Saat ini, Changbin dan kedua selirnya tengah menunggu selir lainnya. Jisung dan Wooyoung duduk bersebrangan, keheningan menyelimuti ruangan itu saat ini.
Wooyoung yang masih merasa kesal karena kehilangan jimatnya kembali di buat kesal dengan pemandangan yang ia lihat beberapa saat lalu. Dimana, Changbin yang memperlakukan si selir baru dengan sangat hangat di depan matanya, Wooyoung kan jadi cemburu.
Sedangkan di sebrang sana, Jisung terus menatal alorji berwarna emas di tangannya dengan tatapan penuh kemarahan.
Cklek
Pintu ruangan terbuka lebar, menampakan seorang pemuda manis bermata kucing. Ya, Jisung mengatakan jika orang yang dicurigainya adalah Minho.
"Yang mulia, anda memanggil saya? " Ucap Minho sesaat setelah memasuki ruangan.
Changbin menatap Minho dengan tatapan serius, sebelum kemudian melontarkan pertanyaa.
"Kau sudah dengar semuanya dalam perjalanan kesini, kan? " Tanya Changbin yang di jawab anggukan singkat.
"Minho. Apakah kau mencuri jimat dari kamar Wooyoung? "
"Saya tidak pernah masuk ke kamarnya. " Jawab Minho dengan tegas tanpa keraguan sedikitpun.
Tak
Jisung menutup alorjinya dengan cukup keras hingga menimbulkan suara yang nyaring. Pemuda tupai itu melirik ke arah Minho dengan tatapan mengejek.
"Jadi maksudmu, aku berbohong kepada yang mulia? " Tanya Jisung dengan nada mengejek.
"Kelihatanya begitu. " Jawab Minho dengan nada dingin tanpa menoleh sedikitpun ke arah lawan bicaranya.
"Aku hanya menyampaikan apa yang aku lihat. " Ucap Jisung dengan tegas.
Minho menoleh ke arah Jisung, ia menatap pemuda tupai itu dengan tatapan ingin membunuh.
"Kalau kau punya mata, harusnya kau lihat dengan benar, Jisung. " Sahut Minho dengan sarkas.
Keheningan menyelimuti ruangan untuk beberapa saat. Ah tidak, seseorang di samping Changbin terus merapalkan doa agar Jimat berharga nya kembali. Changbin sedikit kebingung dengan situasi ini. Beberapa hari lalu ia melihat Minho dan Jisung tampak akur bermain catur bersama, tapi hari ini kedua orang itu malah bertengkar saling menuduh.
"Jisung, apa kau yakin yang kau lihat adalah Minho? " Tanya Changbin mencoba menengahi.
"Saya yakin, Yang mulia. " Jawab Jisung tanpa ragu.
Changbin beralih kearah Minho yang masih berdiri di depannya, "Minho, kau yakin tidak masuk ke kamar Wooyoung? " Tanya Changbin.
"Saya benci jimat dan sejenisnya, Yang mulia. " Jawab Minho dengan raut wajah datar andalannya.
Changbin tersentak kaget ketika mendengar teriakan selirnya yang lain.
"LALU JIMATKU PERGI KEMANA?!!! " Teriak Wooyoung dengan frustasi, pelayan nya mencoba menenangkan tuannya yang murka.
Changbin memijat pelipis nya, kepalanya berdenyut nyeri.
"Apa kalian punya bukti? "
"Jisung? "
"Tidak, Yang mulia. "
"Minho? "
"Tidak punya, Yang mulia. "
Kini sang Kaisar menatap ke arah Wooyoung yang terlihat sangat murung.
"Wooyoung. Apa kau yakin jimatmu menghilang? Bukan terjatuh di suatu tempat? " Tanya Changbin dengan nada bicara terdengar lembut.
![](https://img.wattpad.com/cover/376471863-288-k70460.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
The Concubine's Secret
RomanceChangbin adalah Seorang Kaisar dari sebuah negara yang besar, ia membangun Harem untuk memperkuat posisinya, dari ancaman para pendukung saudara tirinya yang sudah mati karena mencoba merebut tahta nya. Tanpa Changbin sadari, ternyata para selirnya...