"Terimakasih kawan aku akan selalu mengingat mu..."
-Gara Ananda*
Jordan Wiliam pria dengan tubuh besar nya sedang berhadapan di depan sekumpulan orang orang dengan seragam sekolah lain, dia menatap mereka dengan wajah serius, Jordan mengepal kedua tangan nya sambil menarik kerah baju salah satu dari tim musuh mereka
"Mau ngapain lo ngajak berantem lagi?! Ga puas lo mati di baku hantam sama gua" Jordan berteriak di depan wajah sang musuh, namun sang musuh hanya menanggapi Jordan dengan wajah mengejek dan mendorong tubuh Jordan dengan wajah tidak senang
"Mana si Gara bajingan itu?, ga lu ajak? lemah"
Jordan merasa semakin kesal, dia berusaha menahan emosi yang timbul di dalam dirinya, dia menatap wajah sang musuh dengan emosi
"Ngapain lu nanyain dia?, suka lu"
Ejekan Jordan membuat satu geng musuh itu tertawa kecil, pria yang sedang di permalukan itu menatap Jordan dengan wajah benar benar tak senang, tanpa basa basi pria dengan wajah marah dan rambut botak itu mulai memukul satu pukulan besar ke arah Jordan, Jordan terjatuh ke tanah dengan wajah nya yang merah di pipi kanan nya, dia kesal dan dia mulai memukul kembali wajah sang musuh, adu jotos itu mulai dan mereka berperang selayaknya ada peperangan dari negara lain, namun ini beda mereka berperang antar sekolah, Jordan dan beberapa temannya berusaha untuk bertahan.
Beberapa warga di sana merasa ricuh polisi datang dengan pistol di tangan nya, semua yang berada di sana pergi terutama Jordan mereka mulai menaiki motor mereka masing masing dan pergi menyisakan warga yang resah serta polisi yang berusaha mengejar mereka
Jordan dan beberapa teman nya selamat, mereka pergi ke warung terdekat warung yang biasanya mereka kunjungi mereka biasa memanggil warung itu adalah warkop kepanjangan dari warung kopi.
Wajah mereka terlihat babak belur, namun Jordan senang karna dia merasa dia memang dan dia juga merasa Gara akan aman, karna polisi hanya mengejar musuh mereka saja.
"Telfon Gara dan, gua takut dia kenapa kenapa" Jordan menyuruh Zidan yang sedang mengobati luka nya itu, dia menganggukkan kepalanya mengerti dan mulai menghubungi Gara
***
Gara terbangun dari tidur panjangnya, dia menatap jam kamar nya, sudah pukul sekitar 12 siang, Gara mengambil ponsel nya dan menatap layar ponsel nya ada sebuah panggilan dari Zidan, tanpa basa basi Gara mengangkat telpon itu, dan dia benar benar bersyukur akhirnya mereka menghubungi Gara setelah sekian lama Gara menunggu mereka."Gar di mana lo?" - Zidan
"Gua di rumah, gimana tadi Lo semua, gapapa kan gaada yang luka?" - Gara
Gara kini benar benar merasa mual, rasa khawatir lagi kini timbul di dalam dirinya
"Ga kok Gar Lo tenang aja gaada yang luka ko disini tenang aja gausa khawatir loz kita disini cuman luka kecil aja ko, lo kalau udah ngerasa mendingan ke warkop aja Gar takut nya ada hal yang mau di omongin sama lo- Zidan
"Iya gua kesana bentar otw, tapi dan bilangin ke Jordan makasih ya dan buat Lo juga makasih bilangin juga ke yang lainnya makasih ya udah mau ngorbanin nyawa Lo semua cuman buat gua..." - Gara
"Tenang aja Gar gausa berlebihan gitu makasih nya, kita semua ini saudara Gar susah senang pasti bersama, apapun kita lalui bersama Gar,.gausa merasa ga enak hati gitu, kita ini saudara satu hati satu jiwa walaupun beda darah " - ZidanGara tersenyum kecil mendengar ucapan Zidan dia merasa bersyukur berteman dengan teman yang tepat.
Tanpa basa basi, Gara mengambil jaket dan kunci motor miliknya, dia berlari ke arah luar rumah nya, dan di hadapi dengan sang ibu yang sedang sibuk mengangkat pakaian
"Mau kemana lagi Gar?"
Tanya sang ibu dengan wajah khawatir, "Gara mau ke sekolah bu, sekalian mau ke warkop liat yang lain nya, gapapa kan Bu?" Gara menatap wajah sang ibu dengan khawatir namun sang ibu hanya menanggapi Gara dengan senyuman kecil di wajah nya
"Ibu ngebolehin Gara tapi hati hati ya nak, jangan lupa baca basmalah biar selalu di lindungi Allah ya nak"
Gara tersenyum setelah mendengar nasihat ibunya dia mengangguk kecil
"Makasih Bu, udah selalu perhatian sama Gara, Ibu selalu ga marah kalau Gara nakal, Gara seneng Bu, selalu di bolehin ini itu sama ibu, makasih ya Bu..."
Pelukan dari Gara untuk sang ibu, sang ibu tersenyum bahagia sambil mengecup pelan kening anaknya
"Udah sana, hati hati ya Gar, kalo ada apa apa bilang sama ibu jangan diem aja"
Gara mengangguk kecil dia mulai pergi dengan jaket hitam miliknya dan baju seragam yang belum ganti, dia langsung menancapkan gas motornya untuk pergi ke warkop menghampiri beberapa teman nya di sana.
Beberapa menit berlalu, akhirnya Gara sampai di warkop, dan beberapa teman nya langsung menghampiri motor Gara
"Lo ga di sekolah Gar?"
Jordan dengan lancang mengatakan hal seperti itu pada Gara tanpa rasa bersalah dia mulai menaiki motor Gara yang masih ada dirinya di atas motor tersebut
"Iya gua khawatir banget sama keadaan Lo semua, akhirnya gua nyamperin lo semua ke tempat tempat yang biasa kita berantem kok ada ya, pada kemana?"
Gara masih bertanya tanya dimana mereka menghadap para musuh?
"Di lapangan SMK W1"
Pria yang sedari tadi hanya menyimak pembicaraan Gara dan teman teman nya itu buka suara dia adalah Aska Putra Emawan pria yang sangat di kenal dingin dan tidak banyak bicara, dia menatap teman teman nya dengan wajah nya yang dingin khas miliknya
"Lapangan SMK W1? Sekolah baru itu?" Jordan mengangguk kecil pada Gara "Mereka yang minta di sana, tapi bukan di lapangan nya juga kaya di depan sekolah mereka"
Jawab Jordan singkat "Tapi kita kena kejar sama polisi untung cepat cepet ke sini" Ucapan Zidan membuat Gara terkejut "siapa yang ngelaporin nya?" Wajah gara berubah menjadi khawatir takut jika para polisi itu mengetahui nama sekolah nya dan mereka akan kenal hukum pastinya
Bukan sekali dua kali mereka melakukan hal seperti ini, lebih dari 2 kali bahkan bisa lebih, mereka sudah hampir di keluarkan di sekolah namun, kepala sekolah memberi mereka kesempatan sekali lagi, jadi jika mereka melakukan kesalahan lagi mereka pasti akan di keluarkan dari sekolah apalagi keadaan mereka yang kini sudah kelas 12 bisa bisa ga lulus.
"Tenang aja Gar, kita ga kena kejar ko, polisinya cuman ada 4 orang tadi mereka kira kita ke kejar ternyata ngga"
Gara menghela nafas lega takutnya mereka akan kena amuk nanti oleh kepala sekolah yang menyebalkan itu!
Gara tersenyum kecil menatap teman teman nya dengan wajah syukur
"Makasi ya, kalo gak ada Lo semua gua pasti sekarang udah gak ada kali di dunia ini..."
"Jangan ngomong gitu Gar kita ini teman, apapun kita akan lalui bersama teman"
Zidan mulai menanggapi kata kata Gara dengan tulus, dia menatap teman satu nya yang kini mungkin sudah dia anggap sebagai adik laki nya "Terimakasih ya kawan, aku akan selalu mengingat mu..." Gumam Gara dengan wajah yang senang.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Gara Ananda
RomanceApa itu jatuh cinta?" "Seumur hidup gua ga pernah ngerasain yang namanya jatuh cinta" "Gua juga pengen rasanya jatuh cinta" Ucap Gara lancang pada teman temannya, dia menatap seluruh teman-teman nya dengan seksama, mereka menatap Gara tidak percaya ...