Photograph 1

12.9K 601 5
                                    

"Bunda, nanti ingetin Prilly yaa buat dateng ke acara pesta kebun yang Nayla adain di rumahnya. Soalnya abis ini Prilly mau ketaman komplek dulu sebentar."

Prilly's POV

Aku berbicara kepada bunda yang sedang asik memasak makan siang untuk kami. Bunda hanya membalasnya dengan anggukan dan melemparkan senyum manisnya kepadaku. Ah aku beruntung sekali memiliki bunda sepertinya. Ia begitu perhatian dan sangat menyayangi ku, kakak ku, serta ayah. Aku terlahir sebagai anak pemilik sebuah galeri lukisan terkenal dikota kami. Meskipun begitu, kedua orangtua ku selalu menanamkan sifat rendah hati dan sifat-sifat positif lainnya kepada diriku dan kakak ku. Aku anak kedua dari 2 bersaudara. Aku sendiri bernama Prilly Elvarette Unna sedangkan kakak ku bernama Adelia Naffa Unna. Aku dan dia hanya berjarak 2 tahun. Jadi ketika kami sedang keluar rumah sekedar untuk berjalan-jalan, kami tidak terlihat seperti adik dan kakak loh malah terlihat layaknya seperti teman. Hahaha memang begitu adanya. Aku baru saja menyelesaikan studi ku. Dan betapa bahagianya aku ketika aku berhasil mendapatkan hasil yg sempurna. Keluargaku begitu bangga akan usaha keras yg aku jalani selama 4 tahun itu.

"Pril, kamu makan dulu nak. Baru bunda izinkan pergi ke taman komplek." ucap Bunda sambil menyediakan nasi serta lauk nya keatas piring untuk ayah.

"Iyaa Pril, kamu jangan sampai lupa makan karena asik dengan hobby melukismu itu. Ayah mengerti betapa kamu sangat mencintai hobby mu yg satu itu tapi jangan sampai kamu tidak memerdulikan kesehatanmu." ucap ayah panjang lebar sambil mengunyah makanannya.

Yaaa, seperti inilah keluarga ku ketika dihari libur. Hari ini hari minggu, jadi galeri tutup dan kami bisa berkumpul dirumah. Selain ayah memiliki galeri, ayah juga mengurus perusahaan yg eyang berikan untuknya. Jadi bisa kalian bayangkan betapa sibuknya ayah ku. Sedangkan bunda dan aku hanya membantu ayah mengurus galeri saja. Lalu kak Adel mengurus perusahaan eyang yg lain di Singapur.
"Iyaaa ayah ku yg ganteng. Lagi juga Prilly mana bisa lupa sama makan yah? Prilly kan pemakan segala. Hahaha." jawab ku sekena nya. Ayah tersenyum mendengar anak gadisnya melemparkan lelucon seperti itu.

"Pril, kabar kakakmu gimana? Apa dia sudah menghubungimu?" tanya bunda.

"Kakdel baik-baik aja bun, dia titip salam buat bunda dan ayah. Oh iya kakdel mungkin bulan depan akan pulang ke Indonesia, katanya mau berlibur kesini." ucap ku sambil mengunyah suapan terakhir.

"Wah alhamdulillah kalo gitu, bunda udah kangen banget sama Adel. Itung-itung nanti dia bisa bantu bunda sama Prilly di galeri." jawab bunda.

"Udah selesai nih bun. Prilly pergi dulu yaa. Bunda telfon Prilly aja nanti yaaah. Prilly pamit dulu. Assalamualaikum." ucapku sambil mencium punggung tangan ayah dan bunda.

Aku langsung menyambar tas yang berisi peralatan lukis ku. Dan langsung mengendarai mobil kesayanganku. Sebelumnya tidak lupa aku memanaskan mesinnya terlebih dahulu. Mobil putih yg berukuran kecil itu aku lajukan menuju taman komplek. Setelah sampai, terlihat tidak begitu ramai. Sehingga aku bisa memulai hobby yg aku tekuni dari semasa sekolah.

Aku duduk dikursi panjang yg sudah tersedia disini. Lalu aku mengeluarkan peralatan lukis dari dalam tas yg ku bawa. Setelah memasang sandaran untuk kanvas dan meletakkan cat warna di tempatnya, aku memulai menggoreskan warna-warna itu diatas kanvas menggunakan kuas khusus untuk melukis. Hati ku merasa senang ketika menjalankan aktifitas ini. Darah seni yg ku punya turun dari ayah dan tentunya kemampuan ayah ini turun dari eyang.

Aku menggambar seorang anak perempuan kecil yg sedang tertawa lepas bersama ibunya ditaman. Mereka terlihat bahagia. Tanpa sadar senyum ku berkembang ketika sedang asik menggambar mereka.

*****

Suara dering telpon genggam milikku berdering. Ku lihat nama yg tampil dilayarnya, oh ternyata bunda. Ku angkat telpon itu tanpa ragu.

PhotographTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang