DELAPAN

76 4 0
                                    

DELAPAN


Mike memandang tajam kearah Saka dengan kedua tangan yang mengepal erat. Entah-lah…dia tidak suka melihat Lila di peluk oleh orang lain! Dia saja yang sudah membayar muka 30 juta belum mencicipi sedikitpun tubuh wanita itu.


" Apa yang kalian berdua lakukan?"Mike memandang sinis kearah Lila yang terlihat menunduk takut dengan kaki yang bergemetar dan lemas.


Oh...sungguh Lila takut Saka akan memberitahu Mike.


Saka memandang  penuh tanya pada Mike dan Lila. Dia belum mengerti sedikitpun, mengapa Lila dan Mike bisa saling mengenal. Bukankah wanita itu takut pada Mike. Batin Saka bertanya penuh kebingungan.


"Tunggu dulu, Mike!"Sergah Saka cepat saat melihat Mike yang ingin melangakah menuju Lila yang berjarak sekitar dua meter di antara mereka berdua.


"Apa?"sinis Mike tajam.


Saka menghembuskan nafasnya gusar. Tidak biasanya penjahat kelamin di depannya ini marah apabila ia menyentuh dan bahkan mereka akan menggunakan bergilir wanita malam yang di bayar oleh Mike. Tapi sekarang kenapa dia terlihat marah? Huh!


"Siapa dia? Apa kau mengenalnya? Kenapa kau menonjok aku dan marah saat ini? Kamu mengenalnya?"berondong Saka  dengan berbagai macam pertanyaan.

Lila semakin gemetar takut ditempatnya berdiri. Bahkan wanita itu telah memejamkan matanya kuat. Getaran yang berasal dari ponselnya sedari tadi bahkan tidak sempat di lihat olehnya. Pasti sudah ada puluhan pesan yang masuk.


Mike menghentikan langkahnya sejenak. Dan memandang intens kearah Lila yang masih setia menunduk takut dengan kaki yang gematar. Mike berdecih sinis melihat kaki Lila yang gemetar. Dia takut karena telah di tangkap basah berselingkuh dan bermain-main dengan temannya. Pikir Mike penuh kotor dan negatif tentang Lila, karena melihat Lila dan Saka yang berpelukan begitu erat tadi, bahkan, Saka teman bajingannya itu terlihat mencium berulang kali puncak kepala budakknya, ah pelac*rnya. Mike merasa terhina dan tersinggung karena di manfaatkan oleh Lila.


Saka memandang Lila hancur, hati Saka sakit melihat Lila yang seperti itu. Ah, dia sungguh pengecut!


"Angkat kepalamu!"perintah Mike arogant dengan nada sinis padaLila.
Lila tidak bergeming dan menurut pada perintah Mike. Dia takut Mike akan mengenalinya walau Lila yakin laki-laki itu tidak akan mengetahui tentang perbuatannya dulu, karena laki-laki itu mabuk berat dulu pada saat melakukannya. Saksi mata yang kuat hanya Saka yang berada di tempat kejadian.

“Angkat kepalamu wanitaku, ah budakku, pela*urku!"Perintah Mike arogant dengan nada ejek kali ini.
Hati Lila sakit mendengarnya. Dadanya bergemuruh kuat di dalam sana. Demi kamu, Pian. Lila mencoba menguatkan hatinya. Lila tetap menunduk, biarlah dia di hina asalkan Mike tidak boleh mengenalinya!


Mata Saka melotot kaget dan tidak percaya mendengar ucapan Mike barusan. Apa maksudnya? Kenapa bisa seperti ini? Beribu tanda tanya bergelanyut menumpuk di otaknya.
Pe*acur? Saka geram pada Mike tapi di tahan sebisa mungkin olehnya, dia tidak akan memberi tahu siapa Lila kalau sudah begini ceritanya. Budak dan pelacur? Saka semakin merasa bersalah pada Lila.


Mike geram dengan mata yang telah memerah. Sial ! Wanita di depannya ini mampu membuat dia emosi, padahal selama ini dia tidak pernah menunjukan emosinya pada orang lain, dia sangat pandai mengatur emosinya terutama pada dia yang telah pergi meninggalkan dirinya dengan kejam.


"Angkat kepalamu!"teriak Mike sedikit keras kali ini.


Lila terlonjak kaget dan mengangkat kepalanya sedikit, mengintip Mike yang kedua tangannya telah mengepal erat di depan sana.


"Awas kau!"ucap Mike geram dengan langkah lebar menuju Lila "Tidak! Jangan Mike!"Cegah Saka dan menarik tangan Mike agar
Mike tidak menyakiti Lila.

"Lepas! Pulanglah!"


"Jangan sakiti dia! Kamu salah paham!"Saka menjelaskan dengan raut wajah yang serius.


Mike terkekeh menedengar ucapan Saka barusan.
Mike memandang kearah Saka ejek,

"sejak kapan aku suka memukul atau menyakiti perempuan?"tanya Mike sinis.


Saka terdiam membisu, benar! Semarah-marahnya Mike, laki-laki itu tidak pernah main tangan pada kaum perempuan selama Saka bersahabat dan dekat dengan Mike. Saka tidak pernah melihatnya.


"Kalau kamu tidak ingin pulang, ya sudah."acuh Mike malas dengan langkah yang menuju Lila.


Mike tersenyum mesum kearah Lila. Aroma bedak bayi dan minyak kayu putih di tubuh wanita di depannya membuat Mike gemas.


"Kayak, bayi. Aku suka." Mike mengendus leher Lila rakus. Saka membuang wajahnya kearah lain.
Bahkan beberapa orang yang ingin mengantar berkas untuk Mike, mengurunkan niatnya melihat tengah ada insiden di atas ruangan bos besar mereka.


"Kamu harus menjelaskan nanti di atas ranjang tentang kejadian tadi."bisik Mike geram kali ini.


Jantung Lila berdetak cepat. Dia sungguh takut? Ranjang? Kepalanya tiba-tiba terasa amat nyeri. Dia tidak siap sama sekali untuk hal itu.
Mike merangkum dagu belah Lila dengan telapak tangan besarnya. Lila mendongak menatap tepat pada manik Mike, manik yang dimiliki oleh anaknya juga, sama persis.


"Lihatlah kami, Saka!"perintah Mike arogant pada Saka.


Dengan cepat Mike malahap bibir Lila. Lila kaget dengan tubuh yang kaku. Pandanganya kosong ke depan.
Lagi Saka membuang wajahnya pahit kearah lain.


Mike bahkan menggigit-gigit sedikit kuat bibir Lila, membuat Lila mengaduh sakit. Air sali*a juga menetes di dagu Lila, Mike menyeka dengan sensual air Sa*iva di dagu Lila dan memasukan sal*va itu ke dalam mulut Lila. Sial ! Lila ingin muntah rasanya, Mike memasukan jempol tangannya yang penuh dengan tetes saliva mereka berdua.
Mike tersenyum puas melihat raut wajah Lila yang menahan muntah. Sedikit hukuman, karena ingin memanfaatkan temannya juga.
Mike menghadap kearah Saka dan menebar senyum hangat padaSaka.


"Kamu tau siapa dia sekarang? Dia wanitaku, ah penghangat ranjangku sekarang, tapi maaf untuk kali ini dia hanya boleh aku miliki seorang. Tidak ada istilah bergilir!" Ucap Mike tegas lalu menarik tangan
Lila kasar agar mengikuti langkah lebarnya. Walau Lila mengaduh sakit Mike tidak menghiraukannya.

Saka bergeming di tempatnya dengan pandangan nanar. Sial! Sial! sial! Bahkan Saka menjambak kasar dengan raut wajah yang frustasi, marah, menyesal telah bercampur menjadi satu.


Apa maksudnya tadi? Saka tidak mengerti sedikitpun! Dia harus meminta penjelasan lebih pada Lila.


"Arggg!"Raung Saka sakit.


Dia menyesal. Amat menyesal!


"Andai dulu aku tidak takut di sebut orang pe*ofilia, mungkin dia telah jadi milikku sekarang!"raungnya penuh sesal.


Tbc

Ebook Tuanku Ayah Anakku sudah ready guys, bisa beli dan download di playbook bagi yg mau baca cepat sampai tamat :)

TUANKU AYAH ANAKKUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang