Happy reading
1 Bulan sudah berlalu, semuanya masih sama, Revan yang berpura-pura menjadi Ravin di sekolah, selama ini pula semuanya berjalan lancar tak ada yang curiga.
Kini Revan sedang berada di dalam mobil menuju rumah sakit, tadi sepulang sekolah Revan mendapat kabar jika Ravin sudah sadar dari koma nya maka dari itu Revan berinisiatif untuk melihatnya langsung.
Tiba di rumah sakit Revan segera ke ruang rawat Ravin, begitu pintu dibuka bisa ia lihat pemandangan yang mengharukan dimana seorang ibu tengah menangis bahagia sembari memeluk sang putra yang akhirnya membuka mata, tak lupa sang ayah menatap hal itu dengan tatapan berkaca-kaca menahan tangis, apakah Revan iri? tentu saja tidak, mereka buka keluarganya kenapa harus iri.
Sepertinya kedatangan Revan tak disadari mereka sampai "Revin, kamu udah sadar" ucap Revan tersenyum menghampiri mereka.
"ya, kakak dari mana aja?" ucap Revin tersenyum melepaskan pelukan ibunya lalu merentangkan kedua tangannya seolah memberi kode pada Revan untuk lebih mendekat agar ia bisa memeluknya.
"maaf kakak tidak bisa terus disini karna kan harus sekolah gantiin kamu" ucap Revan mendekat dan memeluk Ravin.
"maafin aku kak, karna kondisiku kakak harus gantiin aku" ucap Ravin merasa bersalah membuat Revan menggeleng.
"engga, jangan merasa bersalah kakak ikhlas lakuinnya kok"
"kakak memang yang terbaik, aku bersyukur memiliki kakak" ucap Ravin membuat Revan tersenyum dan mengelus rambutnya.
"gue muak" batin Revan.
Malam harinya, Revan masih berada di ruang rawat Ravin, ia sedang memperhatikan Ravin yang sedang di suapi oleh Karina.
"Ravin ayo satu suap lagi" ucap Karina mengarahkan sendok yang berisi bubur itu ke mulut Ravin.
"engga Bun, Ravin kenyang" ucap Ravin menggelengkan kepalanya.
"sudahlah bun, jangan dipaksa" ucap Danu pada istrinya membuat Karina menggangguk.
"baiklah, sekarang minum obatnya" ucap Karina menyodorkan beberapa butir obat pada Ravin yang segera Ravin minum satu-satu.
"pinter" ucap Danu mengusap kepala Ravin.
Sementara itu mereka melupakan keberadaan Revan yang sedari tadi menatap datar interaksi mereka.
***
Sedangkan di tempat lain Candra menatap kosong pintu ruang rawat sang kekasih, tadi tubuh Alea kejang-kejang membuat Candra panik dan sekarang ia tengah menunggu dokter yang sedang menangani kekasihnya di dalam, semoga saja tidak Alea nya tidak apa-apa.
"Candra!'
Candra menoleh dan ternyata orang yang memanggilnya adalah Yoga sahabatnya, Candra segera memeluk Yoga saat pemuda itu tiba di hadapannya, air mata yang sejak tadi coba ia tahan kini keluar dari kedua matanya.
"Yog, gue takut, gimana kalo Alea pergi ninggalin gue kayak Hera"
"gak akan, dia gak akan ninggalin lo percaya sama gue" ucap Yoga mengelus punggung sahabatnya, sudah lama Yoga tak melihat Candra menangis.
Setelah lebih tenang Yoga melepaskan pelukannya, dia mendudukkan Candra di kursi tunggu "Alea gak akan ninggalin lo, dia kuat percaya sama gue" ucap Yoga menepuk pundak Candra untuk menguatkan sahabatnya.
"gue gamau kehilangan orang yang gue sayang lagi Yog, cukup Hera aja yang pergi karna kelalaian gue" ucap Candra dengan pandangan kosong.
Yoga tak bisa berbuat banyak, yang ia tahu Hera adalah adik Candra yang sudah tiada sekitar 3 tahun lalu saat Candra masih duduk di bangku SMP.
"setelah Hera pergi cuman Alea alesan gue hidup sampai sekarang Yog, kalo Alea juga pergi mungkin gue bakal nyusul mereka Yog" ucap Candra membuat Yoga seketika menatapnya tajam.
"jangan gila Candra, masih ada gue sahabat lo, masih ada orang tua lo yang sayang sama lo"
"orang tua?" gumam Candra terkekeh, Yoga mendengarnya dia tahu hubungan Candra dan orang tuanya tak dekat namun dia juga tidak tahu masalah mereka, selama berteman dengan Candra, dia tak pernah bercerita perihal keluarganya.
***
"lo siapa?"
"Revan!!"
Revan mendongakkan kepalanya saat merasa namanya di panggil, ia baru sadar jika di ruangan ini hanya ada dirinya dan Ravin, saking fokusnya bermain ponsel sampai-sampai ia tak sadar jika Danu dan Karina sudah tak ada.
"apa? butuh sesuatu?" tanya Revan beranjak dari duduknya lalu berjalan mendekat ke arah Ravin yang sudah menatapnya tajam.
"lo siapa?" tanya Ravin datar.
"aku? aku Revan kakak kamu" ucap Revan tersenyum manis membuat Ravin berdecih.
"bukan" ucap Ravin masih datar.
"lalu siapa? kita tidak punya kembaran lagi kan" ucap Revan masih mempertahankan senyumannya.
"gue gak bodoh, Revan yang selama ini culun, pengecut dan gak akan berani natap mata gue" ucap Ravin membuat senyum diwajah Revan pudar digantikan dengan wajah malas menatap Ravin.
"tahu apa lo tentang gue? kita gak sedeket itu" ucap Revan membuat Ravin mengepalkan tangannya kesal.
"sialan, lo pikir karna kondisi gue sekarang, lo bisa seenaknya? gue bisa bikin lo tambah buruk di hadapan ayah bunda"
"jangan bertindak bodoh kalau lo gamau kebusukan lo selama ini terbongkar dan nama lo rusak dalam sekejap" ucap Revan membuat Ravin terkekeh mendengarnya.
"memangnya lo punya bukti?"
"lo kira selama lo koma gue cuma diem?"
"memangnya apa yang lo dapet? alah palingan bukti yang gajelas" ucap Ravin percaya diri, karna ia yakin sudah menghilangkan semua bukti kelakuan bejadnya.
"gajelas?" Revan tersenyum mendengar itu, ia mengambil sesuatu dari saku jaketnya lalu melemparkannya pada Ravin.
"sialan" gumam Ravin saat melihat foto dirinya sedang melecehkan salah satu murid beasiswa di sekolahnya.
"itu hanya sebagian kecil bukti yang gue dapet, jadi lo jangan macem-macem kalo gamau kelakuan bejad lo kebongkar" ucap Revan datar.
Selama sebulan ini Revan memang mencari semua bukti-bukti kelakuan bejad Ravin, tak hanya melakukan pelecehan Ravin juga melakukan pembullyan secara diam-diam bahkan pembunuhan, dan ada satu fakta yang terungkap jika saat SMP Ravin dan Candra berteman, bahkan bersahabat tetapi Revan tidak tahu masalah apa yang membuat mereka bermusuhan sampai sekarang padahal dari bukti yang ia dapat dulu mereka sangat dekat.
Bersambung........
KAMU SEDANG MEMBACA
Abcd (hiatus)
Fantasy"Revan? siapa Revan, nama gue Rezaldi bukan Revan". "ini sebenarnya kenapa sih, gue dimana? gue siapa? terus wanita itu tadi siapa?". Penasaran? yuk mampir Cerita murni hasil pemikiran sendiri not bl Dilarang plagiat!! Start: 05 Oktober 2024 Finish: