Author's POV
*Bruukkk!*
Yaa, benar Prilly terjatuh akibat tali sepatunya yang tidak sadar ia injak. Alhasil kedua lututnya sedikit terluka akibat terkena batu kerikil di atas pasir pantai.
"Aduhhhh sakiittt..." Ucap Prilly sambil meringis kesakitan.
Dari kejauhan Ali melihat Prilly yang sedang duduk membuat Ali penasaran, kenapa Prilly tiba-tiba duduk dan tidak mengejarnya. Akhirnya Ali memutuskan untuk menghampiri Prilly.
"Loh Prill? Lo kenapa?"
"Pake nanya lagi, Nih liat saking semangat nya gw ngejar lo sampe agak luka lutut gw." ucap Prilly sambil meniup-niup luka nya.
"Hahaha lagian lo nya aja yang terlalu semangat. Udah bangun, buruan naik." Ucap Ali sambil berjongkok membelakangi Prilly.
"Maksudnya apaan nih? Lo mau gemblok gw?"
"Mau nggak atau gw pergi? 1...2..."
Tanpa aba-aba lagi, Prilly langsung lompat ke atas punggung Ali.
"Astagfirullah Prilly, lo abis makan apa aja sih hari ini?"
"Kenapa emang?"
"Gw berasa bawa karung beras 50kg." Ucap Ali sambil berusaha berdiri dan mulai berjalan.
"Iiihh Aliiii... Turunin ahhh, kerjaan lo ngehina gw mulu. Ikhlas ngga sih gemblok gw nya?" Gerutu Prilly.
"Yakin minta turun? As your wish Prill." Ucap Ali sambil menurunkan Prilly dari punggungnya.
"Ya Allah Ali Nakhla Syarief!!! Kebangetan banget lo sumpah jadi cowok!!!"
"Kebangetan kenapa coba? Lo sendiri kan yang minta diturunin? Tuh gw kabulin permintaan lo." Ucap Ali dengan watados (re: Wajah Tanpa Dosa) miliknya.
"Li, nyokap lo ngidam apa sih pas lo masih di dalem sana? Kenapa lahirnya jadi cowok ngeselin, cowok nyebelin tingkat dewa kayak gini? Sebel banget banget tau ngga gw sama lo!!"
"Hmmm ngga tau sih waktu nyokap lagi hamilin gw dia ngidam apa ... Tapi yang penting gw ganteng."
"asdfghjkl Aliiiiiiii.......!#$%^&*"
*****
Ali dan Prilly kini sudah berada di parkiran mobil. Setelah terjadi keributan antar keduanya, Ali tetap menggemblok Prilly sampai parkiran mobil.
"Sini mana yang luka?" Ucap Ali sambil berjongkok dihadapan Prilly.
Prilly menunjuk luka di kedua lutut nya. Ia memperhatikan Ali yg sedang mengamati lukanya. Ali manis sekali gumamnya dalam hati.
"Sebentar ya gw ambil kotak obat dulu di kursi belakang."
Prilly mengangguk dan Ali berdiri dari hadapannya lalu mengambil kotak obat yang ia maksud di kursi belakang.
"Tiap hari aja lo bersikap manis kayak gini Li. Makin baper deh nanti gw." Gumam Prilly sambil melamun.
"Woy! Ngomong apa lo barusan?" Ucap Ali tiba-tiba yang mengagetkan Prilly.
"Hah? Ngomong? Ngomong apa? Gw ngga ngomong apa-apa." Ucap Prilly yang tiba-tiba menjadi gugup.
Ali tidak menghiraukan kegugupan Prilly, ia kembali berjongkok dihadapan gadis yang sedang menahan perih di lututnya. Dengan lihai, Ali mulai mengobati luka dikedua lutut Prilly.
"Awsshhh..."
"Eh sori-sori Prill, nih pelan-pelan deh.. Lagian lo diobatin gini aja pake ngeringis." Ucap Ali sambil melanjutkan membersihkan luka itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Photograph
RandomHanya dari goresan indah di kanvas lukis milikku, aku bisa mencintainya. Sungguh dia begitu indah, sama indahnya dengan goresan cat warna-warni yang telah tercampur menjadi satu dan menghasilkan sesuatu yg indah dipandang mata serta menyejukkan hati...