Bab empat

106 18 1
                                    

Awas typo...

Hari Minggu itu haruslah di manfaatkan dengan sebaik mungkin, contohnya berkencan dengan kekasih. Namun hanya berlaku bagi yang memiliki kekasih saja, dan untuk yang tidak memenuhi syarat silahkan lanjutkan tidur, jangan menyakiti diri sendiri, karena kenyataan ia tak mencintaimu dan kau hanya mencinta sendiri. Dan adegan itu hanya di lakukan untuk kaum yang memiliki pasangan saja.

Jomblo minggir.

Bukan Jaemin namanya jika tak memanjakan kekasihnya kecilnya. "Jaemin ayo beli itu." Tenang saja, uang Jaemin tak akan habis hanya untuk melayani semua permintaan Renjun. "Jaemin aku mau yang itu." Jaeminkan kaya. "Jaemin ayo ayo kita beli itu." Apa yang tidak untuk kekasih cantiknya.

Keduanya sedang berada di pasar Minggu. Renjun sangat ingin ke pasar Minggu, jadi Jaemin sebagai kakasih yang baik dan tidak sombong, tapi playboy tentu saja akan membawa Renjun kemana saja asal selalu berdua.

Bersamamu kita akan jalani semua.... 🎶

Namun moment manis itu tak berlangsung lama, karena tiba-tiba saja ada seseorang yang menarik paksa dompet Jaemin dan membawanya pergi. "Jaemin dompetmu!" teriak Renjun. "Sudahlah, itu hanya dompet saja-"

"Hanya dompet pala bapak kau! aku belum menghabiskan semua uangmu, ayo cepat kejar pencuri itu."

Keduanya berlari mengejar pencuri yang sudah berani mambawa dompet Jaemin. "Yak! Pencuri."

"Dasar pencuri brengsek, kenapa dia tak melihat keadaan dulu jika ingin mencuri, merusak suasana saja!" teriak kesal Jaemin, yang harusnya ini adalah moment indahnya bersama Renjun harus di rusak oleh pencuri tak tahu diri.

Renjun mengeram kesal karena pencuri itu semakin jauh. ia menoleh ke sana kemari mencari sesuatu untuk ia gunakan mengejar pencuri itu. Hingga matahari berbinar ketika melihat motor Jaemin yang terparkir tak jauh dari sana.

"Ren... Hahh... Renjun tunggu... Aku, ambil... Nafas dulu hahh..."

Renjun dengan tidak santainya menarik Jaemin, lalu memaksanya naik ke atas motor. "Pegang tasku, kita akan mengejar si brengsek itu!" Jaemin yang belum paham dengan keadaan hanya menurut saja di belakang, sebelum... "Ren-

RENJUNNNNNN"

"Pegangan yang kuat Jaemin!"

"Renjunnnnnn Yak! kita akan mati."

"Kita tidak mati! makanya pegangan yang kuat."

"AAAAAAAAAAAA MOMMYYYYY."

"BERISIK NA JAEMIN."

Jaemin meringis saat Jisung tak sengaja menekan kuat luka yang ada di pelipisnya. "Pelan!" bentak Jaemin. Bukannya merasa bersalah jisung justru menginjak kuat kaki sang kakak. "Sudah di obati bukannya berterima kasih," cetus Jisung.

Darimana Jaemin mendapat luka itu?

Tentu saja karena ia berkelahi dengan pencuri yang mencuri dompetnya. Bukan, bukan karena telah menjadi korban pencuri, namun karena pencuri itu menggoda Renjun tepat di depan matanya. Jaemin tidak terima kekasih cantiknya di goda pria hidung bekang, apalagi itu seorang pencuri. "Huh! sungguh tidak berkelas."

Jisung menghela nafasnya. Setelah mengobati Jaemin ia memilih duduk di sofa singgel yang sedikit jauh dari sang kakak, ia tak mau tertular jametnya.

Jisung menatap sang kakak dari ujung kaki hingga kepala, ia menyipitkan matanya.

"Jadi, kakak ipar yang membawa motormu?"

"Ya."

"Dengan kecepatan 120?"

Si cantik Milik Si tampan 2 [Jaemren, Nohyuck]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang