4. Mimpi lagi

275 58 5
                                    

Happy reading


Revan mengerjapkan matanya lalu ia melihat sekeliling ruangan yang terasa asing baginya, ini seperti ruang kerja, lalu ia melihat tubuhnya, "gue mimpi? oke kita lihat kejadian apa yang akan lo perlihatkan sekarang Revan" ucapnya, pasalnya sekarang ia kembali menjadi Rezaldi bukan Revan.

Rezaldi beranjak dari sofa tempat ia berbaring lalu melangkah menuju pintu berniat keluar dari ruangan ini, namun belum ia memegang gagang pintu, pintu itu sudah terbuka terlebih dahulu lalu muncullah Danu berjalan menembus tubuh Rezaldi yang berdiri tepat di hadapannya.

Danu duduk di kursi kerjanya lalu tak lama pintu kembali terbuka kini muncul seorang pemuda entah itu Revan atau Ravin, Rezaldi tak bisa membedakannya.

"duduklah" perintah Danu yang dituruti oleh putranya tanpa bantahan, disisi lain Rezaldi menatap ayah dan anak itu serius, penasaran apa yang akan terjadi selanjutnya.

"ada apa ayah, kenapa manggil Revan?" tanya pemuda itu yang ternyata adalah Revan.

"kamu tahu kan kondisi adikmu parah" ucap Danu yang di balas anggukan kepala oleh Revan.

"ayah punya satu permintaan" ucap Danu membuat Revan menatapnya.

"apa itu?" tanya Revan.

"tolong gantikan Ravin sementara untuk pergi ke sekolah" ucap Danu.

"kenapa? kan bisa ijin yah" ucap Revan dengan menundukkan kepalanya tak berani menatap mata Danu yang berubah datar.

"kamu tahu kan sekolah Ravin itu aturannya ketat, kondisi dia sekarang sedang koma entah kapan akan sadar lalu setelah sadar pun Ravin pasti membutuhkan masa pemulihan yang tak sebentar mungkin memakan waktu beberapa bulan, dan kamu tahu kan jika Ravin tidak masuk selama 1 bulan penuh saja dia akan tertinggal kelas" ucap Danu panjang lebar.

"tapi yah.."

"Revan! pendidikan Ravin itu penting, dia akan jadi pewaris keluarga ini" ucap Danu memotong ucapan Revan yang hendak protes.

"tapi pendidikan aku juga penting yah" ucap Revan memberanikan menatap ayah nya.

"kamu itu homeschooling bisa atur jadwal pembelajaran, kan bisa kamu belajar setelah pulang dari sekolah, lagipula buat apa pendidikan tinggi toh tidak akan berguna juga" ucap Danu menohok.

"maksud ayah?" tanya Revan tak percaya.

"kamu itu berbicara di depan umum saja tidak bisa jadi apa yang bisa di harapkan darimu" ucap Danu beranjak dari kursi lalu pergi meninggalkan Revan yang tertunduk.

Revan menangis dalam diam, Rezaldi hanya menatapnya tak ada niatan untuk mendekat, lagi pula keberadaan nya disini seperti makhluk halus yang tidak akan diketahui ataupun di dengar oleh Revan.

Sementara itu di sekolah Deni dan Nauval sedang berusaha membangunkannya Revan yang tertidur.

"Vin bangun woy udah istirahat" ucap Deni menepuk-nepuk pundak Revan.

"kebo banget sih ni anak, gak biasanya juga dia tidur di sekolah" ucap Nauval mengguncang tubuh Revan.

Setelah beberapa saat barulah Revan terbangun dari tidurnya, ia mengerjapkan kan matanya menyesuaikan cahaya yang masuk.

"bangun juga lo" ucap Deni saat melihat Revan mengerjapkan matanya.

"udah istirahat?" tanya Revan pada mereka berdua.

"udah makannya kita bangunin lo" ucap Nauval.

"lo duluan aja ke kantin" ucap Revan membuat Deni dan Nauval senyum-senyum tidak jelas membuat Revan menatapnya aneh.

"kenapa lo pada?" tanya Revan.

"lo mau main?" tanya Deni membuat Revan bingung apa maksud pertanyaan nya.

"eh tapi kan mainannya udah di keluarin" ucap Nauval.

"eh iya gue lupa, pasti lo mau cari mangsa baru kan? yaudah semoga berhasil" ucap Deni menepuk pundak Revan lalu pergi dengan Nauval.

"gak jelas" ucap Revan lalu pergi dari kelas.

Rooftop adalah tempat yang Revan tuju sekarang, ia menatap kebawah dimana para siswa-siswi lalu lalang.

"ngapain lo disini?" tanya seseorang membuat Revan membalikkan badannya untuk melihat siapa yang berbicara dan ternyata itu adalah Candra.

"bukan urusan lo" ucap Revan berbalik melanjutkan kegiatannya menatap siswa-siswi di bawah sana.

"mau cari mangsa lo? bajingan tetaplah bajingan" ucap Candra menatap rendah Revan.

"apa maksud lo?" ucap Revan tak terima, mungkin ucapan itu memang bukan ditujukan padanya tapi tetap saja ia kesal.

Candra tak membalas ucapan Revan, ia hanya tersenyum merendahkan lalu pergi meninggalkan Revan yang emosi, "sialan".

Sepulang sekolah Revan tidak langsung ke rumah, melainkan pergi bersama Deni dan Nauval, katanya mereka berhasil menangkap seseorang.

Untung Revan hari ini pergi ke sekolah menggunakan motor tidak seperti kemarin yang di antar supir jadi dia bebas dan tak perlu mencari alasan saat supir menjemputnya.

Revan terus mengikuti Motor kedua teman Ravin itu sampai mereka berhenti di depan sebuah rumah yang tampaknya sudah tak berpenghuni, letak rumah ini terpencil dan sedikit masuk ke dalam hutan, sepertinya dulu ini sebuah villa mungkin?.

"dia ada di kamar lantai dua, tinggal eksekusi" ucap Deni menatap Revan.

Revan mengangguk sebagai jawaban lalu ia mulai melangkahkan kakinya masuk ke dalam rumah itu, Deni dan Nauval mengikutinya dari belakang, "kalian jaga aja di luar, gue sendiri aja yang eksekusi" ucap Revan membuat Deni dan Nauval saling pandang lalu mengangguk tanda setuju.

"oke, kita jaga disini" ucap Deni yang di angguki Nauval, Revan tersenyum puas lalu ia melanjutkan langkahnya masuk ke dalam rumah.

Tiba di lantai dua revan mengedarkan pandangannya mencari kamar yang di maksud, lalu pandangannya terhenti saat melihat salah satu ruangan yang pintunya tertutup dengan kunci yang menggantung, Revan pun mendekat lalu memutar kunci dan membuka pintu.

Begitu pintu terbuka bisa Revan lihat seorang remaja yang sepertinya seumuran dengannya terikat di sebuah kursi dengan keadaan yang cukup mengenaskan.

Remaja itu mendongakkan kepalanya saat mendengar pintu terbuka, lalu pandangannya bertemu dengan Revan, tatapan yang awalnya sendu berubah menjadi kebencian.

"bajingan!" ucap remaja itu memberontak ingin menyerang Revan namun pergerakannya tertahan karna kondisinya yang terikat.

Revan melangkah mendekat, saat tiba di hadapan remaja itu ia menatapnya sebentar, "tenang gue cuma mau....".

Bersambung......

Jangan lupa vote 🌟🌟

Abcd (hiatus)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang