20. Bonchap

260 22 0
                                    

"Papaaa."

Seorang gadis kecil berlari keluar dari area taman kanak-kanak. Gadis mungil yang sangat menggemaskan, rambutnya dikucir dua terombang-ambing karena dia berlari.

Tap!

Dia memeluk seorang laki-laki yang ia panggil dengan sebutan 'papa'

"Hyura gimana sekolahnya? Bandel nggak?" Tanya sang papa.

"Hyula ndak bandel paaa, papa udah celecai kelja?" Tanya Hyura yang belum terlalu lancar bicara. Maklum usianya baru menginjak 3 tahun.

Masih 3 tahun tapi kenapa sudah masuk taman kanak-kanak? Itu kemauan Hyura sendiri, dia pengen segera sekolah. Tapi ya tetap saja dia akan masuk Sekolah Dasar jika umurnya sudah cukup.

"Papa belum selesai kerja, nanti papa balik ke kantor lagi, ayo pulang. Om Jewu dateng ke rumah tuh."

"Celius pa?? Cama om halu?"

Sang papa hanya mengangguk lalu menggendong anaknya dan masuk ke mobil.

"Papa Ji, Hyula lindu papi Cuk... Papi Cuk lagi apa ya cekalang? Hyula penen ketemu."

Jihoon menghela nafas panjang, matanya berkaca-kaca. Ia lalu tersenyum dan mengelus kepala putrinya.

"Hyura kangen banget ya sama Papi?"

Hyura mengangguk sambil bibirnya manyun nahan nangis. Tak lama kemudian dia benar-benar menumpahkan air matanya. Jihoon pun langsung mengangkat putrinya ke atas pangkuannya.

"Hyura anak yang sabar kan? Ayo ga boleh nangis." Jihoon mengusap punggung anaknya.

"Lindu... Hiks Hyula lindu papi. Papa juga lindu kan?"

Jihoon menatap langit-langit mobil agar airmatanya tidak turun. Lalu dia tersenyum dan mengecup pucuk kepala Hyura. Akhirnya mobil itu melaju untuk pulang ke rumah kediaman Park.

Sesampainya di rumah, Jihoon langsung menggendong Hyura yang belum berhenti menangis. Ia masuk ke dalam rumah dan di sambut oleh adik satu-satunya, Park Jeongwoo bersama calon istrinya. Haruto. Iya, Haruto banting setir jadi uke karena tak tahan dengan aura dominan Jeongwoo.

"Eh Hyura kenapa nangis?" Tanya Haruto khawatir.

"Hiks, lindu papi. Hiks om Haluuu, gendong."

"Sini sini sini, cup cup cup. Hyura anak manis ga boleh nangis yaa. Nanti Papi sedih loh kalau tau Hyura nangis." Haruto langsung menggendong calon keponakannya itu.

"Hyura ganti baju dulu gih, papa mau balik ke kantor. Hyura sama om gapapa?" Tanya Paji.

"Udah gapapa bang lo balik ke kantor sana, biar kita yang urus Hyura," kata Jeongwoo.

"Kak Hyunsuk kapan pulang sih? Minggu depan nikahanya bang Junkyu sama kak Mashi loh. Ntar kalau kak Hyunsuk ga dateng, auto ngambek tuh kak Mashi," tanya Haruto.

"Gatau juga gue To. Katanya sih besok lusa. Heran juga gue tuh sama dia, cuma demi pameran lego dia tega ninggalin anaknya dua minggu cuma mau pergi ke Paris. Mana lagi hamil muda."

"Maklumin lah bang, namanya juga ngidam," ucap Jeongwoo.

"Ngidamnya aneh-aneh aja, bahaya tauk pergi sendirian gitu di saat hamil muda. Gak lagi-lagi deh gue bikin anak, ngidamnya ga main-main," nyerah Jihoon.

Iya, jadi Hyunsuk tuh udah dua minggu ini pergi ke Paris buat dateng ke pameran Lego. Dia tuh ngidam dan gamau ditemenin siapapun. Kalau ada yang nekat nemenin katanya dia gamau makan 1 bulan. Jihoon pasrah deh ngebiarin istrinya pergi ke Paris sendirian.

Bayangin aja anak tiga tahun udah ditinggal emaknya pergi dua minggu. Nangis lah tuh kangen, ga dikasih nenen. Ehe.

"HELLO EVERYBODY!! SUKKIE YANG IMUT DAH PULANG!!" teriak Hyunsuk menggelegar di dalam ruang tamu itu, bikin semuanya langsung noleh ke ambang pintu. Termasuk Hyura, yang tadi masih nangis dipelukan Haruto, sekarang dia lari ke arah papinya itu.

Marriage due to misunderstandings •HOONSUK• ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang