Bab 3 : Jalan-jalan

46 4 1
                                    

"Enak ga makanan nya?" tanya Rafkha.

"Enak, Kak. Makasih ya," balas Cia. Rafkha pun hanya balas tersenyum mendengarnya.

Mereka masih di cafe xxx. Setelah saling memesan minuman, kini kedua nya memesan makanan berat. Karena cafe disini lumayan lengkap, selain ada coffe, dessert, mereka juga ada menu makanan berat.

"Habis ini mau kemana?" tanya Rafkha.

"Hah? Aku kan ada ker-"

"Jangan bohong Cia, sekarang udah jam setengah dua," ujar Rafkha memotong omongan Cia.

Cia pun melotot mendengarnya, hingga tanpa sadar memegang tangan Rafkha untuk melihat jam yang melingkar ditangan lelaki itu.

'Anjirr bener lah, lupa lagi gue!

Cia pun hanya bisa menyengir kuda, "Hehehe.."

Rafkha pun menggeleng melihat kelakuan gadis satu ini, sungguh unik. Jujur ini pertama kali Rafkha dekat dengan cewe yang umur nya jauh lebih muda dari dia, beda 8 tahun.

"Jadi, mau kemana?" tanya nya sekali lagi.

"Gak tau."

Alis Rafkha mengerut mendengar jawaban Cia, "Kok, gatau."

Cia mengangguk, "Iya, gatau Kak. Kak Rafkha mau kemana lagi emang? Kalo Cia sih selesai ini, ya langsung pulang kerumah."

"Hm, oke. Kita main dulu ya," ucap Rafkha akhirnya menentukan.

"Main kemana, Kak? Cia lagi bokek, hehehe. Besok-besok lagi aja deh mainnya ya? Cia kesini juga karena kan di traktir-"

"Sstt! Aku traktir Cia."

"T-tapi kan-"

"Gaada tapi-tapi. Aku yang ngajak ketemu, ya aku juga yang bayarin."

"Iya, bayarin makan aja kan."

"Engga, kita jalan-jalan, dan aku yang bayarin."

'Busettt, orang kaya mah bebas dah!

"Yaudah iya, Kak Rafkha. Makasih ya?" Akhirnya Cia pun nyerah. Rafkha ini tipe orang yang maksa ya ternyata? Huh, untung ganteng.

"Sama-sama."

Kedua nya pun segera menghabiskan makanan nya, dan keluar dari cafe setelah Rafkha membayarnya.

Cia berjalan dibelakang Rafkha, mengikuti langkah kaki lelaki itu menuju mobilnya.

'Ya Allah, mobilnya rubicon. Izinin Cia buat punya satu dirumah, Ya Allah

Rafkha membuka kan pintu mobil untuk Cia, "Silahkan, hati-hati kepala nya kejedot."

Cia pun tersenyum malu, dan segera naik. "Makasih, Kak."

Rafkha mengangguk, lalu menutup pintu mobil, dan berjalan memutar menuju pintu kemudi.

"Woah! Panas banget didalem," ujar Rafkha sambil menyalakan mesin mobil, dan segera menghidupkan AC nya agar di dalam mobil terasa lebih adem.

"Gerah ya?" tanya Rafkha pada Cia, yang ternyata sedang mengipasi diri nya sendiri menggunakan casing hp nya.

"Hehe, sedikit Kak. Wajar sih, orang mobil nya abis kepanasan kan?"

Rafkha tersenyum sambil mengangguk, "Iya."

"Kalo aku buka cardigan nya boleh engga kak?" tanya Cia ragu.

"Buka aja, daripada kegerahan."

Cia pun membuka cardigan ungu nya itu. Tanpa sadar Rafkha pun terpaku pada kecantikan Cia. Kulitnya putih juga ternyata. Kalo Rafkha sendiri sih, sedikit tan, tapi tetap manis.

Little Girl and Posessive ManTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang