Bab 14 Antara Kebahagiaan Dan Kebingungan

7 0 0
                                    

"Sudah lama menunggu?" tanya Larashati yang masuk kedalam mobil Arangga.

Arangga menggeleng membuat Larashati dapat menghela nafas lega, akhirnya Ia bisa pulang kembali ke kos - kosan nya yang nyaman. Larashati sangat lelah, kepalanya terasa pusing dengan materi hukum yang harus masuk semua kedalam otak nya.

Tepat ketika semua kelas berakhir, Arangga mengirimi nya pesan bahwa Ia sudah ada dibawah jika kelas Larashati sudah selesai. Sebenarnya anak semester 6 seperti Larashati yang dilihat - lihat akan segera disibukkan dengan membuat skripsi serta pembimbingan pasti akan sangat sulit depan nya.

Larashati menyenderkan tubuhnya di kursi mobil yang nyaman, Arangga hanya menatap sekilas Larashati sebelum akhirnya fokus menyetir. Arangga faham bagaimana susahnya kuliah, apalagi mahasiswa yang mendapat IPK kecil atau bahkan banyak materi yang harus difahami.

"Sudah makan?" tanya Arangga.

"Belum!"

Arangga mengangguk mengerti dan matanya menatap kiri dan kanan jalanan sesekali untuk mencari rumah makan yang bagus untuk tempat mereka makan, sementara Larashati memejamkan matanya dan sesekali mencoba mencari posisi yang bagus.

"Aku masak di kos kamu saja, tidak banyak rumah makan yang buka malam ini!" ucap Arangga.

Namun ucapan Arangga sama sekali tidak disahuti oleh Larashati, saat Arangga melihat Larashati. Ternyata gadis itu sudah tertidur pulas, tangan gadis itu memeluk totebag. Buku tebal yang tadi gadis itu bawa terlihat sudah masuk kedalam totebag bersama dengan laptop.

Arangga hanya menggelengkan kepalanya ketika gadis itu malah kembali mencari posisi nyaman di tempat duduk nya, benar - benar menggemaskan. Kecepatan mobil segera Arangga tambahkan agar mereka bisa cepat sampai, dari kejauhan Arangga dapat melihat jika mereka sudah dekat dengan kos - kosan Larashati.

Karena kos - kosan Larashati dengan kampus memang cukup dekat, bahkan Larashati lebih sering jalan kaki dari pada memakai motor miliknya. Jika memang ada kelas sore dan akan pulang larut malam atau ada rencana jalan - jalan setelah kelas baru motor Ia pakai, namanya juga anak kos. Ia harus berhemat. Pemuda itu memarkirkan mobil nya di halaman kos kosan Larashati dan keluar dari mobil nya, Ia membuka pintu mobil dan menggendong Larashati ala koala. Lagipula saat di gendong, kedua tangan larashati otomatis melingkari leher Arangga, mencoba mencari keamanan disana, agar tidak jatuh.

Setelah kembali menutup pintu mobil, Arangga mengambil kunci kos - kosan di saku celana nya, tidak butuh waktu lama bagi Arangga untuk masuk kedalam kos itu. Saat masuk Arangga segera membaringkan tubuh Larashati di kasur, jujur saja Arangga juga sangat mengantuk. Arangga melepas sepatu dan kaus kaki Larashati, lalu meletakkan totebag di kursi rias. Dipandangi nya wajah cantik Larashati, wajah damai itu sedang tertidur pulas. Bibir Arangga tampak melengkung membuat senyuman manis, pemuda itu lantas menutup pintu kamar membiarkan Larashati menikmati bunga tidur nya yang indah.

Setelah memastikan bahwa pintu keluar sudah Ia kunci dan jendela tertutup rapat, Arangga membaringkan tubuhnya di sofa. Meski tidak cukup nyaman tapi menurutnya ini lebih baik daripada tidur di dalam mobil, mengingat jarak rumahnya cukup jauh dengan kos - kosan Larashati, pemuda tampan itu memutuskan untuk menginap hanya untuk malam ini.

Arangga menggunakan jaket nya sebagai selimut dan tangan menyilang didada, Ia siap untuk tidur. Jam dinding yang terus berbunyi memecah suasana malam, suara motor dan mobil bersahutan. Pada akhirnya meski sudah mencari posisi yang nyaman, Arangga tidak menemukan posisi itu. Sampai pemuda itu tertidur dengan posisi kaki di atas sandaran punggung sofa dan tangan nya tetap di silangkan.

***

Larashati meregangkan tangan nya ketika sinar matahari mulai masuk dari jendela kamar nya, sesekali menguap karena masih mengantuk. Mata gadis itu terbuka tertutup mencoba untuk menyesuaikan dengan cahaya matahari, namun tidak lama Ia terkejut. Gadis itu ingat sekali kalau tadi malam Ia dijemput Arangga dan saat di mobik Ia berniat untuk tidur sebentar karena capek, tapi sepertinya ini diluar rencana Larashati.

Dyah Larashati Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang