3. It Turns Out He Is ?

0 0 0
                                    

3. It Turns Out He Is ?

~🍓~

“Ayok anak-anak ke lapangan, sudah bel dari tadi masih saja pada di kelas” suruh Bu Vivi dari depan kelas. “Pake dasi dan topi nya masih bisa dijalankan, ayo cepetan dikit, nanti panas kalian mengeluh lagi”, ucap guru perempuan itu dengan berkacak pinggang.

“Sumpah deh gurunya! ga liat apa di lorong juga masih pada jalan antri. Suruh cepetan gini, mana bisa?”, kata Natasha yang masih merapikan topi nya di depan kaca

“Ho'oh. Pagi-pagi dah marah-marah mulu.” Sahut Kalila yang juga masih merapikan topi dan dasi. 

“Heh! Ayok dandannya sudah.” 

“Enjih Bu.” Kata Natasha dengan senyum dipaksakan 

Mereka sudah berdiri di lapangan namun masih saja hal yang diperebutkan. 

“Belakang aja yuk, males ah gue di depan.” Ajak Natasha pada kedua temannya itu.

“Kenapa Nat? Mending kita didepan ajalah, bisa liat siapa yang jadi danton nya.” Usul Kalila dengan senyum merekahnya

Raina yang melihat perdebatan kecil ini, memutuskan menengahi saja. 
“Ya udah, nggak didepan juga engga di belakang, tengah-tengah saja. Baris nomor 3 aja yuk masih belum terisi tuh.” Tanpa basa-basi lagi Raina menggandeng tangan mereka ke depan. “Udah jangan ribut.”

“Gapapa deh disini aja masih bisa lihat.” kata Kalila yang menengok kanan dan kirinya.

Natasha memutar bola matanya jengah,“Mau cuci mata kan lu, Kal?” 

Kalila hanya menunjukkan senyum manisnya tanpa menjawab lagi. 

“PEMIMPIN UPACARA MEMASUKI LAPANGAN UPACARA. PASUKAN DISIAPKAN.” ucap protokol upacara itu dengan tegas nya.

“SIAAAAP…GRAK !”,perintah danton yang berada di paling kanan.

“Garang amat danton nya”, bisik-bisik Natasha dengan pandangan yang masih kedepan. Tak ada yang menyahuti, lalu ia menengok pada kedua temannya, Raina dan Kalila.

“Suka kan lu Kal sama si danton nya? Entar gua kenalin deh. Dia anak futsal deh kayaknya.” Kata Natasha yang memberitahu.

“Serius Nat?,” ujar Kalila sedikit meninggikan suaranya.

“Pelan-pelan Kalila.” Suruh Raina karena suara Kalila memang sedikit keras, takut kena semprot guru. 

“Iya. Kapan lagi gua baik hati?”

Mata Kalila masih berbinar melihat sang danton itu. “Woaah”,kagumnya.

“PEMBINA UPACARA MEMASUKI LAPANGAN UPACARA. PASUKAN DISIAPKAN.” Ucap sang protokol lagi.

“SIAAAAP…GRAK!”, suruh sang pemimpin upacara.

Natasha terus mengamati Raina diam-diam. Ia masih kepo dengan secret love nya Raina, siapa tau dari kelas yang bertugas ini, kelas IPA 3. Sejak tadi pun tak lepas pandangan Raina dari sang pemimpin upacara. Apalagi Raina juga mengajak mereka baris didepan akhir-akhir ini. 

“Kalo yang jadi pemimpin itu namanya Althardirgi. Cowok yang ikut organisasi kesiswaan masuk di bidang photografi.” Kata Natasha memancing Raina. Siapa tau dia tertarik pada pembicaraan ini.

“Oh iya! aku tau, dia yang sering ngefoto waktu ada event.” 

Yah, padahal Natasha ingin menjebak Raina agar dia tertarik, malah Kalila yang menyahuti. Tak apa, dia tak menyerah. Pembicaraan tadi membuat Raina semakin melihat fokus ke depan, sempat manggut-manggut saat Natasha mengatakan bahwa itu Althar.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: 13 hours ago ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

ENCHANTED Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang