VTM[4]

118 28 8
                                    

Tandai typo!
________________

Vale berlari di koridor rumah sakit menuju ruang tempat dimana Bumi dirawat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Vale berlari di koridor rumah sakit menuju ruang tempat dimana Bumi dirawat. Laki-laki itu membutuhkan waktu tiga menit untuk sampai di tempat dimana sahabatnya itu berada.

Brak

Semua orang yang ada di ruangan tersebut pun sontak kaget mendengar pintu masuk dibuka kasar oleh Vale.

"Gimana keadaan Bumi?" tanya Vale, dengan nafas yang masih terengah-engah.

Agas lantas langsung menyodorkan botol air mineral kepada temannya itu, "Nih minum dulu!" yang jelas di terima Vale.

"Bumi nggak apa-apa Val, lo lihat tuh orangnya aja masih enak-enakan makan buah!" ujar Kiko menatap Bumi sinis.

Mendengar itu Vale yang sedari tadi tak memperhatikan sekitar pun sontak menatap Bumi yang menyengir sembari menatapnya juga. Dan itu membuat Vale menghela nafas lega.

"Syukurlah kalau lo gak apa-apa, tapi kenapa lo bisa kecelakaan sih?"

"Gatau gue Val, tadi gue ke minimarket buat beli jajan. Setelah selesai gue langsung pulang tapi anehnya disitu tiba-tiba motor gue remnya blong, padahal pas berangkatnya masih aman-aman aja."

"Disitu gue syok dong, dan untung aja dijalan itu ada semak-semak jadi gue ngarahin langsung motornya ke situ, aman deh. Cuma badan gue aja nih yang lecet gara-gara kegores, dan kaki gue juga sedikit sakit karena ketimpaan motor. Tapi lebih baik sih daripada kalau nabrak Truk." jelas Bumi panjang. Yang membuat Vale paham.

Mereka sebenarnya juga merasa janggal akan hal itu, tapi biarlah nanti akan diselidiki kalau Bumi sudah pulih.

"Gue cabut dulu soalnya Mama gue nyuruh buat jemput di mall," ucap Kiko kala melihat notif pesan dari Mamanya.

Mendengar perkataan dari temannya itupun sontak membuat Vale tersadar, "Sial." Dengan cepat ia langsung lari keluar yang membuat semua temannya bingung dan penasaran.

"Tuh anak kenapa sih aneh banget?" kata Bumi yang di angguki lainnya.

"Mungkin ada yang penting kalik," sahut Kiko, kemudian ia langsung pamit untuk cabut.

**********

Bug

Bug

"Yang bener dong mas!!" ucap seseorang dengan kesal, lantaran baru saja di dorong Vale.

Yah, laki-laki itu lari dengan kesetanan di mall dan mendorong semua orang yang menghalangi jalannya. Vale khawatir dengan Vaesella takut kalau gadis itu akan hilang. Ia merutuki dirinya sendiri lantaran kenapa bisa lupa pada gadis itu.

Nafas Vale tak beraturan, ia melihat kerumunan orang-orang yang pada meneriaki seorang pencuri. Laki-laki itu pun menerobos masuk dengan paksa kerumunan itu.

Matanya sontak menajam kala melihat Vaesella yang tangannya ditarik paksa oleh petugas mall, "Berani sekali kalian ingin membawa pergi pacar saya!" ucap Vale lantang, tangannya dengan cepat melepaskan Vaesella dari petugas mall.

Semua orang yang disitu pun sontak kaget, dengan cepat petugas mall menjelaskan kejadian yang sebenarnya agar tak memancing amarah pemuda itu.

"Kalian memang ada bukti heh, mengatakan bahwa gadis saya itu pencuri?" tanya Vale menatap tajam semua orang.

"Buktinya wanita itu! Dia bilang kalau semua belanjaan pacar kamu itu milik dia!" ucap seorang gadis sembari menunjuk wanita yang tadi sempat mengaku-ngaku belanjaan Vaesella miliknya.

Vale mengepalkan kedua tangannya erat, "Dan kalian percaya sama ucapan wanita itu?"

"Apalagi seorang petugas dan scurity juga percaya dan ingin membawa paksa gadis saya, bukankah seharusnya kalian terlebih dahulu mencari kebenarannya, dan bukannya disini ada cctv." lanjut Vale yang membuat semua orang langsung terdiam, mereka juga baru sadar jika harusnya mencari kebenarannya dahulu sebelum menghakimi seseorang.

Sedangkan seorang wanita yang tadi sempat mengaku-ngaku pun menegang, wajahnya sontak langsung pucat mendengar itu, "Ah sudahlah tidak usah diperpanjang. Karena saya sudah tidak mempermasalahkan itu, jadi masalah ini cukup sampai disini saja."

"Tidak apa-apa juga kalau belanjaan saya diambil mbak itu, saya ikhlas. Kalau begitu saya pergi dulu!" lanjutnya cepat yang ingin langsung segera pergi, tapi dihalangi Vale terlebih dahulu. "Gadis saya tadi itu belanja dengan saya. Kalau kalian tidak percaya bisa cek cctv mall ini!" kata Vale dengan lantang.

Semuanya yang mendengar itu jelas terdiam kaku.

"Dan saya minta, beri sanksi pada wanita itu!" Tegas Vale.

Wanita yang disebut pun ketakutan, ia ingin kabur terlebih dahulu tapi sudah di cekal oleh Vale, "sht, lepasin!!"

"KALIAN MASIH MAU TETAP DIAM HAH! SERET WANITA INI!!" bentak Vale menatap penjaga mall yang masih terdiam.

Dengan cepat mereka sontak langsung menyeret wanita itu yang kini sudah disoraki penipu oleh pengunjung mall.

Kerumunan sudah bubar, lantas Vale menatap Vaesella yang sedari tadi masih diam.

"Ck, lo bodoh atau gimana sih! Seharusnya kalau orang-orang tadi nuduh lo pencuri itu bilang sama mereka. Bantah tuduhan itu jangan malah diam aja!" marah Vale pada Vaesella yang kini malah menatap polos dirinya.

Membuang nafas kasar, Vale sontak mendengus pelan. "Lupa gue, kalau lo itu memang bodoh!" ketus Vale, kemudian ia langsung menggenggam tangan gadis itu dan membawanya pergi.

************

Vale kini membawa Vaesella ke rumah sakit dulu lantaran tadi Bumi sempat meminta tolong padanya agar membelikan dia martabrak dan wedang jahe. Sebenarnya Vale malas dan tak suka jika di suruh-suruh, tapi karena temannya itu masih sakit jadi Vale kasihan kepadanya, sehingga ia mau menuruti perintah Bumi.

"Lo jangan aneh-aneh ya disana, diem aja kalau temen gue ngajak ngomong lo!" peringat Vale pada Vaesella. Mereka berdua kini sedang berjalan menuju ruangan bumi.

Vaesella mengangguk kepalanya patuh.

"Dan ingat satu hal lagi, lo jangan pernah bicara sama siapa-siapa tentang lo itu yang mermaid. Cukup gue aja yang tau identitas lo!" kata Vale, yang lagi-lagi di angguki Vaesella.

Melihat itu Vale tersenyum puas, ia menepuk lembut kepala Vaesella dua kali. "Pinter!" ucapnya. Membuat Vaesella menerbitkan senyum tipis tanpa di ketahui laki-laki itu.

Ceklek

Bumi menyambut antusias kehadiran Vale yang jelas kini membawa pesanannya. Wajah yang tadinya berbinar melihat Vale sontak menjadi terkejut lantaran dibelakang Vale terdapat seorang gadis yang menurut Bumi sangat-sangat cantik, begitu Agas yang masih ada di sana pun sontak terdiam kaku.

"Anjir, lo bawain gue bidadari juga Val?" tanya Bumi yang kini berbinar terang kembali.

Mendengar itu Agas langsung tersadar dari keterpakuannya ia sontak menggeplak kepala bumi pelan.

"Ck, apaan sih lo." dengus Bumi pada agas, ia kembali menatap Vale. "iya kan val, itu cewek buat gue!!"

"Enak aja, dia itu anaknya temen bokap gue!" kata Vale, lantas meletakan pesanan Bumi di meja.

"Kenalin, nama dia Vaesella!"

_______________________

Bersambung!

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 05 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Vaesella The Mermaid Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang