Chapter 1

99 11 2
                                    

"A little princess from a fairytale

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"A little princess from a fairytale."

***

Untuk sebagian orang, dunia itu bukan tempat indah yang diisi oleh cahaya matahari dan padang bunga. Ada juga dunia yang isinya awan mendung dan dedaunan layu. Seperti pemandangan dari jendela rumah sakit tempat Mila dirawat. Awan abu-abu bergelung di langit, titik air mulai turun membasahi bumi.

Suasana kelabu menambah guratan sayu di wajah Mila. Dia menunduk, melihat tanganya yang dihiasi selang infus.

"Makan dulu." Diana-Ibu Mila-duduk menyamping di atas ranjang rumah sakit, membawa nampan makanan. Semakin lama hari berjalan, Mila sadar raut wajah Mama sudah tidak seceria dulu. Banyak guratan lelah yang muncul serta kantong mata lebih tebal.

Mungkin Mama terlalu lelah. Energinya habis mengurusi Mila yang bolak-balik ke rumah sakit.

Mila membuka mulut, menerima suapan makanan rumah sakit yang hambar di lidah. Meskipun begitu, dia tetap mengunyah, menelan gumpalan nasi yang rasanya seperti rebusan kaos kaki.

Mila yang masih berusia lima tahun sadar, dia sudah terlalu banyak merepotkan orang tuanya. Sebagai upaya meringankan beban, dia selalu menerima makanan apapun yang diberikan untuknya. Jika tidak tahan, palingan Mila akan muntah tanpa sengaja lalu matanya akan berkaca-kaca setiap Mama menghembuskan napas panjang dan memberiskan muntahannya.

"Cepat sembuh, ya," ujar Diana setelah suapan terakhir. Dia mengusap kepala Mila lembut. Senyum tipis pertama sejak dua hari terakhir terbit di wajahnya.

Mila ikut tersenyum. "Iya, Ma."

Seketika Mila kembali menemukan semangatnya setelah sekian lama terjebak di antara dinding-dinding putih bernuansa suram ini. Setelah makan, Mila menghabiskan waktu sebentar menonton tv. Sebelum ketiduran untuk waktu yang lama. Ketika bangun, dia disambut oleh Oma dan Opa yang berseri-seri.

"Opa ada hadiah untuk Mila yang cantik." Opa memberikan boneka kelinci berwarna merah muda untuk Mila.

Mila tertawa, memeluk boneka itu erat. "Lucu banget."

"Mila, cita-cita kamu apa?" tanya Opa tiba-tiba.

"Mau jadi astronot!"

Gelak tawa meledak di dalam ruangan itu.

Opa mengelus rambut Mila. "Makan yang banyak. Biar cepat besar dan jadi astronot."

"Lihat, Oma ada bawa buah kesukaan Mila." Opa membawa buah jeruk, apel, anggur dan semangka yang sudah dipotong. "Buka mulutnya." Dengan senang hati, Mila menerima suapan buah tersebut.

Kehadiran Oma dan Opa mampu mengembalikan kebahagian di wajah Mila yang sempat redup. Mila ingat, setiap kali Oma dan Opa datang berkunjung, mereka pasti selalu membawa tawa. Karena Nenek dan Kakek dari sisi Mama sudah meninggal, Oma dan Opa adalah orang terdekat bagi Mila selain Mama dan Papa.

Shattered GlassWhere stories live. Discover now