Bab 17

1.7K 198 0
                                    

Pagi itu, suasana di sekolah terlihat lebih sepi dari biasanya. Setelah kebenaran terbongkar tentang fitnah yang dilemparkan kepada Dary, banyak siswa merasa bersalah atas tindakan mereka.

Dary, yang selama ini menjadi sasaran cemoohan, kini berjalan dengan kepala tegak. Dia tahu semuanya telah berubah, tetapi dia juga menyadari bahwa meski kebenaran sudah diungkapkan, hidupnya tak akan kembali seperti semula.

Di taman sekolah, teman-temannya Sandy, Rio, dan Cika berlari menghampirinya.

“Dary, gimana keadaanmu sekarang?” tanya Sandy dengan wajah cemas.

Rio menambahkan, “Kami dengar kamu udah tinggal sendiri sekarang. Kami khawatir sama kamu.”

Cika, yang biasanya pendiam, ikut berbicara. “Aku nggak nyangka semuanya bisa berubah secepat ini. Gimana perasaanmu sekarang?”

Dary tersenyum tipis. “Aku baik-baik saja. Terima kasih sudah peduli. Meski ini semua berat, aku akhirnya bisa menunjukkan siapa aku sebenarnya. Aku nggak perlu bergantung pada siapa pun lagi, terutama keluarga Johnson.”

Obrolan mereka terhenti ketika sekelompok siswa lain menghampiri. Mereka adalah teman-teman sekelas yang dulu ikut menyalahkan Dary. Dengan wajah penuh penyesalan, mereka berbondong-bondong meminta maaf.

“Maafkan kami, Dary. Kami semua terlalu bodoh karena langsung percaya pada Evelin,” ucap salah satu dari mereka.

“Ya, kami semua bersalah. Kami nggak seharusnya menghakimimu begitu saja,” tambah siswa lain.

Dary menatap mereka dengan tatapan datar. Dia bisa merasakan ketulusan dalam kata-kata mereka, tetapi hatinya sudah terluka terlalu dalam untuk memaafkan semuanya dengan mudah.

“Maafkan? Aku bukan orang yang mudah melupakan begitu saja. Tapi aku hargai permintaan maaf kalian,” jawab Dary sambil berlalu, meninggalkan mereka dalam keheningan.

~~~

Waktu istirahat tiba, dan Dary bersama teman-temannya Sandy, Rio, dan Cika menuju kantin. Mereka duduk di sudut ruangan sambil berbicara tentang hal-hal ringan, mencoba mengalihkan pikiran dari masalah-masalah yang telah terjadi.

Namun, ketenangan itu terganggu ketika Darren dan Darius, abang angkat Dary, tiba-tiba muncul di depan mereka. Wajah Darren penuh dengan kemarahan, sementara Darius mencoba terlihat tenang meski jelas ia juga tak senang.

“Dary! Kau jangan berpikir setelah apa yang terjadi sama Evelin, kau bisa terus bersikap santai!” teriak Darren dengan suara lantang, membuat beberapa siswa lain menoleh.

Dary menatap Darren tanpa takut. “Santai? Apa maksudmu dengan bersikap santai? Apa kau lupa bahwa adik kesayanganmu itu telah menjadi pelaku atas tuduhan yang tidak mendasar itu?” balas Dary tajam.

Darius, yang selalu membela Evelin, angkat bicara. “Evelin begitu karena dia baru pulih, mungkin saja dia tidak sengaja melakukan itu.”

Dary tertawa sinis. “Hah! Kau sungguh bodoh, Darius. Apa kau tidak melihat rekaman CCTV itu? Kau terlalu sayang pada adikmu sampai kau begitu buta dan sangat bodoh!.”

Wajah Darren semakin memerah. “Jaga ucapanmu itu, Dary! Kami abangmu!”

Dary mendekat, menatap mereka dengan penuh kebencian. “Aku bukan adikmu lagi, bangsat! Untuk apa aku masih mau memiliki keluarga dan abang yang begitu bodoh!”

“Diam!! Kau ikut kami sekarang!” teriak Darren sambil menarik tangan Dary dengan kasar.

“Kita pulang! Kau tidak akan bertahan hidup di luar. Kau akan mati kelaparan! Kau harus bersyukur kami masih mau mengajakmu pulang!”

Tangan Dary terasa sakit akibat genggaman kasar Darren, tapi dia tidak menunjukkan kelemahannya.

Sebelum dia bisa membalas, suara lain memotong keributan itu.

“Beginikah cara lo membawa adik lo? Ups, bukan. Sekarang dia bukan adik lo lagi.” Luka, pemimpin geng The Shadow, tiba-tiba muncul bersama anggota geng lainnya.

Dia dengan cepat menarik tangan Dary dari Darren. “Jangan ganggu Dary lagi. Ingat, dia bukan adik lo lagi dan kalo lo macam macam sama dia urusan nya sama gua ingat itu!”

Darren tampak ingin melawan, tetapi melihat Luka dan gengnya, dia menahan diri. Dengan enggan, dia mundur bersama Darius, meskipun masih menyimpan kemarahan di wajahnya.

Mereka bukannya takut hanya saja mereka tak ingin membuat keributan di sekolah, yang bisa saja akan membuat mareka kerepotan.

Setelah mereka pergi, Luka dan yang lainnya membawa Dary ke ruangan khusus geng The Shadow. Ruangan khusus untuk geng the shadow berkumpul. Di sana semua nggota geng yang lain sudah menunggu, wajah mereka penuh dengan penyesalan.

Zian, yang sebelumnya paling keras menuduh Dary, angkat bicara. “Kami semua minta maaf, Dary. Kami salah besar sudah percaya pada Evelin tanpa mencari tahu kebenarannya dulu kami benar-benar ingin meminta maaf.”

Tama menambahkan, “Kami janji, ini nggak akan terulang lagi. Kami akan melindungi lo sekarang.”

Dary menatap mereka, merasa ada kehangatan yang mulai tumbuh di hatinya, meskipun ia belum sepenuhnya percaya. "Aku terima permintaan maaf kalian, tapi aku butuh waktu. Aku nggak bisa langsung lupa apa yang udah terjadi."

Luka menatap Dary dengan tatapan serius. “kamu mau jadi bagian dari kami, Dary? Aku tahu kamu nggak butuh perlindungan dari siapa pun, tapi kalau kamu mau, aku bakal anggap kamu adik aku. Kita bakal jaga kamu, nggak akan ada lagi yang bisa nyakitin mu.”

Dary terdiam sejenak, merasa ragu. Dia tahu Luka dan geng The Shadow punya reputasi yang ditakuti di sekolah, tetapi mereka juga menunjukkan ketulusan yang jarang dia temui.

Mendengar tawaran itu, Dary terdiam. Ia tidak menyangka Luka akan mengajaknya bergabung. Tawaran itu terdengar menggoda, terutama setelah semua yang terjadi dengan keluarga Johnson. Namun, ia ragu. "Aku... Aku nggak tahu kak. Aku butuh waktu buat mikir."

Luka mengangguk dengan sabar. "Aku nggak maksa, kamu ambil waktu sebanyak yang kamu butuh. Kami cuma mau kamu tahu, kamu nggak sendirian lagi, dan aku selalu siap menerima mu kapan saja adik manis."

"Gue juga" Ucap bersamaan geng the shadow

Dary mengangguk perlahan. Meski ragu, dia merasa sedikit tersentuh oleh perhatian yang mereka tunjukkan. Geng The Shadow, yang dulu memusuhinya, kini berjanji akan melindunginya. Tapi apakah dia siap untuk membuka hatinya lagi?

Dalam hening, Dary menatap ke luar jendela, pikirannya kembali pada semua kejadian yang telah berlalu. Kini, masa depannya tampak lebih jelas, tetapi juga penuh dengan pilihan-pilihan sulit.

Dan di dalam dirinya, Dary tahu bahwa ini baru permulaan dari perjalanan panjang yang harus dia lalui sendiri.

VOTE VOTE VOTE SAMA KOMEN YAA GAYSS 😞🌹🌹

Transmigrasi DaryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang