BM 3

37 8 2
                                    

Cukup lama Selena dan Zion berada di rooftop berdua. Hingga bel istirahat pun berbunyi. Selena melirik kearah Zion yang tertidur di pundaknya setelah menangis.

"Zion bangun, udah jam istirahat" Selena menepuk pelan pipi Zion. Zion hanya menggeliat pelan.

Selena tertegun beberapa saat, dia mengamati wajah Zion saat sedang tidur. Wajahnya bisa dikatakan tampan dengan perpaduan manis yang menggemaskan, walaupun kata orang Zion dan teman-temannya merupakan berandalan sekolah tapi Selena yakin ada alasan dibalik sikap Zion yang seperti itu.

Karna Zion seperti tidak terganggu sedikit pun, akhirnya Selena memutuskan untuk bangun dari duduknya dan membiarkan Zion terjatuh.

"Aduhhh" pekik Zion. Zion membuka matanya perlahan dan mengusap-usapnya.

"Bisa gak sih bangunin gua pelan-pelan ishh" gerutu Zion.

"Udah gua bangunin pake cara lembut aja Lo gak bangun, yaudah terpaksa pake cara ini" Zion tanpa sadar mencebikkan bibirnya, jatuhnya malah menjadi menggemaskan di mata Selena.

"Ayo istirahat" Selena menjulurkan tangannya kearah Zion, Zion pun menerimanya. Dia bangun karna tarikan Selena.

Mereka berdua pun turun ke bawah untuk menuju ke kantin.

"Eum... Sel" panggil Zion. Selena menoleh.

"Kejadian tadi jangan kasih tahu ke siapa-siapa ya" pinta Zion dengan wajah memelasnya. Selena menaikkan sebelah alisnya.

"Kejadian yang mana? Yang Lo nangis itu?"

"Stttt.." Zion langsung menutup mulut Selena dengan telapak tangannya.

"Pokoknya jangan kasih tau siapapun kalo gua nangis, gua malu" cicit Zion diakhir kalimatnya. Selena melepaskan tangan Zion yang menutupi mulutnya dan tersenyum tipis.

"Gua gak bakal ngasih tahu siapapun kok, Sans aja" Zion tersenyum didepan Selena. Tanpa sadar kedua tangan mereka saling bertautan. Selena mengelus lembut tangan Zion.

"Lo cowo, tapi tangan Lo lembut juga ya" Zion langsung melepaskan tangannya dari genggaman Selena.

"A-apaan sih" Zion memalingkan mukanya dari hadapan Selena. Dia salting ngomong-ngomong.

"Pipi Lo kok merah?" Tanya Selena. Zion langsung memegang pipinya.

"Bukan urusan Lo!" Zion buru-buru pergi darisana dengan jantungnya yang berdegup kencang tidak karuan.

Diam-diam Selena tersenyum senang. Lucu sekali melihat ada laki-laki yang salting karna di puji seperti itu.

Zion memutuskan untuk pergi ke kamar mandi dan mencuci mukanya lalu menghampiri teman-temannya yang pasti sudah berada di kantin.

"Eh itu Zion" kata Naufal.

"Sini Zi" Bastian melambai-lambaikan tangannya kearah Zion.

Zion pun menghampiri mereka dan duduk disamping Shaka.

"Darimana Lo? Habis dipanggil kepsek tiba-tiba ngilang gitu aja" tanya Shaka.

"Gua di rooftop, males banget balik ke kelas" Zion mencomot gorengan tahu yang ada didepannya.

"Bolos gak ngajak-ngajak anjir" kesal Jovan.

"Iya tuh, mana tadi pelajarannya Bu Fauziah males banget dengerin tuh guru ngoceh gak jelas" timpal Bastian.

"Btw tadi itu anak baru juga gak masuk kelas sampe jam istirahat, padahal tasnya ada di kelas" kata Naufal. Zion melihat Jovan yang memicingkan matanya kearah Zion.

"Apa?" Ketus Zion kepada Jovan.

"Lo bolos ya sama Selena, ngaku Lo!" Tuduh Jovan. Zion melemparkan cabe ke arah Jovan.

BERANDAL MANISTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang