Bab 5 : Pacaran

63 4 0
                                    

Selama perjalanan pulang, Rafkha terus saja mengumpat. Bagaimana bisa Cia berada disana tadi? Bukannya gadis itu izin pada nya untuk pergi nongkrong di cafe? Kenapa tiba-tiba ada di diskotik? Dan lagi, dengan pakaian seterbuka ini?

"Sial! Siapa yang membawa gadisku ke tempat seperti itu!" umpat Rafkha seraya memukul setirnya.

Rafkha benar-benar terkejut, ketika melihat Cia berada disana tadi. Benar-benar tidak menyangka Rafkha akan menemukan gadis itu disana dalam keadaan mabuk. Apa Cia memang suka mabuk-mabuk an seperti itu? Tapi dia tidak pernah bilang pada Rafkha sebelumnya. 

"Nghhh.." Cia sedikit menggeliat di kursi penumpang itu. 

Rafkha menengok kearah Cia. Perlahan gadis itu meringis, seraya memegang kepala nya. "Sshh.. pusing, hiks. Aku dimana? Mau pulang," ucap nya gundah tanpa membuka kedua matanya. 

Melihat Cia yang seperti itu, Rafkha sedikit menepikan mobil nya sebentar.

Lelaki itu pun membuka sabuk pengaman Cia, dan membawa gadis itu keatas pangkuannya. "Kamu ringan banget sih, Cia. Suka makan ga sih, hm?" ujar Rafkha pelan, sambil mencuri kecupan pada bibir mungil gadis itu. 

Rafkha membenarkan posisi duduk Cia, hingga benar-benar nyaman diatas pangkuannya. Setelah dirasa nyaman, Rafkha kembali menjalankan mobilnya.

Jadi posisi saat ini, Rafkha menyetir sambil memeluk Cia yang kembali terlelap diatas pangkuannya. Gadis itu menyandarkan kepala nya dengan nyaman di dada bidang Rafkha. Tanpa sadar juga Cia memeluk Rafkha erat. 

"Begini lebih baik," gumam Rafkha, sambil sesekali mengusap belakang kepala Cia.

***

Setelah menempuh perjalanan kurang lebih 1 jam, mereka akhirnya tiba di apartement Rafkha. 

Kenapa Rafkha lebih memilih membawa gadis itu kesana dibanding kerumah nya? Karena cowok itu tidak mau membuat Mama nya Cia khawatir jika melihat kondisi anak gadisnya mengenaskan seperti ini. 

Terlebih lagi dengan pakaian seterbuka ini. Tapi, bagaimana bisa Mama nya mengizinkan Cia keluar malam-malam dengan pakaian kurang bahan seperti ini? Rafkha benar-benar tidak habis fikir. 

Rafkha terus saja menggendong Cia bak koala itu hingga mereka sampai di lantai apartement Rafkha, lantai 15. 

Begitu lift terbuka, sampai lah mereka di apartement mewah itu. Langsung saja Rafkha membawa Cia menuju kamarnya. Lalu di tidurkan lah gadis itu diatas kasur miliknya.

Ting Nong!

Setelah mengecup sekilas kening Cia, Rafkha berlalu untuk membuka pintu apartement.

"Hey, bro! Kok balik sih? Gue, Salim, sama yang lainnya nyariin elo dari tadi!" ucap Izan, sahabat Rafkha sejak kuliah.

"Nih, susu yang lo suruh bawa tadi." Izan menyodorkan satu kantong kresek berwarna putih, yang isi nya ada 10 kaleng susu murni.

"Thank's, Zan." Izan mengangguk.

"Itu buat apa sih?"

"Buat cewek gue."

"Hah? Marissa maksud lo?"

Rafkha berdecak malas mendengarnya, membuat Izan terkekeh. "Oke-oke, sorry bro!"

"Terus itu buat siapa?"

"Ciara."

"Who's Ciara, Man?" tanya Izan dengan logat so inggris nya.

Tanpa menjawab pertanyaan Izan, Rafkha segera berlalu ke kamar nya untuk menemui Cia.

Tapi Izan malah mengekori nya dari belakang. Rafkha segera berbalik menatap Izan, "Lo kalo laper pesen makanan aja. Tapi jangan ikut gue ke kamar," peringat Rafkha.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 11 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Little Girl and Posessive ManTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang