3. Menjenguk Ravin

325 68 4
                                    

Happy reading

Bell pulang berbunyi, semua murid bersiap untuk pulang begitu pun dengan Revan, ia berjalan di lorong sekolah dengan Deni dan Nauval.

"Vin lo gak bawa motor?" tanya Nauval saat di parkiran tak menemukan motor Ravin.

"baru nyadar lo" ucap Revan.

"terus lo tadi ke sekolah naik apaan?" tanya Deni.

"dianter supir" jawab Revan.

"motor lo kemana?" tanya Nauval.

"rusak" jawab Revan.

"kenapa bisa?" tanya Deni.

"mereka gak tahu si Ravin kecelakaan?" batin Revan bertanya-tanya.

"banyak tanya" ucap Revan membuat keduanya diam.

Sebuah mobil berhenti di depan mereka, "gue duluan" ucap Revan memasuki mobil jemputannya.

Di dalam mobil Revan bernafas lega, hari ini berjalan lancar dan semoga hari-hari selanjutnya pun sama.

Tiba di rumah Revan segera menuju kamarnya, ia melempar asal sepatu dan tas nya lalu membaringkan tubuhnya di kasur sembari membuka kancing atas seragam sekolahnya.

"maksud si Candra apa kenapa dia nyalahin si Ravin penyebab ceweknya koma?" ucap Revan setelah teringat kejadian di kantin tadi.

"kayak nya ada yang gak beres sama si Ravin" ucapnya lagi menatap langit-langit kamar.

"tunggu" Revan mendudukkan dirinya ketika teringat ucapan Deni, "maksud dia apa, siapa yang di keluarin dan apa kaitannya sama nama baik si Ravin?" ucap Revan berpikir.

"seru nih, kayanya si Ravin nyembunyiin sesuatu dari orang tuanya" ucap Revan tersenyum penuh arti.

***

Disisi lain Candra dan Yoga sedang berada di rumah sakit menjenguk Alea, perempuan yang Candra cintai.

"belum ada informasi dari anak buah bokap lo tentang malam itu Can?" tanya Yoga menatap Candra yang sedang duduk di samping bangsal Alea.

"belum, tempat Alea di temuin gak ada cctv, gak ada saksi juga" ucap Candra menghela nafas panjang.

***

Jam sudah menunjukkan pukul 7 malam, namun Danu dan Karina belum juga pulang padahal sudah waktunya makan malam.

Revan duduk sendiri di meja makan, ia menyantap makanan itu sendirian sangat menyedihkan memang tapi Revan yang diisi jiwa Rezaldi malah menyukainya, ia lebih tenang dan bebas.

Sesudah makan malam Revan dihubungi Danu untuk ke rumah sakit dimana Ravin dirawat, Revan pun segera bersiap dan pergi ke rumah sakit menggunakan mobil dan supir tentunya, ia belum tahu seluk beluk kota ini.

Sesampainya di rumah sakit Revan langsung menuju ruangan tempat Ravin di rawat.

"gimana tadi sekolahnya?" tanya Kirana pada Revan saat ia mendudukkan dirinya di sofa yang ada di ruang rawat Ravin.

"biasa aja" jawab Revan membuat Kirana mengangguk.

"kamu gak buat masalah kan?" tanya Danu membuat Revan menatapnya.

"enggak" jawab Revan membuat Danu mengangguk puas.

Sementara itu diluar ruangan terlihat Candra dan Yoga yang mengintip, tadi mereka melihat Revan di lorong rumah sakit karna curiga akhirnya mereka pun mengikutinya.

"itu siapa? mirip banget sama si Ravin" ucap Yoga menatap seseorang yang terbaring di brankar dengan berbagai alat penunjang hidup terpasang di tubuhnya.

"lo gak tahu? dia kan emang punya kembaran" ucap Candra.

"enggak, gue baru tahu sekarang malah dari lo, btw lo tahu darimana? kayaknya satu sekolah juga gak tahu deh si Ravin kembar" tanya Yoga menatap Candra curiga.

"gue satu SMP sama dia kalo lo lupa" ucap Candra membuat Yoga mengangguk mengerti.

"itu bokapnya si Ravin datar amat ngomong sama anaknya" ucap Yoga saat mendengar nada suara Danu saat berbicara.

"kayaknya mereka pilih kasih, bagus lah gue seneng liat si Ravin tertekan" ucap Candra tersenyum saat melihat wajah Revan yang ia kira Ravin nampak tak nyaman.

"udahlah ayo pergi sebelum ada yang liat" ucap Candra menyeret Yoga pergi dari sana.

Setelah kepergian Candra dan Yoga, tak lama Danu dan Karina pun keluar, mereka akan ke kantin untuk makan malam dan menyuruh Revan menjaga Ravin.

Setelah kepergian Danu dan Karina, Revan mendekati Ravin yang sedang berbaring, dia mengamati wajah Ravin.

"lo kayaknya banyak merahasiakan sesuatu dari keluarga lo Vin, dan gue gak tahu lo lawan atau kawan" ucap Revan mengusap rambut Ravin.

***

Revan kembali ke rumah sekitar pukul 11 malam, ia merebahkan dirinya di sofa ruang tamu, rumah sangat sepi karna hanya dirinya yang pulang sementara Danu dan karina akan menginap di rumah sakit menemani Ravin.

"gue butuh petunjuk" ucap Revan mengacak rambutnya frustasi, ia seperti manusia bodoh di dunia ini.

Revan beranjak dari sofa lalu melangkah ke kamarnya, sesampainya di kamar ia segera cuci muka, berganti pakaian lalu berbaring di kasur untuk menuju alam mimpi.

Pagi hari menjelang seperti kemarin Revan bersiap memakai seragam sekolah, saat menuju meja makan disana tidak ada siapa-siapa.

"ayah bunda belum pulang?" tanya Revan pada maid yang sedang mempersiapkan sarapan di meja makan.

"tuan dan nyonya masih di rumah sakit tuan muda, emm itu..." ucap maid terlihat ragu.

"kenapa?" tanya Revan.

"tadi tuan menelpon untuk memastikan anda pergi ke sekolah" ucap maid menunduk. 

"bilangin aku berangkat, jangan khawatir" jawab Revan santai membuat maid mengangguk.

Para maid dan bodyguard yang menjadi saksi kehidupan keluarga Pratama sebenarnya merasa kasihan pada Revan, dia selalu di nomor duakan oleh orang tuanya bahkan terkesan di abaikan.

Bersambung........

Abcd (hiatus)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang