━━━━━━━━━━ ✦ ✧ ✦ ━━━━━━━━━━
K E L U A R G A T A T A S U R Y A
━━━━━━━━━━ ✦ ✧ ✦ ━━━━━━━━━━Hari minggu seharusnya adalah hari paling membahagiakan bagi semua orang, kecuali Marko. Ya, bule abal-abal itu justru sangat tidak bahagia dengan hari minggu pagi yang sangat cerah ini karena sesuatu.
"Ayo, Bang! Aelah! Cepet, woy!" Marko berjalan pelan dengan wajah sudah penuh dengan keringat yang menetes. Subuh tadi, Venus tiba-tiba membangunkannya untuk mengajaknya jogging. Awalnya Marko malas, karena jujur saja dia tidak terbiasa. Tapi Venus memaksa, bahkan remaja sipit itu sudah meminta izin pada Yunita atas namanya membuatnya mau tidak mau setuju. Mana dia bilang "Bun, bang Marko ngajak jogging."
Kek...
'P MKSD?'
"Sabar, napa! Gue capek!" jawab Marko dengan ngos-ngosan.
"Ck! Cuma keliling 3 komplek aja lo udah begini, bapak gue yang biasa keliling sampe 10 komplek sama gue biasa aja tuh," kata Venus santai.
"Udah plis, gue capek banget..." Marko terduduk dramatis karena benar-benar sudah lelah.
Vanus merasa jengah dengan semua tingkah laki-laki yang sayangnya adalah temannya itu. Tapi, akhirnya laki-laki berkulit putih itu ikut duduk dan mereka berdua memilih beristirahat sejenak karena matahari semakin tinggi.
"Bang," panggil Venus.
Marko menoleh dengan tangan sibuk di kibas-kibaskan karena merasa gerah. Kerutan tercetak di dahinya saat melihat wajah Venus yang nampak berbeda dari beberapa menit lalu.
"Apaan, dah?" bingung laki-laki itu melihat Venus yang tidak kunjung berbicara.
"Lo yang sabar, ya? Pasti semua ada hikmahnya." Marko makin tidak paham dengan apa yang Venus maksudkan.
"Maksud lo?" Venus menatap temannya sekilas sebelum menunduk memainkan batu-batu yang ada di bawahnya.
"Gak usah pura-pura, semalem gue gak sengaja liat lo nguping pembicaraan Ibun gue pas lagi telfonan sama Ayah. Gue tau lo sedih sama masalah orang tua lo yang mau cerai, tapi gue harap lo kuat. Siapa tau ada sesuatu di balik ini yang bakal bikin lo seneng, kan?" Marko, laki-laki itu terharu mendengar ucapan Venus. Tapi semua hilang saat Venus kembali melanjutkan kata-katanya.
"Kali aja lo dapet mama muda yang bening, atau enggak dapet papa tiri yang lebih tajir dari bapak lo." Tidak jadi terharu, Marko melempar sendal jepitnya ke kepala Venus.
"Aduh!" Vanus meringis saat sendal Marko menyentuh kepalanya.
"Mulut lo di jaga! Gue kagak mau dapet bapak baru! Tapi kalo mama muda yang lebih bening, ya... boleh sih."
Kini gantian Venus yang menabok Marko dengan sendalnya. Marko mengusap lengannya yang di pukul oleh kembaran Galaksi itu.
"Bilang aja lo seneng kalo dapet mama muda," kata Venus.
"Tapi Mama gue tetap di hati," balas Marko. Dia tidak mau jadi anak yang durhaka pada ibunya.
"Serah." Venus mengalah daripada urusannya makin panjang.
"Btw, makasih lo udah mau care ke gue." Meskipun tadi sempat di buat kesal, Marko tau Venus hanya bercanda. Dia menghargai karena tau Venus hanya ingin membuat suasana hatinya lebih baik dan tidak memikirkan masalah keluarganya.
"Bukan peduli, lebih tepatnya gue mau lo cepet-cepet balik ke rumah lo. Ternyata lo kalo tidur ngorok." Marko sekali lagi memukul laki-laki di sampingnya dan Venus hanya tertawa. 2 remaja itu menghabiskan waktu duduk di bawah pohon sebelum pulang.
KAMU SEDANG MEMBACA
keluarga Tata Surya
FanfictionCuma kisah si quadruplets anak ayah Surya dan Ibun Tata. ❗️ Slow update ❗️ ⚠️Bahasa Non baku ⚠️ Alur Random