Chapter 2

63 8 2
                                    

"A little princess in the daydream

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"A little princess in the daydream."

***

"Oleh karena itu Mama mau tanya, apa Mila mau ikut tinggal dengan Mama atau Papa?"

Mila tidak mengerti maksud Mama. Kenapa mereka harus tinggal berpisah? Kenapa dia harus memilih antara Mama atau Papa? Dia masih belum mampu mencerna apa yang sedang terjadi.

"Kita gak bisa tinggal bareng lagi?" tanya Mila penuh harap.

"Gak, Sayang." Papa menggeleng lemah. "Meskipun begitu, Mila masih bisa ketemu dengan Papa atau Mama terlepas dari kamu pilih tinggal dengan siapa nantinya."

"Iya, Mila. Kami tetap Mama dan Papa kamu. Kamu bisa main kapan aja dengan kami. Cuma kita gak akan tinggal serumah lagi," timpal Diana.

"Kenapa?" tanya Mila.

"Itu..." Diana akan menjawab tapi suaranya terlelan. Bingung. Dia melirik ke arah Wira.

"Terkadang orang dewasa harus memilih jalan mereka masing-masing. Jalan yang berbeda. Papa mau pergi ke kanan, Mama mau ke kiri. Seperti itu. Sedikit sulit menjelasakannya. Nanti kalau kamu besar, pelan-pelan kamu akan paham," jelas Wira.

Diana setuju." Papa benar, dan yang perlu kamu ingat, Papa dan Mama akan selalu sayang Mila."

Andaikan Mila kecil tahu bahwa ucapan Mama itu seperti misteri kehidupan yang sulit ditebak.

***

Mila memilih tinggal dengan Mama.

Awalnya sulit tinggal di rumah baru. Berduaan saja dengan Mama. Dulu meskipun sibuk, Mila masih bisa melihat wajah Papa dalam sehari. Namun sekarang sepertinya melihat Papa dua atau tiga hari sekali saja sudah beruntung. Mereka lebih sering video call daripada bertemu secara langsung.

Di waktu senggang, Mila sangat bahagia jika Papa bisa membawanya makan siang atau makan malam. Lalu mereka akan membeli ice cream diam-diam, asalkan Mila tidak memberitahu Mama. Itu rahasia di antara mereka berdua. Setelahnya, Papa akan membawa Mila bermain sebelum mengantarnya pulang.

"Besok main lagi ya." Mila menatap Papa penuh harap.

Papa tersenyum, mengacak rambutnya. "Mungkin hari Sabtu bisa. Kalau besok Papa harus kerja. Gak papa kan kalau hari Sabtu?"

"Gak papa." Mila menjawab dengan antusias. "Asalkan dengan Papa, aku senang."

Papa tertawa mendengar ucapan Mila. Puteri kecilnya sangat pengertian.

Jika dibandingkan dengan anak seumurannya, Mila termasuk anak penurut. Asalkan diberi mainan dan tontonan kartun, dia tidak akan merengek. Menghabiskan waktu dengan Papa adalah kegiatan favorit-nya sekarang. Mila juga suka menghabiskan waktu dengan Mama, hanya saja Mama terlalu dikelilingi banyak orang. Mereka membuat Mila lelah.

Shattered GlassWhere stories live. Discover now