Author POV
Ledakan energi dari altar di Benteng Acheron mengguncang seluruh bangunan, menciptakan gelombang kejut yang memecah langit di atas mereka. Pecahan batu dan puing berjatuhan, menutupi pemandangan sekitarnya. Adel berlari menembus kekacauan, mencoba mencapai Arzeen di tengah kekuatan yang mengamuk. Namun, pusaran energi hitam dan merah yang membakar di sekitar altar menghalangi jalannya.
“Arzeen!” teriaknya, suaranya hampir tenggelam oleh gemuruh benteng yang runtuh. Meskipun tampak tak mungkin, Adel terus maju, berjuang melawan angin dan kekuatan yang terus memecah segala sesuatu di sekitarnya.
Di tengah pusaran energi itu, Arzeen berdiri di ambang batas kehancuran total. Tubuhnya bersinar dengan aura kegelapan yang diwarnai oleh cahaya merah dari altar, tapi mata birunya masih memancarkan keteguhan seorang pejuang. Shakhara di dalam dirinya menjerit, mendesak agar dia melepaskan kendali, untuk menghancurkan segalanya dan berkuasa. Namun, Arzeen menolak dorongan itu, bertahan dengan segenap kekuatan yang dimilikinya.
“Aku… tidak akan… kalah!” teriak Arzeen di tengah dentuman energi.
Tiba-tiba, sebuah cahaya lembut muncul di sekeliling tubuhnya, melawan aura kegelapan. Itu adalah kekuatan yang datang dari dalam dirinya sendiri—bukan Shakhara. Itu adalah kekuatan Arzeen yang sebenarnya. Cahaya itu mulai membungkus pusaran energi, menenangkan kekacauan yang telah ia ciptakan.
Shakhara terus berusaha mengendalikan tubuhnya, namun Arzeen, dengan kekuatan batin yang tak terduga, berhasil menekan pengaruh kegelapan itu. Dalam sekejap, pusaran energi yang sebelumnya liar mulai mereda, dan ledakan kekuatan yang tak terkendali berubah menjadi cahaya lembut yang membungkus seluruh ruangan.
Adel, yang hampir terjatuh karena ledakan awal, tiba-tiba merasakan gelombang keheningan menguasai medan perang. Dia berhenti, matanya terbelalak melihat apa yang terjadi di depannya.
Di tengah ruangan yang hancur, berdiri Arzeen—tapi kali ini bukan dengan wajah yang diliputi kegelapan Shakhara. Matanya kembali normal, biru dan berkilauan, sementara aura hitam yang pernah mengelilinginya menghilang. Dia telah berhasil menenangkan kekuatan Shakhara, dan kini ia berdiri sebagai Arzeen yang utuh, tetapi dengan kekuatan Shakhara masih di dalam dirinya.
"Arzeen..." Adel berbisik, suaranya penuh kelegaan dan kekaguman.
Arzeen menoleh, pandangannya tertuju pada Adel. Senyum kecil muncul di wajahnya, meskipun lelah terlihat jelas di matanya. "Aku berhasil, Adel," katanya dengan napas yang berat. "Aku berhasil mengendalikan kekuatan ini."
Adel berlari mendekatinya, memeluk Arzeen erat. "Aku pikir aku akan kehilanganmu," bisiknya, air mata mulai menggenang di matanya.
"Aku juga," jawab Arzeen sambil tertawa kecil, meski tubuhnya gemetar akibat kelelahan. "Tapi sekarang kita punya kesempatan."
Kilan yang berada di belakang mereka, melihat ke altar yang kini mulai retak dan runtuh. "Altar sudah hancur," ujarnya sambil mendekat. "Tapi kita belum keluar dari masalah. Masih ada makhluk-makhluk itu di luar."
Arzeen menatap Kilan dan mengangguk. “Benar. Ini belum selesai. Namun sekarang, aku punya kendali penuh atas kekuatan Shakhara. Kita punya senjata yang lebih kuat dari sebelumnya.”
Adel melepaskan pelukannya, menatap Arzeen dengan rasa bangga. "Jadi apa rencananya sekarang?"
Arzeen memandang sekeliling, melihat pasukan kecil mereka yang tersisa—lelah, tapi masih berdiri. Di luar benteng, makhluk-makhluk kegelapan yang lebih besar menunggu, tapi dia merasa berbeda kali ini. Dia tidak lagi sendirian melawan kegelapan
***
Arzeen berdiri tegap di depan pasukan yang tersisa, matanya menyapu wajah-wajah lelah yang menatapnya penuh harapan. Di belakang mereka, langit masih bergolak, awan kelabu menutupi cakrawala dengan petir berkilatan, seolah memberi isyarat akan datangnya badai yang lebih besar. Tapi, tidak ada waktu untuk takut. Mereka semua tahu, pertempuran terakhir ini akan menentukan segalanya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Shakhara: Legacy of the Shadow King
Science-Fiction( ON GOING ) ⚠️Mengandung kata kata kasar⚠️ Seorang Laki-laki tangguh, terbiasa hidup dalam bayang-bayang kekerasan dan kuasa, tak sengaja bertemu dengan seorang perempuan cantik yang penuh teka-teki. Dalam sebuah pertemuan takdir yang tak terduga...