelah menyadari keberadaan Jaemin. Renjun rasanya ingin menangis saja. Winter perlahan melangkah mundur.

"Minjeong lari!" tarik Renjun. Kemudian Winter berlari kesetanan menghindari Jaemin yang sudah berlari mengejarnya.

Huwaaaa seram😭

Kaki kecil itu terus berlari, Winter tentu saja ketakutan, bagaimana tidak ia rasanya sedang di kejar malaikat maut. "Eomma! tolong aku," menangis winter.

"KIM MINJEONG JANGAN LARI KAU GADIS KURANG AJAR," teriak Jaemin.

"Andwae! Eomma~"

"BAYAR UTANGMU SIALAN."

"APPAAAAAA!"

"Kembalikan uangku yang kau pinjam dari Renjun!"

"Aku tidak mau!"

Si cantik Milik Si tampan 2 [Jaemren, Nohyuck]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang