Photograph 10

2K 174 1
                                    

Prilly's POV

*kriiiinngggg krrriiingggg*

Oke oke pagi ini aku dibangunkan dengan suara alarm yg sengaja aku setting khusus untuk pagi ini agar tidak terlambat bangun. Bisa-bisa Ali akan menyanyikan Indonesia Raya kalau aku telat. Aku langsung bergegas mandi. Meskipun aku sampai saat ini masih penasaran akan di culik kemana lagi sama anak satu itu?

"Pagi bunda, ayah." Ucapku seraya merampas segelas susu diatas meja makan.

"Pagi juga sayang. Mau kemana kamu pagi-pagi udah wangi?" Jawab ayah.

"Mau pergi yah sama temen." ucapku agak sedikit gugup namun bisa aku tutupi dengan melahap potongan roti isi kemulut ku.

"Tapi kok pagi-pagi banget nak?"

"Eee... Ituu ayah takut kena macet makanya kita jalan pagi, begitu hehe"

"Ooohhh, bunda nanti temenin ayah kerumah Syarief yaa.. Udah lama kita ngga ketemu dia."

*deggg*

Bunda langsung melirik ke arah ku seakan memberi isyarat agar aku tetap tenang.

"Oohh iyaa yah.." Jawab bunda seperlunya.

Aku mendengar suara mobil berhenti didepan gerbang, perasaan ku mengatakan kalau itu adalah mobil Ali. Oh God, semoga ayah tidak mendengar suara mobil Ali. Langsung aku mempercepat kunyahan sarapan ku.

"Bunda, ayah Prilly pamit yaa. Udah ditungguin didepan, gaenak kalo lama-lama. Assalamualaikum. Muach-muach." Ucapku sambil mencium kedua tangan orangtua ku sambil mencium pipi mereka.

Lalu aku sedikit berlari kecil menuju gerbang, benar saja didepan sudah terparkir mobil Ali. Ia membuka kaca tempat penumpang.

"Selamat pagi cantik, ayo masuk. Mau sampe kapan lo berdiri disana? Sampe Dufan pindah kedepan rumah lo? Iya?" Ucapnya. Dasar yaa laki-laki annoying. Seenak jidatnya aja ngomong.

"Ish iyaaa iyaaa." langsung aku masuk kedalam mobilnya. Aku heran kenapa laki-laki yg berada disebelah ku tidak pernah jelek ku perhatikan, ia selalu berhasil membuat jantung ini berdegup cepat ketika mata ini melihatnya. Oke Prilly, lo harus tenang.

"Kita mau kemana sih? Lo udah ngurangin jatah jam tidur gw nih. Harusnya jam segini gw masih manja-manjaan sama kasur dkk nya dikamar ini udah rapi aja." Sungutku

"Gausah bawel deh nanti lo juga tau. Tidur aja lagi kalo lo mau." Ucapnya sambil mengemudikan mobilnya. Dengan kacamata gaya warna coklat yg bertengger dihidung mancungnya membuat ketampanan yg ia miliki bertambah yaaa kira-kira jadi 90% lah hahaha

Aku tidak menghiraukan ucapannya barusan. Aku sibuk memainkan ponsel ku. Tentunya yang aku buka adalah akun sosial media yang ku punya sambil sesekali melirik Ali yang sedang tenang menyetir.

"Tas lo taro di bangku belakang aja sih. Ga ada yg mau ngejambret tas lo juga kali didalem mobil gini." Ucap Ali yg tiba-tiba mengagetkan ku.

"Yeee enak aja. Ngga ah biarin aja gw pangku. Gw biasa mangku barang apa gitu kalo lagi disetirin gini."

"Udah sihhh taro ajaaa." Ucap Ali yg sambil menarik paksa namun masih dalam batas wajar menarik tas ku. Maksudnya tidak kasar. Oke aku tahu, ini pasti alasan agar dia bisa memegang tangan ku.

Kan aku bilang juga apa, kini tangan Ali memegang tangan ku. Rasanya darah didalam tubuh ini berdesir begitu cepat. Bunda, apakah selalu seperti ini ketika seseorang yg sedang jatuh cinta dipegang tangannya oleh orang yg disuka?

"Hmmm Prill, maaf yaa." Ucapnya yg langsung melepas pegangan tangannya dengan ku.

"Santai bro." Ucapku dengan tenang.

PhotographTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang