hukuman?

45 3 0
                                    

Karin menampar kuat pipi galen. Dia benar benar muak, iya dia mengerti dia salah tapi ini bukan sepenuhnya salahnya kan? Galen saja yang tidak mengerti bagaimana perasaan karin saat ini.

"Setidaknya lo nanya gue gimana sekarang mas!! bukan malah marahin gue terus!! gue sakit gue juga sakit hikss sakit mas galen". Karin menunduk dengan bahu bergetar galen juga sakit dia sakit melihat adik perempuannya menangis seperti ini.

Galen menghela nafas pelan emosinya tidak bisa di kontrol sekarang. Dia memeluk erat karin demi menenangkan si bungsu. Oke anggap saja galen sadar dia sudah keterlaluan.

"Sorry, gua cuma gak mau lu sembunyiin apapun dari gua rin. Jangan, cukup ini pertama dan terakhir kalinya lu sama temen gua". Bisiknya pelan sembari mengeratkan pelukan.

Karin diam dia tidak membalas pelukan dari galen. Karin mendorong pelan tubuh kakak nya lalu mendongak menatap galen yang tengah menatapnya bingung.

"Lo tau semua kelakuan temen lo tapi lo diem? Lo sendiri secara ga sengaja ikut bikin gue sakit mas". Galen memejamkan mata sekilas lalu kembali menatap adiknya.

"Iya gua salah, gua minta maaf.. mas minta maaf ayin".

"Lo, manggala, siapa lagi yang tau? Laki laki gila!!". Karin turun dari meja lalu kembali menatap galen dengan tatapan tajam meski matanya kembali berkaca kaca tapi tatapan itu sangat menusuk.

"Gue juga udah tau dari lama, cuma gue nunggu lo sebagai abang gue bakal ngelakuin apa kalo tau ade nya jadi selingkuhan". Galen diam. Dia benar benar terpojok sekarang.

"Haha ternyata apa? Ngga ada lo ngelakuin apapun. But yeah gue bisa bongkar bahkan balas semuanya sendiri".

"Balas? Maksud lu?". Karin mengusap air matanya.

"Lo ga sebodoh itu buat ngerti apa maksud gue, mas galen".

"Sky?". Karin menggeleng dia mendorong galen agar sedikit menjauh lalu berjalan meninggalkan galen yang masih berpikir.

"Ayin".

"Gue ga akan kasih tau lo, satu lagi gue ga mau pulang". Karin menoleh kearah galen yang juga menatapnya.

"Kalo lo mau bawa pacar lo kesini silahkan asal jangan ganggu gue".

"Ga akan sakit hati kalo niel gua bawa kesini?". Karin mengangkat bahunya acuh, dia segera keluar dari kamar dan meninggalkan galen.

Setelah menutup pintu karin langsung terduduk tepat di depan pintu. Kakinya tiba tiba lemas dan dadanya juga sesak. Air mata kembali mengalir. Karin menggigit bibir bawah menahan isakan.

Dia bohong semua hal yang dikatannya pada galen itu bohong. Dia benar benar baru tau dari dean dan tidak memiliki hubungan dengan siapapun selain dengan revan sebelumnya. Dengan susah payah karin berusaha berdiri dengan berpegangan pada dinding.

Berjalan sempoyongan karena kepalanya benar benar pening bahkan dia beberapa kali terjatuh. Hati nya benar benar hancur cinta pertamanya sendiri yang membuat hatinya begitu sakit seperti di tusuk ribuan duri.









Sedangkan yang terjadi di dalam kamar setelah karin keluar. Galen bingung ia kembali dilanda kebingungan. Dia terus berpikir siapa dengan siapa? Sial kepalanya juga ikut pening karena masalah ini.

Galen duduk di tepi kasur dengan rambut blonde yang sudah berantakan. Dia baru saja selesai menghubungi kekasihnya untuk datang kemari. Dia ingin bertemu dengan kekasihnya dia ingin memeluk si manis dengan erat, mungkin saja emosinya akan redam sedikit.

Setelah menunggu sekitar setengah jam lebih bel apart berbunyi galen segera keluar kamar dan menuju pintu utama. Ia membuka pintu dengan senyum manis dan memeluk kekasih manis nya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: 4 days ago ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

only sister (Karina)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang