Maaf ya lama nggak update. Soalnya aku baru aja sembuh dari sakit dan mungkin satu bulan kedepan aku bakal jarang update karena sudah mendekati HPL.
Enjoy guys!
.
.
.
.×××
Luna pun membuka matanya kembali saat tidak merasakan sentuhan atau ciuman dari Sean. Dan saat membuka matanya pandangan mereka pun bertemu.
"Apa kau menunggu ku men-" Luna menutup mulut Sean dengan tangannya agar pria itu tidak melanjutkan ucapannya dan tentu saja itu membuat Sean membulatkan matanya lebar karena terkejut.
Seperti mengerti kesalahan yang telah ia perbuat, Luna pun menarik tanganya dan dengan wajah penuh penyesalan ia pun meminta maaf pada Sean.
"Maafkan aku Tuan. Aku tidak bermaksud lancang." Luna melangkahkan kakinya mundur untuk menjauhi Sean tapi Sean dengan cepat menangkap tangan Luna dan menariknya kuat.
"Kau, emang minta di hukum." Ucap Sean dengan berbisik ditelinga Luna sebelum meraup bibir Luna dan melumatnya kuat.
Luna menepuk dada Sean dengan sebelah tangannya yang bebas namun Sean juga memegangi tangan itu dan menghimpit tubuh Luna di antara dinding dan tubuhnya.
Sean terlihat begitu tergesa-gesa dan tidak ingin melepaskan ciuman mereka. Dia membawa tubuh Luna keatas sofa dan mengukung tubuh kecil itu dibawahnya.
Mendapatkan perlakuan yang sedemikian rupa dari Sean, Luna hanya bisa meneteskan air matanya dan pasrah dengan apa yang akan Sean lakukan padanya. Dia hanya bisa berteriak memanggil Ibunya walaupun dia tidak pernah tahu siapa Ibunya.
Sean perlahan menyudahi ciumannya dan menarik wajahnya saat merasakan Luna tidak memberikan perlawanan lagi.
Dia menatap wajah cantik Luna yang terlihat memerah dengan ujung mata yang basah dan lipstick yang sedikit berantakan itu dengan tatapan marah, berhasrat dan malu sekaligus.
Sean marah karena lagi-lagi dia tidak bisa menahan dirinya untuk tidak menyentuh gadis itu dan begitu hasratnya membuncah dan menginginkan tubuh gadis itu dia pun merasakan malu yang amat sangat pada dirinya sendiri.
Luna hanya gadis kecil yang Sean jadikan boneka dan kelinci percobaan untuk memastikan pikiran gilanya. Sean hanya butuh Luna untuk mengetes apakah gadis itu benar-benar bisa membuat sang istri terbangun atau tidak.
Sean dengan cepat menjauhkan tubuhnya dari Luna dan lagi-lagi meninggalkan gadis itu begitu saja. Sean awalnya ingin mengajak Luna hotel itu dan memberitahu gadis itu jika dia membutuhkan bantuannya untuk membuktikan jika apa yang ada di pikirannya benar dan menawarkan sebuah kontrak
Namun sepertinya Sean sudah merusak semua rencana yang sudah dia pikirkan dengan matang matang itu.
Setelah kepergian Sean, Luna hanya bisa menangis dan terduduk diatas lantai yang dingin. Dia benar-benar tidak mengerti dengan semua sikap Sean yang berbuat seenaknya saja pada dirinya.
Apakah Sean tidak tahu bagaimana takutnya Luna saat pria dewasa sepertinya dengan tiba-tiba saja ingin berbuat yang tidak-tidak padanya. Apakah Sean tidak punya hati dengan mempermainkan Luna seenaknya saja?
Paling tidak, itulah yang ada di dalam pikiran Luna saat ini.
+++
Setelah kejadian hari itu. Luna kembali bekerja paruh waktu disebuah mini market tanpa sepengetahuan Sean. Luna melakukan itu agar bisa melunasi hutangnya pada Sean dengan segera.
Sebenarnya Luna ingin sekali bilang pada Sean jika dia ingin segera pindah dari apartemen itu, tapi sejak kejadian hari itu Sean belum menampakkan batang hidungnya lagi dan Luna merasa bersyukur karena itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
GADIS KECIL MILIK CEO! - KIM SEOKJIN
Romance"Kau hanya milikku, Luna!" Tegas Sean pada Luna, yang membuat langkah wanita itu terhenti dan memutar tubuhnya. "Aku selalu menjadi milik, Daddy. Tapi, Daddy sendiri tidak pernah menjadi milikku." Jawab Luna dengan air mata yang sudah membasahi pipi...