Ding ding ding...
"Handphone casing bening yang belakangnya ada foto polaroid punya siapa dah?! Bunyi nih ada yang telepon!"
"Punya saya Ta, sebentar! Tolong di liatin coba siapa yang telepon."
"Anu, dari Teh Icanya aku. Ada emot love nya."
Yang minta tolong jadi ketawa mendengar gadis yang biasa ia panggil Tata itu menyebutkan nama kontak yang ia buat khusus untuk pacarnya dengan lantang.
"Makasih ya Ta." Ujar Ara sambil ambil alih ponselnya dari tangan sang kasir yang bernama lengkap Metania aka Tata itu.
Si Tata mengangguk mendengar ucapan terimakasih dari Ara, kemudian dia balik ke tempat kasir.
"Bentar ya, gue angkat telpon dulu." Itulah kata yang Adel baca saat melihat gerak bibir Ara yang hanya gerak bibir tanpa suara.
Adel mengacungkan kedua ibu jarinya.
"Halo Ica?"
"Araa~"
Ara sontak tersenyum mendengar namanya di sebut oleh orang yang paling ia cintai di muka bumi ini. Rasanya sudah lama ia tak mendengar suara sang kekasih sebab akhir akhir ini ia bekerja sampai lupa waktu.
"Iyaaa? Ara disini. Kenapa hm? Ica butuh sesuatu?"
"Ndaa. Aku kangen aja sama Ara. Ara kapan liburrr?? Aku udah kangen sampe mau meninggoy ini beneran suer."
Terdengar suara kekehan keluar dari mulut Ara saat sang pacar terdengar sangat menggemaskan. Kayak Neung manggil Ar-Neung gemesnya.
"Udah kok, ini aku lagi bongkar motor terakhir. Setelah selesai aku langsung jemput kamu. Kamu di kantor kan?"
"Iyaa, aku di kantor. Beneran kan Ara mau jemput aku?"
"Beneran teh Icaa, nanti Ara jemput yaaa. Sekalian beli eskrim. Ica mau eskrim?"
"Mau mau mau!"
"Wushh, siap! Teh Ica nya aku mau esklim rasa apa hm?"
"Apa ya..? Semuanya!"
Ara betul betul menyengir karena Chika segemas itu. Padahal ia sudah mendengar Chika bicara dengan nada seperti itu ratusan kali bahkan ribuan kali, tapi saltingnya tetap konsisten dari mereka SMP.
"Siap! Sudah di noted sama Ara. Nanti Ara belikan."
"Timaacii Araa."
"Sama sama cintanya Ara."
"Ica lagi apa di kantor? Cape gak kerja nya hari ini? Cerita ayo ceritaa, temani Ara bongkar motor."
"Ica abis di panggil sama atasan Ica, mau ada meeting gitu besok di luar kantor sama klient inter. Terus udah bebas dehh makanya Ica telepon Araaa~"
"Oh ya? Keren banget pacar Araa! Ica temenin Araa sambil video call mau? Ada yang ganjel deh kayaknya kalo belum liat kamu."
"Huum~"
Ara tersenyum saat panggilan suara itu beralih jadi panggilan video dan menampilkan wajah cantik sang pujaan hati.
"Pacar aku cantik banget, aku jadi semangat kerjanya kalo ditemenin sama bidadari gini."
"Ahahaha gombalannya konsisten ya mass, dari 10 tahun lalu."
"Kalo buat teh Ica mah pasti selalu sama atuhh. Aku kan dilahirin cuma buat cinta sama kamu, Ca. Sama sholat si,"