4. Struggle of Life
"Adakalanya hidup memiliki banyak struggle ,bukan hanya merekah dalam tawa bahagia namun juga terjerat dalam luka tak bersayat"
~🍓~
Dalam setiap kehidupan pasti ada saja hal-hal yang selalu kita impikan. Entah dalam chapter indahnya hidup, cinta, atau cita-cita. Seperti Raina yang sedang dalam pergulatan otak yang akhir-akhir ini memenuhi pikirannya. Di jenjang akhir SMA ini ia sungguh memikirkan bagaimana nasib kedepannya. Sebenarnya banyak mimpinya, namun ia bingung ingin memulainya dari mana.
Bukan hal mudah dalam menentukan keputusan selanjutnya. Karena tentu saja harus berdasar restu kedua orangtuanya. Perbedaan pendapat lah yang sering kali membuat Raina kebingungan dan stuck pada masalah itu tanpa mau mengambil sisi lainnya.
Seperti sekarang ini, Raina tengah berbaring menatap langit-langit kamarnya yang bernuansa kental dengan warna pink dan putih. Sedari tadi ia hanya bermalas-malasan namun pikirannya berkelana entah kemana. Di satu sisi ia senang karena hari ini ia melihat crush nya yang berwajah tampan itu. Namun disisi lain, ia jadi tidak mood mengingat perkataan ayahnya tadi selepas makan malam.
Ya! Pembahasan setelah lulus akan mengambil jurusan apa dan di universitas mana masih terus diperbincangkan bahkan setiap hari. Raina sudah memplanning di bukunya akan mengambil jurusan apa dan di universitas mana hanya saja itu sedikit bertentangan dengan pendapat ayahnya.
Huh! Ribet sekali hidup ini.
Tak terasa memikirkan ini waktu telah menunjukkan pukul sembilan. Angin sepoi-sepoi masih masuk ke kamarnya karena Raina belum menutup jendelanya. Terdengar suara guntur yang menggelegar, mungkin akan hujan lagi malam ini, pikir Raina.
Kalau saja Raina bisa berteriak maka ia akan teriak sekencang mungkin untuk melepaskan hal-hal yang menyangkut dipikirannya. Namun ini sudah malam, tak mungkin juga. Nanti dikira orang gila lagi.
Sebelum menutup jendela, Raina menyempatkan menatap dan menyapa langit malam.
“Oh! hai malam, aku malam ini dipenuhi dengan berbagai hal yang tidak aku inginkan. Selalu ada saja hal yang mengganggu pikiran ini. Ingin aku berteriak sekencang mungkin agar semua tahu apa yang sedang aku rasakan. Namun itu mustahil dilakukan.” Raina menghela nafasnya berat.
“Tapi ini sudah menjadi bagian dari takdir ku mungkin. Tak apa, akan kujalani walau sambil berceloteh ria denganmu, malam.”
Haha seperti orang gila bercerita sendiri.
“Oh ya! Aku hari ini melihat pangeran tampan, malam. Aku senang melihatnya walau tak menyapa, tapi aku suka! Aku titip salam untuk angkasa ya, malam? boleh kan? Sudah ya malam, besok lagi aku kembali. Aku akan tidur dan semoga besok aku melihatnya kembali. Hehe…”. Diakhiri kekehan yang menghiasi wajah manis Raina.
Akhirnya Raina berbaring, berpetualang dengan alam mimpinya. Semoga mimpi indah Raina. Walau diluar hujan, semoga tidurmu nyenyak untuk beraktivitas esok pagi. Selamat berkelana di alam mimpi yang indah, Raina.
~🍓~
"Kak, sarapan dulu sini.” Suruh bunda Raina. Namanya Audrey Maharani. Audrey itu artinya kekuatan mulia dan Maharani artinya perempuan cantik. Kata Raina, seperti arti namanya, bundanya itu cantik juga selalu sabar menghadapi anak-anaknya yang banyak tingkah ini, maaf ya bunda hehee..
“Iya bunda”.
Bunda Rani selalu menyiapkan sarapan untuk Raina. Raina tidak diperbolehkan melewatkan sarapan, karena ia bisa sakit maag. Tentu saja sebagai seorang ibu, bunda Rani selalu menyiapkan yang terbaik untuk anaknya.

KAMU SEDANG MEMBACA
ENCHANTED
Teen FictionSelamat datang di kisah Romansa Raina. Mari ikuti kisah Raina dan perjalanannya di masa putih abu-abu. Sang pengagum rahasia. Mungkin itu sebutan yang cocok untuk Raina. "Boleh jadi pertemuan yang lalu akan menghadirkan kisah indah selanjutnya" ~Ra...