Bab.3

49 10 0
                                    

"Hati hati ya sayang, hati hati juga ya nak Devan".

"Iya mommy. papayyy mommy, Daddy, Abanggg, kakaaaa" Chio  berbicara sambil melambaikan tangan nya.

"Iya mom" ucap singkat Devan namun menggunakan sopan santun nya.

________________________________________________

Di perjalanan

"Evan"

"Evann~~" Chio memanggil Devan tapi tidak ada jawaban dari Devan.

'ckk pasti nih orang ga jawab gw karena gw panggil namanya Tampa embel Abang'

"Bang Evan"

"Hm, kenapa??"

"Mamih ada di rumah??"

"Ada, kenapa?"

"Nggak kenapa napa, aku cuma kangen aja sama mamih hehehe,"

Setelah itu mereka menghabiskan waktu di perjalanan nya tanpa mengeluarkan suara.

Mereka sudah sampai di sekolah lalu Devan mengantar Chio ke dalam kelas nya.
Devan dan chio berbeda kelas,
Chio baru kelas 1 SMP
Sedangkan Devan sudah kelas 3 SMP.

Devan dan Chio sudah kenal lama,  mereka menganggap bahwa mereka itu sahabat, bukan hanya sahabat aja tetapi mereka sudah seperti seorang adik Kaka. Chio menganggap Devan sebagai Abang nya, dan Devan sudah menganggap Chio sebagai adiknya.
Karena Chio dan Devan selalu bermain bersama, sejak Chio lahir.

Kedua orang tua Chio selalu sibuk dengan pekerjaan nya, dan ketiga Abang nya pun sibuk dengan pekerjaan dan pendidikan nya.Chio selalu sendirian dan kesepian.
tetapi, itu semua tidak terjadi kepada kehidupan Chio, karena di saat semua keluarga Chio sibuk, Devan selalu menemani Chio dan membuat Chio tidak merasa kan yang namanya 'kesepian'.

Devan menjadi ketua OSIS di sekolah tersebut, 'NEO SCHOOL ALEXANDER '  Sekolah tersebut milik kedua orang tua Devan, walaupun sekolah itu milik kedua orang tua nya tetapi Devan tak pernah semena mena Untuk melakukan hal hal yang buruk.Devan selalu di siplin di sekolah itu, Devan dan Chio di jukuli siswa jenius di sekolah itu, karena kepintarannya.

Lanjut

"Jangan nakal dan jangan berkata kasar!! belajar dengan pokus dan benar".

"Siapp kapten," ucap nya sambil bersikap hormat ke arah Devan.

Devan yang melihat kelakuan sahabat + adik nya itu ia merasa gemas sampai sampai bibir nya mengukir senyuman kecil.
' Sangat imut dan lucu'  batin Devan

"Jika bel istirahat berbunyi jangan kemana mana, tunggu Abang kemarih menjemput mu, okeyy??"

"Okeyyyyyyyy,"

Devan pun langsung mengusak ngusak rambut Chio yang begitu lucu sehingga rambut Chio menjadi berantakan. Chio seperti nya kesel karena rambut nya tidak rapih lagi,  padahal menurut Devan, Chio lebih lucu ketika rambut nya acak acakan,
Devan juga sekejap mencium kening Chio.

Devanpun langsung pergi untuk menuju kelas nya.

Chio langsung berlari ke dalam kelas saat melihat sahabatnya sudah pergi,

"HALOOO ANAK GANTENG DATENG," Chio menyapa teman teman nya dengan berteriak.

"Ehhhhh bayii gw akhirnya Dateng juga," ucap salah satu siswi yang memang nya sangat menyukai Chio
(Bukan menyukai karena cinta tetapi karena merasa gemas dengan sikap Chio yang seperti bayi di kelas tersebut, bukan hanya dia aja yang menganggap seperti itu, teman teman yang lain pun samaa, ia menganggap bahwa Chio bayi mereka.) Chio paling muda dan paling kecil di kelas.

"Gak salah denger nihh gw????" ucap salah satu sahabat Chio dengan nada mengejek, Saipul seperti nya ingin menjahili Chio.

"Nggak, emang Luh denger nya apa??" Chio menjawab dengan muka polosnya sehingga membuat Saipul semakin ingin menjahili Chio.

"Ganteng???"

"Iyaa,gw kan emang ganteng" ucap Chio bangga sambil mengibaskan rambutnya kebelakang
Semua yang ada di dalam kelas pun tertawa mendengar ucapan Chio yang begitu bangga dan PD. dan mereka merasa gemas.

Chio yang merasa dirinya di tertawakan pun kesal sekaligus malu.

"Kenapa kalian semua tertawa?? gw kan emang ganteng," ucap nya lirih karena merasa mood nya hancur ulah sahabat nya yang membuat ia di tertawakan oleh teman teman sekelas nya.

Teman teman nya malah semakin tertawa karena melihat wajah Chio yang sangat menggemaskan ketika sedang cemberut.

"Dah lah males, gw mau ke ruangan Devan aja" ucap nya dengan mata yang berkaca kaca.

"mau ngadu gaes ke Pawangnya" ucap Ipul sambil dengan nada mengejeknya.

"Ke anak kecil aja, mainnya ngaduan. Eh ya gw lupa, lu kan emang masih bayi, yang nyasar di SMP" lanjut Ipul, yang semakin semangat menjahili temannya itu.

Temen sekelas yang tadinya sudah berhenti tertawa, kembali tertawa lagi setelah mendengar ucapan Ipul dan melihat raut wajah kesal Chio yang semakin lucu.

Chio yang sudah sangat kesal dan mood nya yang sudah hancur pun ia memilih untuk ke ruangan sahabat nya, karena Jujur saja ia sudah sangat ingin mengadukan kejadian sekarang, Dengan memeluk sahabatnya. Bodo amat lah pikir Chio mau di bilang anak kecil ge, yang penting mood nya bisa kembali lagi.

Chio berjalan dengan cepat sehingga ia tidak melihat bahwa ada besi di depan pintu kelas nya, dan_

'BRUKK'

Semua nya langsung melihat ke arah suara  tersebut, dan mereka semua terdiam karena keterkejutan nya.

"Yaampun Chio, ko Luh malah tengkurep di depan pintu sih,"

"Bodoh. dia jatuh, jadi tengkurep,  bukan karena sengaja tengkurep di situ"Andika sangat kesal kepada Saipul yang tidak peka dengan keadaan.

Chio yang merasakan sakit di kaki nya pun menangis kencang,

"Huaaaaaaaa Hiks sakit hiks abanggggggg hiks,"

Teman teman Chio membujuk Chio agar mau di bantu dengan mereka tetapi Chio kekeh ingin Abang nya yang membantu.

"Gamauuuu hiks mau a-abang hiks huaaaaaaa,"

Devan yang sudah datang pun langsung menggendong Chio dan membawa nya ke ruangan pribadi Devan yang memang sudah ada sejak Devan sekolah di sekolah tersebut,  Daddy Devan yang membuat kan ruangan itu, karena kemauan Devan sendiri.

*****

Haiii

Jangan lupa vomen🤗💗

Terimakasih,dan good night semua🌃😘

Besok kan libur,kalian malam ini begadang atau ga??

Oh ya buat Chio yang jatuh karena besi itu,aneh banget kan?? Masa ada besi sih di depan pintu, aku bingung jadi maaf ya kalau aneh🙏🏻🙏🏻

Archio🍫🍒Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang