***
"DIH APAAN? HARI INI JATAH ANAK BASKET YA YANG MAKE LAPANGAN!"
Di siang hari yang sangat terik, disaat tenaganya sudah terkuras habis karena menahan diri agar tidak tumbang, Ricky sebagai ketua ekskul basket lagi-lagi harus cekcok dengan ketua ekskul sepak bola.
"Lah nyolot anjing! Lagian gue udah izin pak imam, eskul sepak bola bakal turnamen minggu depan!" ketua ekskul sepak bola alias park gunwook menyahut tak malah solot.
Ricky menghela napas. Memegang kepalanya yang benar-benar pening. Ia tengah tidak enak badan sebenarnya tapi tetap memaksa hadir setelah mendengar dari rekan timnya jikalau ekskul sepak bola kembali mengambil alih lapangan mereka setelah dua minggu berturut-turut sudah memakainya. Jelas Ricky marah.
"Ci udah ci, lo kan juga lagi sakit mending kita ngalah aja" jeongwoo menengahi. Memegang lengan sang teman, berusaha menuntun Ricky untuk mundur dari paparan sinar matahari.
"Gak bisa je. Dua minggu, udah dua minggu kita biarin mereka make lapangan basket seenak jidat. Kita juga butuh latihan" kata Ricky, kekeuh.
Gunwook terkekeh sarkas. "Sok latihan-latihan, ekskul basket juga ekskul paling gak berguna di Bintara." ejeknya.
"Buset gun, kata gue udahan aja. Lagian kita juga tau diri lah udah minjem lapangan mereka dua kali" si sisinya, Gyuvin merasa tak enak. Apalagi wajah Ricky yang terlihat semakin tersulut emosi.
"Iya gun, mending kata gue kita minjem lapangan anak badminton aja mereka kayaknya santai-santai" haruto menambahi. Mencoba menarik gunwook pergi dari hadapan Ricky.
"Lo..." Ricky menuding Gunwook. "Ekskul basket emang gak sekeren itu buat bersanding sama ekskul lo. Tapi ekskul basket jauh lebih waras dan manusiawi. Gue, sebagai leader gak pernah bikin rekan tim gue sampe cedera parah dan cacat. Silahkan nikmati lapangan ini sesuka hati lo, gue bersumpah lo kalah kali ini"
Setelah mengatakan itu, Ricky pergi sembari di tuntun oleh Jeongwoo karena dirinya benar-benar sudah lemas. Sedangkan anak-anak basket yang sejak tadi melihat hal itu juga tak bisa protes lagi, mereka jauh lebih mementingkan kondisi Ricky yang semakin pucat.
"Rick lo gak pa-pa kan?" Junhyeok bersuara, khawatir melihat Ricky yang sangat lemas di papah Jeongwoo.
"Gak pa-pa, Jun. Lo tolong awasi anak-anak ya hari ini? Gue beneran udah gak sanggup"
"Gampang rick. Lo abis ini ke uks aja, istirahat terus minum obat."
"Iya, thanks ya jun"
"Yoi sama-sama"
Sedangkan di sisi lain, Haruto mengacak rambutnya frustasi.
"Lo keterlaluan banget anjing! Selama ini anak basket udah baik-baik ngasih kita lapangan dua kali berturut-turut. Lagian pak imam juga bilang kalo besok lapangan sepak bola udah beres, lo bisa sabar!" Haruto berujar dengan suara yang tertahan.
"Tau nih si babi! Lagian kita bisa kali libur dulu latihan. Turnamen ini gak yang hobah hobah amat" Gyuvin menimpali.
"Gue terlanjur kesel" sahut Gunwook enteng.
"Kalo lo kebawa masalalu lo sama Ricky, ini bukan tempatnya. Omongin baik-baik sebelum terlambat." celetuk Haruto yang sukses membuat Gunwook membatu.
Membenarkan dalam hatinya atas ucapan sang teman.
Ia selalu menganggap Ricky musuh usai kisah mereka berakhir satu bulan yang lalu. Semua karena kesalahpahaman Gunwook tengang Ricky yang ia kira selingkuh yang sampai saat ini tidak ia ketahui kebenarannya."Lagian gue denger dari Jeongwoo, Jingxiang itu sepupu jauhnya si Ricky"
***
Ricky mengerjapkan matanya setelah sinar matahari seolah membuatnya silau. Ia memandangi sekitar dan rupanya ia masih berada di uks. Di sampingnya ada Jeongwoo yang tengah memainkan ponsel.